23. Semua Dirayakan

1.8K 262 129
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ"Ucen, setelah kita lulus sekolah, kita tetap nikah kan?" tanya Husna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
"Ucen, setelah kita lulus sekolah, kita tetap nikah kan?" tanya Husna.
"Ya iya, dikira nikah ada expirednya."
"Ga akan selingkuh?"
"Naudzubillah, enggalah. Ganteng ganteng gini aku setia ya!"
"Una cantik ga?"
"Cantik luar biasa membahana."

Husna terkekeh dan Husian tersenyum, dia senang karena Husna sudah mulai bercanda seperti biasa. Husna kembali menyuapi Husain sampai jajanan mereka habis. Saat ini mereka sedang duduk di teras depan sambil memakan jajanan yang Husain beli selepas mengaji tadi.

"Aku suka deh kalo kamu panggil diri sendiri pakai nama," ucap Husain membuat Husna menoleh. "Kaya Bunda kalo ngobrol berdua sama Ayah. Lucu aja," lanjutnya.

"Kamu kaya gitu juga dong, Na. Tapi kalo bicara sama aku aja, sama orang lain ga boleh," pinta Husain diangguki Husna tanpa berpikir.

"Serius? Coba dulu sekali," pinta Husain.
"Coba apa?"
"Bilang Una."
"Una."
"Satu kalimat, Sayang."
"Una sayang Ucen."

Husain langsung tersenyum dan menutup wajahnya dengan kedua tangan, lalu Husain tiba-tiba berdiri dan berteriak.

"Husain!" tegur Mbah Nyai dari dalam. Husain malah terkekeh dan menarik Husna berdiri lalu dengan gemas memeluknya.

"Lucu banget kamuu!!!" pekik Husain pelan sambil menggerakkan tubuh mereka selagi berpelukan.

"Ucen sesak," ucap Husna pelan membuat Husain melepaskan pelukan mereka dan meminta maaf, Husain melihat jam tangannya, dia harus kembali ke masjid.

"Una masuk ya, tidur duluan aja, ga usah tunggu aku. Aku ngaji lagi sampai jam sepuluh, paling lama jam sebelas," ucap Husain menarik Husna untuk masuk. Setelah memastikan Husna masuk ke kamar, Husain pergi ke masjid, dia harus mengejar ketertinggalannya saat mengaji karena akhir-akhir ini sering tidak fokus. Husain ditemani Andi dan Reyhan, sedangkan Chandra sudah mengantuk jadi tidak ikut.

Setengah jam mereka benar-benar membedah kitab yang tadi mereka pelajar, Husain menghela napas membuat kedua temannya menoleh.

"Kenapa?" tanya Andi.
"Kangen Husna," jawab Husain membuat Andi dan Reyhan mendengus kesal.

Husain terkekeh lalu duduk mendekati mereka berdua, melihat sekeliling dan berbisik. "Husna tau ciri-ciri pelakunya."

Andi dan Reyhan menoleh, Husain menjelaskan apa yang Husna beri tau kepadanya juga tentang obat yang Husna temukan di teras belakang. Andi dan Reyhan juga tidak bisa menebak siapa pelakunya.

"Masuk akal ga kalo Anisa pelakunya?" tanya Andi.

"Semua orang bisa masuk akal, Di. Bisa juga pelakunya laki-laki," sahut Husain.

"Psikopet sih itu orang, gila aja pakai darah hewan, dari mana juga dia dapat darahnya." Husain mengangguk setuju, ini bukan teror biasa.

"Balik yu, dah malam, merinding," ajak Reyhan.

Harsa HusnaWhere stories live. Discover now