14. bonus

46 4 7
                                    

Pagi yang cerah, baju putih megah sudah kupakai, perhiasan campuran antara Windara dan Gur'latan menghiasi Tubuhku. "[Name] pakai sepatunya!" Senyumku hilang, "Ying.. aku tidak bisa jalan dengan sepatu itu" Yaya dan Shielda tertawa "Ini tradisi!, pakai ga!" Ying tak mau kalah.

Dan akhirnya dengan bantuan para pelayan aku makainya, aku gugup tapi saat melihat dicermin senyumku kembali "Cantik sekali putri papah" papah memasuki ruangan, tentu sekarang aku lebih lebih tinggi darinya. Yaya, Ying dan Shielda pun pergi dari sana memberikan kami berdua, papah meraih tanganku, raut wajahnya sangat senang tapi matanya berkaca-kaca.

"Papah ga nyaka kamu nikah muda.." aku tersenyum, sedikit tertawa, memang orang-orang Windara bisa dibilang awet muda dan umur panjang. "Pah.. Terimakasih, sudah mengangkatku menjadi anak.." aku tersenyum, mataku berkaca-kaca mengenang dimana papah mengangkatku menjadi anak "yah yah, sekarang papah harus melepaskanmu pada" Senyumnya pahit seperti tidak ikhlas "pah.." aku tersenyum melihat raut wajah papah.

"Seharusnya papah berterima kasih padamu [Name], terimakasih sudah jadi anak yang baik, sudah menemani papahmu yang kesepian ini" papah memelukku, meski aku sedikit menunduk "permisi.. nona sudah waktunya" salah satu pelayan mengetuk pintuku "baiklah terimakasih" papah melepaskan pelukannya "Ayo, papah harus menuntun anaknya ke calon suaminya"

___________________

HALILINTAR P.O.V

Aku menunggu disana, sedikit gugup. Semuanya ada disini temanku, keluargaku dan rakyat Gur'latan disini. Aku gugup benar-benar gugup, sampai akhirnya acaranya dimulai, waktunya mempelaiku berjalan kepadaku.

Cantik, gaun Gur'latan memang sangat cocok untuknya. Ia dituntun oleh papahnya, berjalan kepadaku. Tatapanku fokus padanya, gugupku hilang seketika. Akhir bahagia untuk kami, semoga bersama selalu.

End.

PangeranKu || Halilintar X Reader Where stories live. Discover now