hidayah

5 1 0
                                    

Pernah suatu hari, aku bertemu nenek paruh baya di masjid baiturrahman pinggir jalan . Ketika aku sedang mampir sholat di masjid tersebut . Aku mendapati wanita tua itu, sedang membaca al-qur'an . Aku kagum dengan nenek itu, walaupun sudah tua dan paruh baya, beliau masih bisa membaca Al-qur'an dengan jelas .

Sejenak, aku mengamati dan mendengarkan nenek tua itu . Sampai akhirnya, beliau pulang . Aku membututi nenek tersebut, sampai di luar masjid . Aku memberanikan diri untuk bertanya kepada nenek paruh baya itu .

"nek, permisi , saya boleh tanya sesuatu ?" ucapku menghentikan langkah kaki nenek itu .
Nenek itupun berbalik kepadaku dan menjawab .

"iya nak, mau bertanya apa ?" tanya nenek tersebut . Aku tersenyum lebar .

"boleh kita duduk sebentar ?" ujarku . Nenek itu , mangguk-mangguk dan berjalan tertatih tatih mencari tempat untuk duduk . Aku menuntun nenek paruh baya itu .

"nek, saya mau tanya, apa rahasianya nenek , bisa melihat jelas ayat al-qur'an, padahal di usia nenek yang sekarang, rabun pandanganya?" tanyaku kepada nenek .

" saya membaca al-qur'an dengan mata hati, bukan dari mata ini " jawab nenek tersebut . Aku langsung kagum dengan jawabanya .

"gimana caranya nek ? " heranku . Nenek itu tersenyum .

"jika, hati kita bersih , mata hati kita, juga akan bersih, otomatis, hati kita , bisa merasakan tenang dan kedamain . Bagai mana,seorang hamba , bisa melihat syurganya allah, jika matanya saja, Banyak dosanya . Sering di buat maksiat, sehingga , mata hatinya , ikut rabun dan ketutup . " tutur nenek tersebut. Aku seperti mendapat tamparan yang begitu keras .

" nenek , rumahnya di mana ? " tanya ku .

"semenjak nenek berusia 60 tahun, nenek tinggal di pesantren " jawab nenek tersebut .

"terus, nenek nggak punya keluarga ?" aku bertanya lagi .

"suami saya sudah meninggal , anak-anak saya, sudah berumah tangga, tidak ada kewajiban bagi saya lagi, kecuali mengabdi kepada allah . " aku bertambah kagum dengan beliau .

"kenapa nenek, masuk ke pesantren? " aku semakin penasaran dengan nenek itu .

" saya merasa, hidup saya, tinggal sebentar , dan penyesalan terbesar saya yaitu, membuang-buang waktu dengan urusan dunia , sehingga saya lupa akan kewajiban seorang muslim untuk mencari ilmu " . Tutur nenek tersebut . Aku mulai tersentuh dengan ucapan nenek .

"maaf ya nek, semisal nenek meninggalnya, di pesantren bagaimana ?" tanyaku lantang .

"emang itu, yang saya harapkan. Saya ingin, nyawa saya di caput, ketika , keadaan dalam tholabul ilmi . Saya siap kapan saja itu terjadi, karena saya , tak sabar, untuk berjumpa dengan ndzat yang maha pencipta . " ujar nenek itu . Air mataku berhasil meluncur membasahi pipiku .

"nenek, menghafalkan qur'an ?" tanyaku .

"iya "jawab nenek .

"apa alesan nenek untuk menghafalkan al-qu'an ?"

" saya ingin hati dan fikiran saya, diisi dengan ayat-ayat al-qur'an . Dan fadhilahnya al-qur'an, saya bisa masuk syurga tanpa di hisab . Saya juga, ingin membawa suami dan anak-anak saya masuk syurga bersama ".

"kalau boleh, nenek saya antar ke pesantren ya ..." aku menawarkan nenek tersebut.

"boleh " . Akupun menuntun nenek tersebut untuk pulang .

Jarak antara masjid dan pesantren nenek, tak terlalu jauh . Sesampainya di sana , aku berpamitan ke nenek .

"nek, saya pulang dulu ya..." pamitku .

"iya nak, makasih sudah nganterin nenek sampai sini, hati-hati di jalan ya ..." pesan nenek tersebut.

"assalamu'alaikum " salamku . Aku mencium punggung tangan nenek . Tanganya, begitu harum dan lembut .

"waalaikum salam . Akupun kembali ke masjid lagi, dan pulang bersama pak dani .

Sungguh keajaiban bagi nenek tersebut . Walau sudah tua renta, nenek itu , masih bisa membaca al-qur'an dengan jelas . Bahkan, menghafalkanya . Aku merasa malu dengan diriku sendiri . Di usiaku yang masih muda, aku malah menyianyiakan waktu dengan urusan duniawi . Sedangkan nenek itu, malah ,memilih pisah dari keluarganya, untuk mencari ilmu di pesantren.

Setelah , kejadian tersebut, aku memutuskan untuk membatalkan penerbanganku ke belanda untuk kuliah di sana . Aku juga mencaput biasiswaku . Aku memutuskan , untuk masuk pesantren . Setelah mendapat hidayah dari allah , lewat nenek itu . Sebelum aku menyesalinya .

Untunglah, dady dan kak arga, Mendukung keputusanku . Mereka juga, tidak memaksaku untuk melanjutkan kuliahku . Mereka selalu mendukungku, di setiap langkahku . Dan mereka selalu berpesan agar menjadi diri sendiri . Mempunyai tujuan hidup yang jelas dan tekad yang kuat .

Diam- Diam mencintaiWhere stories live. Discover now