cemburu

6 1 0
                                    

Setelah jam sekolah selesai, semua siswa keluar dari kelasnya begitu pula denganku, aku berjalan menuju tangga dengan di temani delia dan syafira . Di tengah jalan, aku melihat rafa, sedang berjalan dengan  tangan yang di genggam oleh sosok wanita .  Dia tampak ceria, dan tertawa bersama . Mataku melotot melihat pemanadangan ini . Ingin rasa, ku lepas tanganya dari genggaman wanita itu dan parahnya, dia berjalan tepat di belakang bu tuti , guru agama kita .

Apalah dayaku, yang hanya bisa mencintai dalam diam . Mungkin wanita itu, pacarnya , wajarlah kalau dia banyak yang suka . Aku juga nggak boleh egois , dia bukanlah siapa-siapaku, wajar kalau dia, punya pacar . Jadilah cintaku bertepuk sebelah tangan .

Aku memang memilih mencintai , dari pada di cintai . Walaupun aku yang tersakiti, tapi , setidaknya, aku tidak menyakiti orang lain .

"carlina " panggilan itu membuyarkan lamunanku . Aku menoleh ke syafira dan delia .
"heem ?" sautku .

"kamu kenapa melamun terus ? " heran delia . Aku tertawa ringan .

"iya, lagi banyak pikiran " jawabku jujur .

"mikirin apa sih ?" tanya syafira .

"mikirin jawaban tadi " aku berbohong agar tidak ketahuan .

" ya ampun na... Soal satu saja, kamu pikirin sampai pulang ? Nanti malam kan, bisa di kerjakan ...." mereka malah menertawakanku . Aku hanya tersenyum .

" satu soal saja, jawabnya susah ra... " jawabku .

"memang ya, kalau orang pintar , satu soal saja , di pikirin " cetus syafira . Aku menanggapinya dengan tertawa tipis .  Tak terasa , langkah kaki kami, sudah di depan gerbang sekolah .

" kamu udah di jemput ?" tanyaku ke mereka .

" belum " jawab delia . Kami bertiga, memilih duduk sebentar menunggu jemputan datang .
Tak lama kemudian, mobilku datang . Akupun berpamitan dan segera masuk ke dalam mobil .

"aku pulang dulu ya..." pamitku .

"iya, hati- hati " jawab mereka kompak .

"da..." aku melambaikan tanganku . Merekapun membalasnya . Mobilpun berjalan mnyelusuri jalanan panjang nan luas . Sesekali, ku amati pemandanganya . Banyak bangunan besar dan gedung -gedung yang menjulang tinggi, tak jauh berbeda dengan jakarta . Di sini juga, terdapat pakbrik-pabrik besar seperti pabrik cokelat, skincare dan banyak lagi . Asap kenalpot yang mencampuri udara, dan debu yang bertebangan , membuat panas semakin memggebu . Hal ini karena polutan dan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang terbesar terhadap peningkatan gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. 

Setibanya di rumah , aku mencari bik marni .
"biik..." aku berjalan menyelusuri rumah . Tapi , tak ada jawaban sama sekali . Akupun memutuskan untuk langsung ke kamar .

"hah.. Capek " ku lepas tas dan seragamku, lalu menjatuhkan badanku di atas kasur . Menatap langit -langit kamar yang berwarna biru dan putih menggambarkan  pemandangan awan pada malam hari .  Tubuhku sangat lemas dan capek , bahkan , mata ini , berat untuk di tahan . Tak terasa , aku mulai mengantuk dan tertidur .

"non... Bangun non.., non udah sholat apa belum? Ini udah jam 5 lebih lo non... " suara bik marni yang mengganggu tidur soreku . Aku mulai membuka mata dan melihat ke jam dinding . Seketika, aku langsung bangun dari tidurku , jam menunjukan pukul 17:10 wib . Aku segera berjalan ke kamar mandi dengan nyawa yang belum terkumpul .

Cepat-cepat aku memakai mukenah dan sholat 4 rakaat . Setelah selesai sholat, aku melipat mukenah , dan kembali ke tempat tidur lagi .

"aah aku nggak boleh tidur !! Ini udah sore ! " aku bangkit lagi dari posisi tidurku . "mending aku nulis diary " ucapku . Akupun berjalan mengambil buku diary berwarna biru tua di rak buku  dan membawanya ke atas meja belajar .

Diam- Diam mencintaiΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα