[15]» Disappointed (+funfact)

34 9 0
                                    

"Haloo kak Haga!" Sapa seorang adik kelas yang tak sengaja berpapasan dengan ketua OSIS.

"Iyaa!" Jawab si ketua itu sembari tersenyum ramah ke arahnya.

Haga sudah biasa menjumpai hal seperti ini, dalam setiap organisasi, jika berpapasan dengan para anggota pasti ada saja yang menyapa, contohnya ketika Haga tengah berjalan menuju kantor OSIS, ada saja yang menyapanya, seorang adik kelas, pemuda itu pun pasti menyapanya kembali dengan ramah, kalau ia cuek nanti bisa-bisa jadi rumor. Rumor, ketua OSIS jahat, nggak ramah, cuek, dan lain-lain.

Sampai di kantor OSIS Haga langsung membuka pintu, lalu masuk, dan menyalakan saklar lampu ruangan itu, lalu ia pergi menuju meja kantor OSIS dan mengambil sebuah berkas dokumen, dan dokumen itu harus ia berikan pada Danella, yap, gadis itu sebenarnya adalah seorang ketua MPK. Sama seperti Haga, sama-sama ketua, tapi sayangnya berbeda dalam hal lain, hal apa itu? Ya, pokoknya itu deh.

Baru saja Haga menoleh kebelakang hendak pergi keluar, ternyata ada seseorang yang baru saja membuka pintu ruangan, saat seseorang itu masuk, mata Haga langsung terbelalak, hingga dalam hatinya ia mengumpat ah sial!

"Loh Haga?"

Siapa sangka ternyata seseorang itu adalah Danella, ya, gadis yang baru saja membuatnya sakit bertubi-tubi semalam. Haga lalu hanya mengangguk kecil sembari tersenyum, dan mempersilahkan gadis itu masuk kedalam. Kemudian pemuda itu langsung sigap akan pergi sembari membawa dokumen yang seharusnya ia berikan pada Danella, malah ingin ia bawa pergi keluar. Namun baru saja Haga akan melangkah, Danella langsung mencegatnya.

"Haga ngapain? Itu dokumen apa?" Tanya gadis itu tepat didepan Haga.

Sangking penuhnya pikiran Haga dengan kejadian semalam, ia sampai linglung sendiri dan lupa dengan dokumen itu yang seharusnya diberikan ke Danella yang benar-benar sudah tepat didepan matanya, malah ia ingin membawanya keluar.

"Oh- eh.. anu, ini proposal lomba classmeet." Ucap Haga sedikit kikuk sembari menyodorkan dokumen itu kepada Danella.

"Ok.. makasih." Danella lalu menerima dokumen itu.

"Kalau gitu aku keluar du- "

"Bentar!"

Saat Haga hendak melangkah pergi, lagi-lagi ia dicegat oleh Danella. Ia pun menghela napasnya tak membantah gadis itu, dan tetap diam.

"Maaf, aku mau ngomong sesuatu tapi ini bukan tentang event." Ucap Danella semakin membuat Haga penasaran hingga pemuda itu sedikit memiringkan kepalanya dan mengangkat kedua alisnya.

"Kamu akhir-akhir ini.. kenapa kayak menghindar daru aku?" Pertanyaan Danella sedikit membuat Haga tertegun, pemuda itu langsung menggeleng sembari tersenyum, dan kembali melangkah.

"Haga.." Cegat Danella lagi.

Haga akhirnya pasrah untuk menuruti gadis itu, ya itung-itung bisa ketemu sama pujaan hati meski dia udah jadi milik yang lain.

"Kamu jadian sama Bang Atha kan?" Mata Danella terbelalak lebar mendengar pertanyaan Haga yang tiba-tiba.

"Hah? Kamu tahu dari mana?"

"Is it true?"

Danella diam sejenak, sembari memainkan jarinya gugup, dan lirikan matanya yang mengarah kesamping. Ia sungguh pertama kalinya tidak berani menatap ke arah Haga dengan benar, ia takut menatap mata tajam Haga ketika sedang marah atau kesal, ia takut melihat wajah pemuda itu yang tengah kesal, terlihat sangat menakutkan, dan membuatnya semakin gugup.

"Heum, aku- "

"Nella, kalau ngomong lihat orangnya. Emangnya aku dilantai?" Haga menyela ucapan Danella, dan gadis itu pun langsung tersentak dan menatap pemuda dihadapannya sedikit takut. Danella tak bisa mengelak, karena ia sudah kebiasaan selalu diingatkan oleh Haga jika berbicara harus melihat ke lawan bicaranya agar tak di cap lawan bicara yang jelek.

Attention [Bluescent] | On Going |Where stories live. Discover now