PART 39

2.6K 207 11
                                    

Happy reading

***

"A-abang.."

Daniel terpaku ditempatnya ketika melihat keadaan sang adik yang tak baik-baik saja. selama diperjalanan bahkan ia berekspektasi tinggi, ia mengira akan disambut sesuatu yang membahagiakan.

"Ya.. Abang disini, ada yang sakit?" Daniel menanyakan keadaan lintang terlebih dahulu ketika dirinya berada disamping ranjang sang adik.

"D-disini.."

Kata-kata yang terucap dari kedua belah bibir lintang terdengar lirih, sangat lirih.

Daniel menahan nafasnya saat menatap mata sayu tersebut juga kedua bibirnya yang pucat saat memaksakan untuk mengeluarkan keluhannya.

"A-aku.. k-kenap-pa?"

Nafasnya kembali ia tahan, bimbang dengan apa yang akan ia jawab.

"Nanti papa yang beritahu" ucapnya bertepatan dengan dirinya yang duduk santai di salah satu kursi penjenguk yang disediakan.

"K-kenapa ss-sakit?" Lintang kembali bertanya dengan lirih.

"Bagian mana?" Daniel bertanya dan dibalas dengan gerakan lemah lintang yang memegang dadanya.

Daniel mengusap penuh kasih sayang bagian yang dirasakan sakitnya oleh sang adik.

"L-lepaas.. I-ini" lintang kembali menggerakkan tangannya dengan lemah kearah mulutnya yang terpasang masker oksigen.

"Tunggu sebentar"

Daniel beranjak dari duduknya dan berjalan kearah samping ranjang yang bersebrangan dengan tempatnya, menekan salah satu tombol untuk memanggil petugas kesehatan.

Tak berselang lama kemudian terdengar langkah kaki heboh dari depan pintu, dan saat itu juga Sion datang dengan beberapa asistennya yang mengikuti.

"Telat 5 detik" ucap Daniel datar.

Sion mengatur nafasnya, "dasar tidak berperikemanusiaan" balasnya lalu melenggang pergi menghampiri adik kesayangannya.

"Periksa sebentar, oke?"

Lintang mengangguk lemah ia kembali menanyakan apa yang terjadi dengan dirinya namun hanya dibalas senyuman oleh sion. setelahnya justru ia yang tersenyum senang ketika sesuatu yang membuatnya tak nyaman terlepas dari area hidungnya.

"Soal pertanyaan itu, aku akan berunding" Ujar Sion sebelum meninggalkan ruangan VVIP khusus anggota keluarga tersebut.

Daniel kembali duduk ditempatnya sembari melihat lintang yang ingin berbicara tetapi ragu sehingga menunjukan gelagat aneh, "kenapa? Ada sesuatu?" Tanya Daniel.

"Emm.. k-kapan pulang.."

Daniel tak langsung menjawab, ia menatap selang infus ditangan Sang adik yang terhubung pada benda tabung yang tergantung ditiang dekat ranjang.

"Kita pulang setelah infusnya habis" jawab Daniel setelahnya.

"Boleh aku minum?" Tanya lintang hati-hati.

"Tentu"

Daniel berjalan kesisi lain ranjang, disana terdapat meja yang diatasnya terletak botol berwarna biru bergambar kartun pororo, "ini, minum perlahan" Setelah menyerahkan botol tersebut Daniel berpindah pada pojok ruangan yang terdapat sofa disana.

Setelahnya ruangan hening tanpa adanya satu pembicaraan, Daniel fokus pada gadgetnya, dan lintang yang sibuk memandang keluar.

'Suasana yang menyebalkan' batin lintang.

LINTANG ANGKASA ‹SMITH›Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang