hijrah

2 1 0
                                    

Semenjak itu, aku hidup di pesantren thoriqul huda yang dekat dengan alun-alun tanggerang . Tak banyak santrinya, tapi banyak ilmunya . Awal mula saya di pondok, di ajarkan untuk beradaptasi dengan taman-teman , Belajar mandiri, dewasa, dan di siplin .

Aku juga di ajari ilmu agama , Mulai dari ilmu tajwid (tentang bacaan ngaji), fiqih (hukum-hukum agama islam ) , nahmu ( terjemah kitab/ al-qur'an ) dan yang paling penting adalah akhlak . Di pondok, aku baru sadar , betapa besarnya dosa berzina .

Zina tergolong menjadi dua, yaitu Zina Muhsan dan Zina Ghairu Muhsan. Zina muhsan yaitu penzina yang sudah memiliki pasangan yang sah (sudah menikah) kemudian mencari perempuan/laki-laki lain untuk melakukan hubungan intim . Hukuman bagi pelaku Zina Muhsan adalah mereka dihukum dengan dicambuk 100 X kemudian dirajam atau dikubur hidup-hidup sampai leher, kemudian disekitarnya ditaruh batu supaya semua orang bisa melemparinya dan berhak untuk melemparinya dengan batu tersebut sampai mati.  

Zina Ghairu Muhsan yaitu penzina atau pelaku yang belum pernah menikah. Hukuman bagi pelaku zina Ghairu Muhsan Jika pelakunya belum pernah menikah, maka mereka didera atau dicambuk 80 X / rajam.

Zina ada empat yaitu zina mata, zina lisan, zina hati , dan zina fikiran . Apa lagi tentang pacaran . Aku sangat menyesal karena kesalahanku yang dulu . Aku telah melakukan larangan allah sehingga membuatku lupa akan perintahnya .

Mulai semenjak itu, aku melupakan rafa dan mencoba fokus untuk mencari ilmu . Sampai aku putus kontak dan tidak tahu keadaanya sekarang . Yang jelas, dia sudah mengetahui , jika aku masuk pesantren . Tetapi, aku masih mencintainya , walaupun cintaku terhalang dinding pesantren . Karena mencintai dalam diam itu, lebih di cintai allah dari pada cinta yang  di ucapkan terang terangan  .

Tapi,aku masih penasaraan dengan rafa . Apakah dia masih  menungguku, apakah dia sudah mencari yang lain , atau dia marah sama aku ? Masih menjadi pernyataan dalam hatiku . Bagaimanpun juga , dia adalah laki-laki baik yang pernah mengobati luka di hatiku dia juga, laki-laki yang bisa memahamiku  . Aku juga sudah memberi dia harapan untuk menikahiku .

Lima tahun sudah, aku di pesantren thoriqul huda . Kini, usiaku sudah  genap dua puluh tiga tahun . Sudah saatnya , aku untuk keluar dari pondok dan mengamalkan ilmuku di masyarakat .

Hari ini , adalah kepulanganku ke rumah . Dady sudah menungguku di ndalem . Sedangkan aku, aku  sedang memberesi barang-barangku di loker . Ini adalah hari terberat di hidupku, karena harus berpisah dari teman pondoku . Mereka semua , mengucapkan perpisahan untuk ku tadi malam .

"na, nanti kalau udah boyong, jangan lupa ke sini ya, silah turahmi " pesan teman ku tasya . Teman sekamarku, sedang menungguku mengemasi barang . Aku berbalik ke belakang menghadap mereka semua .

"iya,aku nggak akan melupakan kalian semua . Teman seperjuanganku ..." aku langsung memeluk mereka bersama . Mereka juga tersenyum bahagia.

"kalian, semangat belajarnya ya.. " pesanku .

"pasti " jawab mereka bersamaan .

"ya sudah, aku pulang dulu ya.." pamitku . Aku membawa tas dan semua barang-barangku . Aku juga, menyalimi mereka satu persatu memberikan pelukan hangat .

"sampai jumpa na..." ucap talita . Mereka tersenyum hangat . Membuatku tak tega untuk meninggalkanya .

"selamat tinggal, semoga kalian bisa berhasil ya.." jawabku .

"amiin " seru mereka.

"assalamu'alaikum " salam ku ke mereka .

"waalaikumussalam wr.wb " jawab mereka kompak .

"da..." teman-temanku, melambaikan tangan di depan kamar kami . Akupun melambaikan tangan juga . Aku berbalik dan berjalan menuju gerbang pondok putri . Di tengah perjalanan, seseorang, memanggilku dan berjalan mendekatiku . Membuat langkahku berhenti .

"carlina ..." panggil seseorang itu dari arah depan . Ternyata, syifa yang memanggilku . Dia adalah mbak ndalem yang bertugas di rumah pak kyai .

"ini, ada surat dari guz naufal untuk kamu " ucap nya dengan nafas ter engah,engah . Angklop putih yang berisi surat kecil dari guz naufal (putra pak kyai  ) .

Aku menerima angklop itu dan berkata " ini nggak salah, untuk saya ?" tanyaku penasaran . Baru kali ini, aku mendapat surat dari seorang guz .

"iyah, katanya untuk kamu . " lirih syifa. Aku berbisik padanya .

"isinya apa ?" aku sangat Penasaran dengan isinya . Merasa tidak percaya kalau ini untuk diriku .

"saya nggak tahu, saya hanya menyampaikan amanah . Nanti buka sendiri " bisiknya . Aku melihat angklop tersebut, dan tersenyum .

"ya sudah, terima kasih " jawabku .

"sama- sama "

"assalamu'alaikum " salamku .

"waalaikum salam " jawab syifa masih berada di tempat . Aku meninggalkanya , dan melanjutkan langkahku , menuju ndalem .

Sesampainya di depan ndalem, aku menyusul dady yang sudah berada di ndalem sedang berbincang bincang dengan abah . Aku membukukan jalanku, dan berjalan menggunakan kedua lututku . Lalu, aku duduk di samping dady .

" gimana , udah siap ?" tanya dady . Aku memanggukan kepala .

"carlina, saya pesan buat kamu , jaga hafalanmu! Jangan lupa, murojaah di rumah, jangan sibukan dirimu dengan duniawi ! Di jaga ya, hafalanya .." tutur abah . Aku menundukan kepala .

"iya abah , saya akan menjaga hafalan saya , walaupun sudah di rumah " jawabku lirih .

"baguslah kalau begitu " jawab abah . Kami terdiam sejenak .

" kalau begitu, kita pamit pulang dulu pak yai " pamit dady menyalami abah yai . Akupun bersalaman jarak jauh .

"assalamu'alaikum " salam kami .

"waalaikumussalam wr.wb " jawab abah .
Dady membantuku membawakan barang-barangku ke dalam mobil . Kamipun pulang kerumah .

Diam- Diam mencintaiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora