7.

98 13 0
                                    

Istirahat, seharunya waktunya untuk kami semua libur, tapi Kami harus membantu banyak planet yang terdampak oleh Rataka. 7 bulan lamanya kami masih berada dalam tanggung jawab tapops, memang nama kami akan dikenang oleh hati banyak orang yang kami bantu tapi tetap saja.

Kami pahlawan galaksi. Kami hanyalah budak tapops, bergerak mengumpulkan power sphera agar tidak jatuh ketangan yang salah, untuk apa. Kami kelelahan. Aku kelelahan. Ying pingsan dj tengah-tengah misi, dengan bergantian melihat teman-temanku berbaring dikasur itu, lelah, ku jaga mereka sampai kembali bangkit hanya untuk mempertaruhkan nyawa mereka lagi.

Aku ingin menyumpahi Tapops. Tapi apa guna, aku tidak bisa meninggalkan teman-temanku, siapa yang akan mengobati mereka jika sesuatu terjadi dan aku tidak ada disini. Lelah.. kami lelah. Tolong.. istirahatkan kami, siapapun.

"[Name]"  Halilintar masuk keuangan, ia melihat Ying tertidur dikasur dan berjalan kearahku, ia juga tampak lelah, tangannya banyak luka, aku belum bisa mengobatinya dengan maksimal. Tidak. Aku belum bisa mengobati mereka semua dengan maksimal. "Iya?" Ku tatap mata merah itu. Tak lama, aku tak kuat menatap matanya.

"Aku.. dapat surat" Halilintar memperlihatkan surat dari Gur'latan "lalu?" Aku benar-benar tak ingin membahas hal tak penting dan pangeran ini datang, kehadirannya membuatku bingung.

"Kak Kira'na, dia mengajak kita semua ikut rapat para penting.." Halilintar menatapku ragu. "Maaf Pangeranku tapi tak bisa-" "Wajib hadir." Halilintar memotong perkataanku
"seorang tenaga medis tak diperlukan ditempat rapat petinggi Pangeranku." Aku menjelaskan sedikit bahwa kehadiranku tidak lah penting "kakakku.. datang lah. Sebagai... temanku."

"Kenapa anda sangat amat ingin saya datang Pangeranku" Aku menguap sedikit kurang tidur dan aku benar-benar tak ingin memikirkan apapun. "Kau lelah, aku juga.. Ying, Yaya eh Fang. Kakakku kata, rapat ini akan menjadi sedikit liburan untuk kita" Halilintar tersenyum tipis. "Semuanya datang?" Aku bertanya tampa melihatnya "iya" "baiklah.. aku juga akan ikut kalian"  Hali tersenyum saat mendengar itu. "Terimakasih, lusa kita berangkat." .. aku sedikit kesal, sedikit mendadak, tapi yasudahlah.

Lusanya kami pergi ke Gur'latan lagi, untuk menghadiri Rapat Elemental, Tapops dll. Sebenarnya beberapa dari kami tidak perluh hadir tapi mereka ingin istirahat dan liburan. Jadi beginilah, kami datang 1 hari sebelum rapat  beberapa wakil dari planet sudah pada bedatangan, seperti Papah, ah.. pohon tua koki Duri?, BATU LAVA KAKEK BLAZE ICE??.. sudah lah lelah aku. Kami menuju kamar masing-masing.

Aku ingin bertemu papah tapi aku sudah tidak dapat tidur tenang beberapa hari kemarin, aku berbaring dikasur, suara ketukan muncul. "Masuk.." aku bahkan tidak menggangi posisiku, pintu terbuka Halilintar menampakkan dirinya.

"Ada apa.. Pangeranku" lelah, Halilintar aku lelah. "Boleh.. tidur sini?" Aku menatapnya lemas, apalah, ga ada kamar lain kah.. "aku.. cuma rindu.. tidur dengan mu.." Halilintar melanjutkan "Pangeranku itu 5 tahun yang lalu" "tidak papa?" Halilintar tetap kekeh dengan pendiriannya ingin tidur denganku.

"Baik kemarin.." Halilintar naik kekasur, aku sudah mejamkan mataku, dan dia mulai mengusap kepalaku. Dia terus mengusap kepalaku sampai aku tertidur pulas.

Suara ketukan pintu, Halilintar membuka pintu itu, melihat papa berdiri sedikit kaget melihatnya, Halilintar tersenyum canggung, salim lalu keluar kamar.

Keesokan harinya kami diantar ke kota Terawangan, lalu berjalan menuju ruang persidangan. aku memakai pakaian formal ala Windara berdiri disebelah kiri papah yang duduk, sementara sebelah kanannya ada tuanku Taufan. Aneh, ini adalah rapat besar Elemental tapi yang duduk malah perwakilan planet, kenapa bukan penguasa Elemental itu sendiri yang duduk, nafas berat keluar dari mulutku.

Halilintar berada sampingku, dia berdiri sementara kakaknya yang sekarang naik tahta menjadi ratu Gur'latan, ah.. Baju bangsawan Gur'latan bukan main. Ia terlihat tampan, lebih tampan dari biasanya, Ia melirikku lalu tersenyum tipis.

PangeranKu || Halilintar X Reader Where stories live. Discover now