01|RAGU DAN KHAWATIR

103 18 0
                                    

YOK VOTE YOK!!🧚‍♀️

MASA,BACA DOANG SIH NGGA VOTE😓

  01| RAGU DAN KHAWATIR?

Bukan aku tidak mempercayai
kamu,tapi hati dan pikiran ku, berpendapat berbeda tentang dirimu.

Laras Gevanya Axelin.

***

Mata Harris menyapu kamar degan nuansa pink soft. Ruangan ini cukup luas,juga terdapat balkon. Konsep kamar ini sederhana,tidak terlalu luas,namun nyaman.
Mempunyai kasur oversize berwarna putih polos,dengan dilengkapi bantal-bantal berbentuk unik,ada bantal guling bermotif cinnamorold,dua bantal kepala berwarna pink soft dengan gambar yang tampak aesthetic gambar bunga tulip berwarna pink kekilauan.

"Hp gue mana ya?" Gumam Laras menyadari sesuatu. Gadis itu merebahkan tubuhnya di atas kasur oversize,kakinya memeluk bantal gulung kesayangannya.

"Ketinggalan mungkin." Jawab Harris.

"Males banget mau ke gudang." Ucap Laras merentangkan lengannya.

"Aku temenin mau?" Tanya  Harris.

"Ngga usah."

"Hmm." Gumam  Harris.

Mata Laras terbelalak sempurna,Harris berjalan perlahan mendekat dan dengan entengnya menjatuhkan dirinya di samping Laras. Membuat gadis itu bergidik ngeri.

"Kamu ngapain?" Tanya Laras berdecak pinggang duduk di atas kasur.

"Gapapa,cuma baring. Ngga boleh?" Jawab Harris secata beruntun,membuat Laras hanya diam dan mengangguk paham.

Harris membalikkan tubuhnya menghadap Laras,lalu ia menarik tubuh mungil gadis itu ke dalam dekapannya.

"Riss." Lirih Laras mendorong bahu lelaki itu.

"Kenapa?"

"Ngapain kamu peluk-peluk gini!" Sentak Laras.

"Aku cape banget hari ini...gapapa kan aku peluk kamu?" Ujar nya dengan berbicara seperti bocil.

Laras menatapnya dengan datar. Ingin sekali ia menoyor wajah Harris di hadapannya ini. Jika saya ia mempunyai tangan berlebih,lengan itu akan ia gunakan untuk menoyor kepala Harris. Tapi sayangnya,gadis itu hanya mempunyai lengan berjumlah dua seperti manusia normal lainnya. Akan terlihat aneh bukan? Jika dirinya mempunyai lengan cadangan? Pemikiran yang sangat abstrak.

"Muka kamu kenapa,komuknya minta di cium." Ujar Harris menggoda.

"Apa sih!"

"Jangan macem-macem!" Desis Laras tajam.

"Ngga. Tapi kalo kebablasan maafin ya." Jawab Harris santai tak berdosa.

"Canda sayang." Lanjut Harris sembari tertawa lepas.

"Bodo amat!" Ketus Laras menatap sinis Harris serta bangkit dari kasur.

"Kamu ngambek?" Tanya Harris memperhatikan gerak-gerik Laras yang tampak sedang menghentak-hentakan kakinya ke lantai bertujuan untuk melampiaskan kekesalan dirinya.

"Ngga,mau ke gudang ambil hp!" Beo Laras masih terdengar ketus di telinga Harris.

"Aku temenin ya,ngga takut?"

"Ngga lah,aku kan ceber."

"Ceber apaan? Ceris kali."

"Cewe berani,wleeee" Ujarnya mengejek Harris. Lidahnya ia keluarkan seraya meledek Harris.

DIA HARRIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang