18. Gara-gara Kuda

2.4K 284 139
                                    

Alhamdulillah Ramdhan tahun ini udah mau selesai, semoga semua amal ibadah kita diterima dan bisa ketemu lagi sama Ramadhan selanjutnya 😇🤲

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alhamdulillah Ramdhan tahun ini udah mau selesai, semoga semua amal ibadah kita diterima dan bisa ketemu lagi sama Ramadhan selanjutnya 😇🤲

Jangan lupa dzikir dan terus lakukan hal baik 🫶

Voment juga 👊❤️‍🔥

Happy Reading.

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
🏍🏍🏍

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Ujian kenaikan kelas akhirnya selesai. Sambil menunggu pembagian rapor, biasanya akan ada kegiatan semacam lomba selama satu minggu, Husna juga ikut serta memeriahkan acara itu dengan ikut mendaftar di lomba balap kuda. Husna memang sudah bisa berkuda, otodidak sebenarnya, dulu saat dia diajak untuk berkuda oleh kakak sepupunya, Husna langsung suka dan bisa.

"Emang bisa?" tanya Husain saat Husna menceritakan jika dia ikut lomba.

"Bisalah, kalo ga bisa ga mungkin ikut," jawab Husna sambil mengusap si Ucul.

Husain hanya mengangguk, berbeda dengan Husna yang senang dengan cara seperti ini, Husain sebaliknya, jadi Husain memilih hanya menjadi penonton.

"Ayo ke lapangan, sebentar lagi mulai," ajak Husna.
"Habisin dulu susunya." Husain memberikan susu stroberi yang tadi Husna minum.

Mereka keluar bergiliran, Husna pertama lalu Husain menyusul sedikit lebih lama.

Sampai di lapangan, Husna langsung menemui kedua temannya yang duduk di warung, Husna menyimak apa yang sedang temannya bicarakan.

"Heh Husna, ngapain tadi kamu keluar dari ndalem?"

Husna dan kedua temannya menoleh dan melihat Anisa bersama temannya. Husna menyeringai, "kenapa emang?"

"Kamu godain Gus Husain ya?!"

Husna terkekeh lalu berdiri. "Kalo iya kenapa?"

"Kurang ajar, gatel banget sih kamu!"

"Ngaca, kamu yang gatel, udah tau Gus Husain cuma suka sama aku, masih aja deketin."

Anisa dan temannya langsung pergi meninggalkan Husna.

"Kalo tau yang sebenarnya bisa tantrum tuh anak," ucap Dara diangguki Cia. Husna hanya terkekeh, biarkan saja, toh Husain sudah jelas hanya menyukainya, pikirnya.

"Jadinya kamu pakai kuda nomor berapa?" tanya Cia.
"Nomor empat."

"Hadiah juara pertama apa sih?" tanya Dara.
"Katanya sih uang sama bingkisan gitu."
"Semoga kamu menang, nanti bagi ya hadiahnya."

Husna tertawa dan menangguk, belum tentu juga dia menang.

Satu per satu lomba dimulai, termasuk lomba balap kuda. Peraturannya sederhana, di lapangan akan ada dua rintangan, jika peserta bisa melewatinya akan menjadi nilai tambah, dan mereka hanya perlu mengelilingi lapangan sebanyak lima kali.

Harsa HusnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang