21|TUGAS DARI SANG KETUA

14 7 0
                                    

Happy enjoy to read my story.

To appreciate my work!

Don't forget to leave a trace by voting!

(⁠๑⁠¯⁠◡⁠¯⁠๑⁠)–→🌟

21|TUGAS DARI SANG KETUA

“Kamu tidak boleh putus asa,hancur,remuk,karena ada seseorang yang menganggap dirimu adalah sesuatu yang spesial.”

***

Bel sekolah berbunyi menandakan bahwa pelajaran pagi ini akan terhenti sejenak dengan digantikan oleh jam istirahat. Semua siswa dan siswi disana berlari berbondong-bondong ke kantin. Surga kecil bagi para seluruh pelajar.

Laras dan Mona yang sudah selesai berkutat dengan tugas dari sang guru pun memutuskan untuk pergi ke kantin. Namun,sebelum Laras keluar dari kelas itu,Dewi sudah lebih dahulu mencekal lengan kanan Laras.

"Kenapa?" Tanya Laras menatap lekat Dewi.

Mona. Sahabat Laras itu hanya memutar bola matanya malas dan menatap kosong Dewi yang tengah menahan lengan kanan Laras. Karena dirinya sudah tidak bisa menahan emosi. Mona dengan cepat menggerakkan lengan kirinya menepis tangan Dewi dan membuat cekalan lengannya terlepas.

"Gue,mau bicara sama lo," Jawab Dewi berusaha tenang dan mengontrol emosinya saat ini,karena perlakuan Mona yang dengan sengaja menepis kuat lengannya membuat emosinya terpancing.

"Disini kan bisa." Ucap Mona melipat kedua lengannya diatas dada.

"Gue,mau bahas sesuatu sama lo,Ra,cuma kita berdua." Ujar Dewi tanpa mempedulikan ucapan Mona.

"Dimana?" Tanya Laras bingung. Ia juga tidak tahu,Dewi akan membahas tentang apa.

"Ikut gue." Jawab Dewi mencekal lengan Laras dan memaksa gadis itu untuk ikut dengannya.

Mona yang melihat itu pun tidak tinggal diam,ia sengaja mengikuti langkah kaki Dewi dan sengaja memberi jarak sedikit jauh agar tidak ketahuan.
"Kita liat,seberapa lama lo bakal bersandiwara." Monolog Mona menatap tajam punggung Dewi.

Ruang komputer. Tempat dimana para siswa dan siswi belajar menggunakan komputer,juga mengerjakan tugas. Ruangan komputer hari ini,terbilang sepi,karena hanya ada dua orang siswa yang tengah sibuk mengerjakan tugas sekolah.

Dewi menarik lengan Laras tanpa perasaan,membuat lengan kanan gadis berpita merah itu memerah dan terasa ngilu. Untuk apa Dewi mengajaknya sampai sejauh ini?

"To the point Wi,gue ga punya banyak waktu." Ucap Laras menyentak kasar lengan Dewi hingga lengan Dewi terbentur cukup keras mengenai sebuah meja.

"Gue mau lo,jujur sama gue." Ujar Dewi dengan nada serius. Raut wajahnya tidak memperlihatkan sebuah candaan sama sekali.

Deg.

Mengapa rasanya aneh sekali,kala Dewi mengucapkan kalimat jujur,apa yang sebenarnya Dewi inginkan?

"Lo? Mau nanya apa?" Tanya Laras santai dengan raut wajah datar.

"Lo? Ngga pacaran kan? Sama Harris?" Tanya Dewi beruntun,gadis ini tipikal orang yang tidak sabar,ia sudah menghapal satu persatu pertanyaan yang akan ia berikan. Tapi,bibir Dewi tidak bisa dikontrol karena saking penasarannya.

DIA HARRIS Where stories live. Discover now