Zahra menghapus air matanya kemudian mendekati Zayyan dan memeluk suaminya itu dengan erat, Zayyan yang di peluk istrinya ia pun membalas pemukanya tak kalah erat dan membumbui kecupan di puncak kepala Zahra.

Zahra melepaskan pelukannya, kemudian berjalan ke arah ustadzah Amira.

Plak!

Semua orang terkejut saat melihat Zahra yang menampar wajah ustadzah Amira, hingga wajah wanita itu tertoleh ke samping.

"Kamu itu seorang ustadzah, tapi kelakuan seperti Firaun, kamu selalu membicarakan tentang adab tapi? Kamu sendiri yang tidak punya adab." ucap Zahra menekan kata-kata nya.

"Sebegitu ingin nya kamu menikah dengan suami saya, sampai melakukan hal menjijikan seperti itu?!" lanjut Zahra menggeleng tidak percaya.

Ustadzah Amira memegang pipinya yang terasa panas karena tamparan yang di layangkan oleh Zahra, ia menatap tidak suka ke arah wanita itu.

"Ya! Saya memang menginginkan Gus Zayyan menjadi suami saya, karena saya lebih dulu menyukainya di banding kamu!" ucap ustadzah Amira.

Semua orang yang mendengarkan ucapan ustadzah Amira menutup mulut mereka tidak percaya, ustadzah yang selalu di hormati, mengajarkan adab yang baik melakukan hal yang menjijikkan seperti itu.

"Kamu Ning sudah merebut Gus Zayyan dari saya." ucap ustadzah Amira mendekat ke arah Zahra.

Zahra memundurkan badanya saat ustadzah Amira terus mendekati dirinya, hingga Zahra tidak sadar sudah berada di dekat tangga aula.

"Saya benci kamu Ning! Saya benci!" lanjut ustadzah Amira.

Tanpa di duga ustadzah Amira dengan kencang mendorong tubuh Zahra, hingga perempuan itu tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya karena dorongan kuat ustadzah Amira.

"Aaaa!"

Bruk!

Bruk!

Zahra menjerit saat tubuhnya terhuyung ke belakang, dan ia pun jatuh berguling-guling di tangga aula.

"ZAHRA!"

"ASTAGFIRULLAH NAK!"

Teriakan panik keluarga dan semua para santri terdengar ricuh, Zayyan berlari dan mendekati istrinya yang jatuh dan pingsan.

***

Kini Zayyan sedang berlari ke dalam rumah sakit sambil menggendong Zahra, ia beteriak memanggil dokter dan suster agar menolong Zahra. Sontak teriakan Zayyan membuat para pegawai rumah sakit dengan sigap menolong, Zahra di letakan di barngkar dan di bawa ke ruangan UGD untuk di tangani.

Zahra menunggu di luar ia terduduk di lantai, baju putih yang dikenakan Zayyan kini berubah menjadi berwarna merah arena darah Zahra. Saat kejadian tadi Zayyan langsung membawa Zahra ke rumah sakit, karena ia melihat darah yang mengalir di kaki Zahra.

Zayyan mengigit bibirnya khawatir dengan keselamatan Zahra dan juga calon anaknya.

Sedangkan di pesantren para tetua dan ustadz juga Kyai Azahr mereka mengamankan ustadzah Amira yang hendak kabur, mereka memutuskan untuk melaporkan ustadzah Amira ke polisi. Karena tindakanya sudah di luar batas wajar.

Ustadzah Amira terus berontak saat dirinya akan dibawa ke kantor polisi. Ia terus berteriak menyebut Zayyan agar menyelamatkan nya, dan ustadzah Amira terus memaki Zahra.

"Bah ayo kita ke rumah sakit, Zayyan sudah memberikan alamat nya." ucap Ummi Sinta kepada suaminya.

"Baiklah kalau begitu ayok kita berangkat." ucap Abah Azhar.

DICINTAI PUTRA KYAI [ END-REVISI ]Where stories live. Discover now