37. Maaf

33 4 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Beribu kata maaf lo nggak akan pernah mengembalikan lagi nyawa abang gue ke dunia.

~ Violin Arta Ghea ~







🍁🍁🍁

Sudah larut malam Vio dan Teo mencari keberadaan Rey. Tapi sosok laki-laki itu tidak ditemukan. Mulai dari ke tempat favorit Rey, sampai tempat yang biasa Rey kunjungi dengan Vio dan Teo, laki-laki itu tetap tidak ada. Bahkan Vio juga meminta tolong pada Arkan dan anak buahnya untuk mencari Rey, begitu juga dengan Teo yang meminta anak buahnya tapi sama saja hasilnya nihil.

"Kemana lagi ini Vi?" Tanya Teo karena sudah buntu, ia tidak bisa berpikir tempat mana lagi yang sering Rey datangi.

Tak lama suara deruman motor besar menghampiri mereka. Itu adalah anggota geng motor Arkan dan anggota geng motor Teo.

"Gimana hasilnya." Tanya Teo pada Arkan.

"Masih sama, gue nggak dapat jejak Rey. Ponselnya juga nggak bisa di hubungi."

Teo menoleh ke arah Vio yang ada di boncengannya. "Vi?"

"Kita ke sirkuit aja Eo. Kita lanjut cari besok saja."

Mereka pun memutuskan untuk beristirahat di markas sirkuit milik Vio. Sampai di sirkuit beberapa anggota geng dan anggota sirkuit ada yang tidur dan ada juga yang masih terbangun untuk berjaga. Hanya Vio, Teo dan Arkan saja yang sibuk dengan pikiran mereka.

Bagi Vio dan Teo ini menjadi hal langka, Rey tidak pernah melakukan hal tanpa kabar seperti ini. Karena mereka bertiga selalu bersama, setiap menit bahkan berjam-jam sampai berhari-hari. Tapi ini lebih langka lagi karena Rey sama sekali tidak ada di tempat yang biasa ia datangi.

"Kata tante Fani, Rey pergi dua hari yang lalu. Yang artinya Rey pergi setelah kejadian di sirkuit." Ucap Teo tiba-tiba.

"Bener Eo, atau ini masih berhubungan dengan kejadian waktu itu?" Balas Arkan, membenarkan ucapan Teo.

"Sirkuit?, Bang Saga?"

"Bang Dev, Rey ada di makam Bang Dev." Ucap Vio tiba-tiba.

Arkan dan Teo sama-sama menoleh ke arah Vio. "Kita belum cari ke sana Vi." Kata Teo yang memang benar adanya.

"Kita kesana sekarang!"

"Vi, sebentar lagi pagi. Kita kesana tunggu pagi aja ya." Ucap Arkan memberi saran Vio.

Sudah lama menunggu, akhirnya petang berubah menjadi terang. Vio, Arkan dan Teo segera menuju ke makam Devan di ikuti anggota-anggota yang lain. Tidak butuh waktu lama, mereka pun sampai di makam Devan, dan benar saja Rey ada di sana.

Mereka mendekat ke arah makam Devan. Disana sudah ada pemuda yang bersujud sembari terus mengucapkan kata maaf berulang-ulang.

"Maafin gue bang."

Still With WoundsWhere stories live. Discover now