PART 15

6.2K 246 2
                                    


vote?

Happy reading

***

Lintang kembali mengerjakan matanya berkali-kali, ia kira pandangannya masih gelap, tapi ternyata ruangannya memang gelap. kepalanya didera rasa pusing yang sangat teramat pusing.

Cling

dan apa-apaan ini, tangannya di rantai, juga kakinya, ia hanya bisa melangkahkan kakinya sebanyak 2 langkah dari tempat berdirinya karna terbatas oleh rantai, dan ia baru saja menyadarinya. pikiran negatif terus menerus masuk di otaknya.

Tap

Tap

Tap

suara derap langkah kaki terdengar jelas disekitarnya karna ruangan yang sangat hening, Lintang melihat takut-takut pintu yang ada tepat didepan ia berdiri.

Ceklek

pintu terbuka dan masuklah beberapa pria yang bahkan dirinya tidak sama sekali mengenalinya, tapi tunggu...dari beberapa orang tersebut, ia tidak asing dengan satu wajah. mtanya membola terkejut.

"A-yah" ucapnya terbata.

ia sangat terkejut, didepannya sekarang berdiri angkuh sosok ayahnya yang sudah lama tak ia jumpai.

"oh kau masih mengenaliku ternyata, ingatanmu cukup baik" ucap orang tersebut yang diakui adalah ayah lintang.

"kau akan apakan anak ini?" tanya seseorang yang berada disampingnya.

"terserah" jawabnya Ayah lintang dengan acuh.

"Oh, kau tak peduli? di bahkan masih memiliki satu darah denganmu" ucap orang asing tersebut disertai kekehan.

"tidak usah banyak bicara, cepat serahkan uang yang sudah kau janjikan itu" ucap Ayah lintang dengan sarkas.

"dan aku akan bermain sebentar dengan anak bodoh ini, kau bisa keluar sebentar" Lanjutnya.

"Oke, temui aku nanti ditempat seperti biasa"

Setelahnya beberapa orang asing tersebut meninggalkan ruangan yang sekarang hanya berisikan lintang dan Ayah kandungnya.

Ayah lintang berjalan menuju sudut ruangan, mengambil beberapa barang yang lintang tidak bisa melihat jelas barang apa itu, lalu kembali melangkah mendekati lintang dengan cambuk ditangannya.

"Sudah lama bukan benda ini tak menyentuh tubuhmu lintang? kau terlalu asik dengan keluarga barumu itu" ucapnya sambil dengan sengaja menekankan beberapa kata.

***

"BAGAIMANA BISA LINTANG MENGHILANG! HAH!?" Teriakan yang penuh amarah menggema di mansion Smith.

Daniel sedang dipenuhi kabut amarah, karna sepulangnya ia dari kantor tidak mendapati Adik kecilnya di sekitar mansion.

BUGH

"BAJINGAN, KALIAN SEMUA TIDAK BECUS!!"

Pukulan demi pukulan ia layangkan pada bodyguard keamanan yang tidak becus menjaga adik kesayangannya.

"Kak, kita sebaiknya mencari keberadaannya, daripada membuang tenaga untuk menghajar mereka" tutur Graviel.

"Tunggu hukuman kalian nanti!" ujar Daniel dengan penuh penekanan.

"Cepat beritahu semua orang" titah Daniel.

"Aku sudah menghubungi semua orang, bersabarlah kak" Kata Graviel.

Tak lama dari itu Suara kendaraan terdengar memasuki kawasan mansion. mobil Aldrich terparkir asal di halaman mansion diikuti oleh kedatangan Allaric, Axellio dan sang papa.

lalu setelahnya disusul oleh Twins dan Arthur.

sedikit penjelasan:
Arthur dan twins masih menyandang marga Smith dikarenakan orang tua mereka (Papi) adalah saudara tiri William dan Devano.

BRAK!

pintu utama mansion di buka dengan kasar, lalu masuklah William, dan disusul yang lainnya.

"Bagaimana dengan Lintang?" tanya William dengan nada dinginnya. ia sebenarnya murka mendengar kabar hilangnya anak bungsu kesayangannya, tetapi ia tak ingin memperkeruh keadaan.

Di ruangan itu, terlihat juga Rey yang tengah berusaha mencari rekaman cctv sekitar mansion, dengan peluh membanjiri wajahnya, berharap semoga ia selamat setelah ini.

"T-tuan besar, cctv di halaman depan menunjukan tuan kecil pergi keluar dari gerbang mansion" jelasnya dengan sedikit terbata-bata.

"tapi cctv luar memperlihatkan, tuan kecil dibawa oleh orang asing dengan menggunakan mobil hitam" lanjutnya.

"berikan rekaman itu padaku"

"ini tuan"

William melihat dengan seksama rekaman cctv yang diberikan Rey.

"mobil ini bahkan sangat asing" gumamnya.

"Tidak ada informasi lain?" tanya Aldrich.

"Saya sudah melacak mobil tersebut tuan besar, dan jejak terakhir yang ditinggalkan berada di lokasi ini" ujar Rey.

"Cepat tunjukan padaku" titah Daniel.

"ini tuan muda"

Daniel melihat titik dimana mobil yang menculik lintang, ia merasa tidak asing.

"Aku rasa Aku tau dimana tempat ini kak" Celetuk Aldrich.

"Kita kesana sekarang"



______________________________________________

happy New year.

.
.
.



.
.
.


LINTANG ANGKASA ‹SMITH›Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang