Prolog

7 3 0
                                        

"Seperti sekolahku, tapi

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


"Seperti sekolahku, tapi... interiornya berbeda dengan yang biasanya."

Seorang siswa laki-laki entah bagaimana bisa ia tiba di tempat kumuh, aneh, dan seram tapi sangat amat mirip dengan sekolahnya ini?

Laki-laki itu terbangun di atas kasur UKS, ia melihat sekeliling dengan kebingungan. Entah seberapa lama ia di sana, laki-laki itu berniat ke luar mencari teman-temannya yang lain.

Tap tap

Langkah kakinya terdengar nyaring saking sunyinya tempat itu.
Dibukanya pintu pembatas antara UKS dan lorong, krekk suara engsel pintu berbunyi menandakan pintu ini sudah usang. Padahal, pintu biasanya yang laki-laki ini ketahui masih baru dan tak bersuara.

Laki-laki berambut hitam dan mata kecokelatan itu tercekat saat melihat lorong sekolah. Sunyi, sepi, dan dingin. Suasana tak mengenakan ini sungguh mengganggu.

Laki-laki itu melangkahkan kakinya ke sana ke mari sambil meneriaki teman-temannya.

"Hasbi!!"
"Abimanyu!! Alsha!"
"Jidan!! Dani!!"
"Gesha!! Dina!! Nifa!! Kalian semua di mana?!" Teriaknya. Namun yang menjawab hanya kekosongan.

Naluri laki-laki itu menyuruhnya melangkah ke kamar mandi wanita. Ia berjalan cepat dan langkahnya melambat saat mendengar sebuah teriakan teman perempuannya.

"AAA!"
Segera ia hampiri perempuan yang terduduk lemas dan menutupi wajahnya sambil menangis di depan pintu kamar mandi.

"N-Nifa? Itu kamu?" Tanyanya.

"Higara? Higara, G-Gss..mmm" kata-kata yang ingin perempuan itu katakan seakan terkunci di tenggorokannya. Higara, laki-laki itu segera menghampiri, berjongkok dan menenangkan temannya itu. "Ada apa? Katakan sesuatu pada aku, Nifa! Ke mana teman-teman kita yang lain?" Jawaban dari perempuan itu hanya gelengan kepala dan tangannya terangkat, menunjuk kamar mandi yang ada di depannya.

Higara mengikuti arah jari Nifa yang menunjuk sesuatu di depannya dan...

Higara menutup mulutnya yang rasanya seperti mau mengeluarkan isi perutnya.

Tubuhnya lemas seketika, jantungnya tersentak, matanya tak berkedip melihat tubuh salah satu temannya tergantung tali tambang dengan jeroan perut keluar, leher yang hampir putus, salah satu mata bolong, dan jari jari telunjuk tangan kanannya buntung. Darah yang hampir mengering membasahi seragamnya dan lantai.

Melihat kondisi yang naas temannya itu, membuat siapa saja mual dan ngeri.

"I-itu? D-Dina? Kenapa dengannya? Sudah berapa lama kamu di sini, Nifa?" Tanya Higara.

"A-aku tadi terbangun di ruang kelas, tapi aku merasa aneh dengan suasana kelas yang sunyi. Niatnya, aku ingin mencari kalian. Aku mencari ke sana ke mari, saat aku mendengar suara aneh dari arah kamar mandi, aku hampiri. D-dan a-aku, a-aku melihat Dina seperti ini.." ujar Nifa sambil menangis histeris.

Higara seperti ingin ikut menangis, namun air matanya kuat untuk tidak keluar. Laki-laki ity jarang bahkan tidak pernah menangis dari umurnya 13 tahun.

"Baiklah, kita cari yang lainnya. Aku yakin mereka pasti berada di sekitar sini. Bisa "kan? Aku tahu kamu kuat. Ayok kita cari bersama- sama" ajaknya. Nifa pun mengangguk.

Higara membantunya berdiri, dan memapahnya. Namun langkah mereka berhenti saat melihat tulisan di dinding.

Tidak, bukan tulisan. Tapi kode morse yang tertulis di dinding dengan darah segar.

"Higara... aku takut sekali." Mengerti apa yang sedang dirasakan temannya setelah kehilangan salah satu teman mereka, Higara berusaha menenangkan Nifa.

"Tak apa, jangan takut. Ini mungkin hanya iseng saja para siswa ekskul pramuka."

Higara mengeluarkan benda pipih dari sakunya, lalu memotret dinding bertuliskan kode morse itu.

Namun, saat ia melihat hasil jepretannya...
"HIGARA!! DI DEPANMU!"







To be continue

Morse Code Corpse [ON GOING]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن