Epilog

42 8 0
                                    

2 anak laki-laki berjalan kearahku, bergandengan tangan, salah satu dari mereka menangis. "Mama.." aku menoleh, melihat kedua anakku, aku duduk dilantai agar adu dapat melihat mereka.

"Gentar.. kenapa nangis sayang?" Kataku tersenyum sambil mengusap pipi tembem anak bungsuku "Kak Supra.. jatoh Maa berdarah.." raut wajahku sedikit khawatir, aku melihat lutut kanan Supra, bedarah kemungkinan terjatuh "Supra sayang.. kamu nga papa?" Aku mengandeng mereka untuk duduk disofa, Gentar masih sedih dan tak tau harus berbuat apa, tetap mengandeng sang kakak.

Aku duduk dilantai, membersihkan luka Supra. Menyembuhkannya memang mudah, lalu aku melihat anak sulungku "Supra sayang, kamu kok bisa luka?" Supra diam lalu menatap Gentar yang masih sedih "Supra tadi main sama Gentar.. lalu tersandung Mah" wajahnya santai sekali, aku mengusap pipi tembem milik Supra.

"Lain kali hati-hati ya Supra sayang.." Supra mengangguk, lalu aku mengusap punggung kecil Gentar "dek Gentar sayang sudah, luka kak Supra kan sudah sembuh,jangan nangis lagi ya" Gentar memelukku, dia sangat suka di peluk. Lalu Supra juga ikut dalam pelukan kami, lucu sekali anak-anakku.

"Mah.. Ayah kok jarang pulang?" Sekarang Gentar sudah tenang dan mulai menanyakan keberadaan Ayah mereka "Ayah pulang kok sayang, hanya saja Ayah pulang nya malam pergi pagi lagi" pertanyaan itu ku jawab sambil tersenyum "sama aja dong ga pulang" wajah Gentar mulai kesal, sementara Supra membuka mulutnya "ayah pulang malem, ga sempat main sama kita.. pas libur pun Ayah selalu tidur" aku tersenyum mencium kening keduah bocah dipangkuanku.

Halilintar sedang banyak urusan, dari mengurus pemberontakan hingga menganggkat anggota baru ditimnya. Benar kata anak-anaknya ia jelas kelelahan 2 bulan terakhir, mungkin aku juga sedikit rindu, tampa sadar anak-anakku tertidur dipangkuanku. Lucu sekali, anak-anak kami.. Supra anak yang berbicara sebutuhnya mirip dengan ayahnya tapi sangat menempel padaku, sementara Gentar sangat suka berinteraksi, ceria dan penuh energi, ia sangat dekat dengan ayahnya. Gentar kata ia akan menjadi Kesatria mengikuti Halilintar suatu saat nanti.

"Kenapa kalian duduk dilantai.." Halilintar melihat ku dari depan pintu, kaget benar bukan main, ia berjalan dan duduk disebelahku "Hali pulang" Halilintar tersenyum, "selamat datang Pangeranku" ia mengusap kepalaku dengan lembut.

Supra membuka matanya, tak beraksi saat melihat Ayahnya ia malah kembali memejamkan mayanya dan tangan kecilnya seperti meraih Gentar, Gentar mata terbuka melihat ayahnya ia langsung meloncat memeluk Halilintar "Paoah gendong!" Halilintar berdiri dan mengendongnya sambil tersenyum lalu ia mencium pipi kenyal sang anak bungsu.

"Gentar mau makan apa?, Papah yang masak deh" Halilintar tersenyum sambil mengendongnya kearah dapur, aku berdiri mengambil Supra yang masih ingin tidur ditanganku, kami berdua menuju dapur.

Anak-anakku sayang membatu Pangeranku memasak, sepertinya mencuci sayuran, mengambilkan bumbun dan lain-lain. Aku hanya melihat mereka, sudah lama aku tak merasakan masakkannya.

Aku akhirnya menyiapkan meja, kembali dibantu oleh anak-anakku, lalu makanan siap dan kami makan malam bersama, Gentar bercerita tampa habis, Supra tersenyum tipis sementara Pangeranku, Suamiku mendengarkan sambil sedikit berkomentar ringan pada cerita sang anak.

Akhirnya mereka tertidur, sekarang hanya kami berdua, ia memelukku dari belakang "tumben kamu pulang cepat?" Aku meraih pipinya "tugas selesai.. saatnya libur bersama keluarga.. kamu mau libur kemana?" Suaranya tenang, ia sedikit berbisik didekat telingaku. "Boleh ke Windara?.." ia mengangguk lalu mencium pipiku, ia meraih tanganku, mencium cincin yang ia berikan. .

"Terimakasih [Name] sudah memberiku anak-anak yang lucu dan baik.. terimakasih sudah menerimaku menjadi suamimu, terimakasih sudah hadir dalam hidupku" ia memelukku.

"Terimakasih kembali Pangeranku" Aku mencium Suamiku, senang rasanya menikah denganya. Rumah kecilkami dihiasi foto keluarga yang indah, setiap hari Supra dan Gentar bermain seperti anak normal pada umumnya.

Akhirnya aku bisa mendapat hidup yang ku mau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PangeranKu || Halilintar X Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang