[2]» XI - 11

73 13 0
                                    


Jam pulang sudah tiba, biasanya Joe akan pulang bersama kedua temannya, tapi entah kenapa hari ini kebetulan sekali kedua temannnya ada ekstra tambahan, seperti Haga ia ada pertemuan club Riset. Sedangkan Jeasy, ada pertemuan ekstra IT.

Joe pun akhirnya terpaksa keluar gerbang sendiri, saat di depan gerbang ia melihat sekeliling disana, dan pandangannya pun tak sengaja menangkap ke arah seseorang yang tengah duduk di bangku depan sekolah. Karena merasa familiar, Joe mendekati gadis itu, dan benar saja.

Ayreen.

Dengan santainya Joe pun ikut duduk di samping Ayreen, gadis itu pun terkejut dengan keberadaan Joe yang secara tiba-tiba ada duduk di sampingnya. Ayreen pun hanya diam tak berkutik, menatap ke arah jalanan yang penuh kendaraan berlalu lalang.

Joe sendiri sedikit gugup, ia tidak tahu harus berbuat apa, sampai akhirnya..

"Ga pakai dasi lagi, kena poin." Ucap Ayreen tiba-tiba.

Betapa bodohnya Joe lagi-lagi tak mengenakan dasinya, tepat sekali di samping PDS, kebiasaannya selalu melepas dasi saat pulang sudah terlanjur jalan hingga saat ini, dan sekarang nggak disangka bakalan kena poin lagi hari ini.

"Aku nggak bisa masangnya." Ucap Joe, tentunya ia berbohong mengatakan itu, nyatanya pemuda itu bisa bisa saja memakai dasi.

"Siapa suruh dilepas lagi? Lagian udah SMA masak nggak bisa pasang dasi sendiri!" Sinis Ayreen, Joe hanya diam menyeringai.

"Kamu nunggu jemputan?" Tanya Juan berniat basa-basi, namun hanya mendapat jawaban berupa anggukan dari gadis di disampingnya tersebut.

"Owh, mau bareng nggak?" Lagi lagi hanya dijawab gelengan kepala oleh Ayreen, yang artinya tidak mau.

"Naik motorku, lebih cepet loh daripada naik mobil." Joe tahu fakta bahwa Ayreen antar jemput dengan mobil. Dan ya, lagi-lagi dijawab dengan gelengan kepala.

"Okey.. tapi jangan kenain aku poin buat dasi ya?"

"Enak aja! Aturan tetep aturan, kamu mau nggak mau harus patuh, kalau nggak ya dapat sanksi."

"Euhmm please, kasih keringanan, anggap aja sebagai hadiah pertemanan pertama!" Ucap Joe masih berusaha memohon.

"Emang kita temenan?" Jleb.

"Ya kan sekarang deket, ngobrol, jadi teman deh!"

"Kamu aja yang anggap gitu." Balas Ayreen dengan pedasnya.

Joe pun akhirnya hanya bisa terdiam, dalam benaknya muncul beribu pertanyaan, seperti, mengapa bisa ada cewek seperti Ayreen, ekspresinya datar, kalau ngomong suka nyelekit nyelekit, tatapannya sinis dan tajam.

Diam sejenak, lalu Ayreen beranjak dari duduknya, Joe lalu langsung menatap sekitar, tidak ada satupun mobil jemputan yang datang.

"Mau kemana?" Tanya Joe

"Mau Riset!"

"Loh emangnya nggak telat? Soalnya temenku tadu udh pamitan dari tadi."

"Gak, baru mulai kok." Balas Ayreen dengan tatapan sinis, lalu melangkah pergi, namun langkah gadis itu terhenti, gadis itu menoleh ke arah Joe, pemuda itu masih saja duduk diam sembari menatap Ayreen bingung.

"Nama and kelas?" Tanya Ayreen tiba-tiba, Joe kebingungan sembari menunjuk dirinya, lalu dijawab anggukan oleh gadis itu.

"Joenathan, kelas XI 11. Emang kenapa? Kamu beneran mau temenan sama aku ya?" Ucap Juan dengan pd-nya.

"Nggak, buat nyatet di buku pelanggaran, kamu kan ga pake dasi." Ujar Ayreen lalu pergi kembali masuk kedalam sekolah, meninggalkan Joe sendirian diluar sana.

Attention [Bluescent] | On Going |Where stories live. Discover now