PART 06

11.9K 464 1
                                    

Vote?

Happy reading 📖

***

Tak lama setelah william menelfon sion, anak itu datang bahkan belum sampai 10 menit setelah William mengabari. Ia pasti menghawatirkan keponakan menggemaskan nya.

"Dimana bayi yang akan aku periksa?" tanya sion di sertai sedikit candaan.

"Gak ada bayi" Jawab Lintang dengan ketus.

"Oh ternyata di sini dia" ujar Sion.

Sion mulai mengeluarkan beberapa peralatan medis miliknya yang ada di dalam tas yg selalu ia bawa.

"Kemarilah baby, Abang sion yang tampan ini akan mengecek kondisi mu sebentar"

"Gak mau~"

"Sebentar saja, oke?"

"Hiks abangg, gak mauu"

Mendengar suara tangisan Lintang, dengan  sigap Daniel berdiri, menimang-nimang badan Lintang, dan sedikit kata-kata penenang.

Lintang akan menunjukan sisi kemanjaan jika sedang sakit seperti ini, jangan lupakan ia sangat rewel.

"Cup cup cup"

"Lintang gak mau di periksaa~"

"Coba Lintang lihat tas bang sion, apa ada jarum suntik disana?" bujuk Daniel.

Lintang menyembulkan kepalanya dari balik selimut, terlihatlah wajah menggemaskan yang sembab dengan bergelinang air mata.

"Gak ada~"

"Kenapa tidak kau di periksa?" tanya Daniel.

"Jarum suntik nya pasti bang sion sembunyiin, Lintang gak mau di periksa hiks"

Tangisan Lintang semakin keras, orang-orang yang ada di sekitarnya menatap khawatir pada anak itu. Semakin lama, nafas Lintang memberat, ia sedikit kesulitan bernafas.

"Aldrich, ambil selimut ini" ujar Daniel.

"Iya kak"

Dengan perlahan Aldrich melepaskan selimut tebal yang menyelimuti Lintang. Daniel kembali duduk dan melepaskan tudung sweater yang di kenakan Lintang.

"Hey Lintang bisa dengar abang?" ucap Daniel memastikan keadaan Lintang.

"A-bang ss-esek"

Semuanya di buat panik dengan lirihan Lintang.

"Aric siapkan mobil" titah William

Daniel bergegas membawa Lintang menuju halaman depan, tempat dimana Aric sudah menyiapkan mobil. Daniel, Lintang, William, Aric, Axel berada dalam satu mobil.

Sementara sisanya menggunakan mobil Sion.

"Bertahanlah" lirih seseorang.

***

Setelah sampai di salah satu rumah sakit milik Smith, beberapa perawat sudah menunggu dan menyiapkan brangkar.

Daniel menaruh Lintang dengan sangat hati-hati, dapat Ia rasakan Nafas Lintang yang semakin memberat. Sion segera berlari memasuki Ruang IGD yg sama dengan Lintang.

"Maaf tuan sebaiknya kalian menunggu di luar" ucap salah satu suster.

Mereka hanya mampu menghela nafas pasrah. Ya, memang sebaiknya mereka tidak masuk kedalam, itu hanya akan menggangu proses pengobatan.


***


Mungkin sudah satu jam lamanya mereka menunggu, dan Akhirnya pintu pun terbuka menampakkan sion dengan raut wajah lelahnya.

"Papa ikut aku sebentar" ujar Sion.

William bejalan mengikuti Sion dengan wajah datarnya, di balik wajah datar itu ada sirat kekhawatiran yang di tuju Lintang. Semoga tidak terjadi apa apa, pikirnya.

Setelah sampai di ruang pribadi Sion, mereka duduk berhadap-hadapan.

"Aku melakukan sedikit tes dengan Lintang"

"Anak itu...... "

"Jangan membuat papamu geram Sion" ujar William.

"Dia memiliki Asma yang cukup parah" Lanjutnya.

"Dan aku yakin jika ia memiliki sebuah trauma"

"Trauma?"

"Seperti nya trauma berat, itu bisa membuatnya sesak napas, dan jangan biarkan ia menangis terlalu lama"

"Aku tidak akan membiarkan itu"

"Itu saja yang ingin aku katakan, Lintang pasti sudah dipindahkan ke ruang VVIP"

"Papa pergi" pamit William.

***


Kini mereka sedang berada di ruang VVIP Lintang, terkecuali William yg belum ada, memandangi tubuh kecil itu yang masih setia memejamkan matanya, jangan lupakan masker oksigen yang menutupi sebagian wajahnya.

"Eughh"

"Papa"

Lintang sudah siuman, sementara sangat papa belum tiba. Gavriel pun melangkah mendekati Lintang.

"Lintang sana abang dulu mau?"

"Papa masih di luar" Lanjut Gavriel

Lintang mengangguk kecil untuk membalas perkataan Gavriel.



______________________________________________

Part ini selesai, jangan lupa votenya.

LINTANG ANGKASA ‹SMITH›Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang