28. Pisah Ranjang

282 41 11
                                    

Usai diinfokan Dinda pulang, Yansha meninggalkan rapatnya dan buru-buru ke rumah Bunda untuk menemuinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai diinfokan Dinda pulang, Yansha meninggalkan rapatnya dan buru-buru ke rumah Bunda untuk menemuinya. Akan tetapi Dinda tidak ada. Justru perempuan yang sekarang bersama Bunda adalah Andira, gadis yang beberapa hari lalu mendapatkan pelajaran darinya.

Bunda cuma mau buang-buang waktu gue.

Yansha jadi ragu untuk menegur mereka yang masih tidak menyadari kehadirannya.

Bunda menoleh saat mendengar langkah kaki. "Mas," sapanya dengan sumringah. Ia pun beranjak untuk menyusul putranya yang berhenti di tengah jalan, tidak mau bergabung bersama mereka di sofa.

"Kamu dari kantor?"

Yansha mengangguk dengan malas. Kepalanya lalu menengok ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan sang Istri.

"Dinda pergi lagi," ujar Bunda menjawab kebingungan Yansha. Kepalanya menengadah untuk menatap putranya yang kelebihan tinggi badan.

 Kepalanya menengadah untuk menatap putranya yang kelebihan tinggi badan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ndak tahu. Dia langsung kabur pas denger nama kamu."

Kenapa nggak di cegah? batinnya terheran-heran. Padahal sudah jauh-jauh hari Yansha menginginkan wanita itu pulang.

 Padahal sudah jauh-jauh hari Yansha menginginkan wanita itu pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas..." Bunda menggenggam tangan kiri Yansha yang tidak memegang apa-apa. Bunda harus membuat anak ini paham. "Dinda main tangan sama Andira. Dia tiba-tiba datang dan bersikap kasar. Omongannya juga ndak sopan sama sekali."

Kasih Tak SampaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang