∘☽ BAB 14 : Pengejaran (3) ☾∘

5 1 0
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Di ruang interogasi.

Master duduk berhadapan dengan tiga wanita sekaligus, yaitu Grace, Cla, dan Aeris.

Putri Thea juga berada di ruangan yang sama. Ia duduk di kursi lain sembari memperhatikan keemat orang di ruangan tersebut.

"Membuat keributan di kedai makan, mencuri kuda milik warga sipil, menggagalkan perayaan Hari Plarata, memasuki gedung sirkus tanpa izin, bertarung di tempat umum tanpa alasan yang jelas padahal sama-sama berpangkat tinggi di kemiliteran," Master memaparkan tentang apa yang terjadi dalam satu hari ini yang disebabkan oleh ketiga wanita di hadapannya.

Grace, Cla, dan Aeris tak bersuara. Mereka hanya diam dan mendengarkan ucapan Master sedari tadi.

"Jadi, siapa yang akan menjelaskan?" tanya Master.

Tak ada satu pun yang menjawab.

Cla panik dalam diam. "Bagaimana ini? Jika kami tidak memberikan jawaban yang memuaskan, bisa-bisa Master mengurung kami di penjara istana. Ini buruk. Dua Bintang Militer dan aspen wanita masuk bui. Ini akan menjadi masalah dan bisa mengubah masa depan. Aerisilla, Gracelda, dan Samantha Claudilla. Nama baik ketiga orang penting itu akan tercoreng gara-gara kami," batinnya.

Aeris tidak menjawab karena tampaknya ia juga memikirkan jawaban yang tepat untuk situasi saat ini.

"Ah, urusan ini aku serahkan pada Cla saja. Dia cerdas dan tahu banyak cara menangani sesuatu," batin Grace, ia menatap Cla. "Aku mengandalkanmu, Cla!" imbuhnya dalam hati.

Cla melirik ke arah Grace yang mengedipkan matanya berkali-kali sebagai kode rahasia. "Ada apa dengannya? Kenapa dia tidak membantuku berpikir? Apakah dia menyerahkan masalah ini padaku?" tanya Cla dalam hati.

Perhatian kelima orang di dalam ruang interogasi teralihkan ke pintu yang diketuk, lalu dibuka dari luar. Lazarus Selatan, Lazarus Utara, dan Gilbert memasuki ruangan.

"Oh, ya, aku juga memanggil wali kalian," kata Master.

Ketiga pria yang baru masuk itu berdiri di belakang rekan mereka masing-masing.

"Wali? Apakah kata 'wali' di zaman Karellus artinya sama dengan kata 'wali' di zaman modern?" batin Cla.

"Apa yang telah kau lakukan selagi aku mengikuti rapat besar?" tanya Lazarus Utara.

Grace menolehkan kepalanya ke belakang __melihat ke arah Lazarus Utara__ tanpa memberikan jawaban.

Lazarus Selatan menghela napas berat. Ia tak ingin menanyakan atau mengatakan apa pun. Aeris tampaknya juga tak peduli.

"Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?" Gilbert yang khawatir bertanya pada Cla.

"Aku baik-baik saja," jawab Cla.

Master melipat kedua tangan di depan dada. "Sekarang kalian bisa bicara, jadi jelaskan apa yang terjadi hingga kalian menyebabkan kerugian yang cukup besar dalam satu hari ini?"

Lazarus Utara, Lazarus Selatan, dan Gilbert melongo mendengarkan pertanyaan Master.

Aeris pun bersuara, "Aku sedang berkeliling di sekitar pemukiman warga. Saat itu, aku melihat gadis pirang ini pergi terburu-buru setelah melihat kedatanganku. Siapa yang tidak curiga saat ada anggota militer sepertiku, tiba-tiba ada seseorang yang kabur seolah baru saja melakukan kejahatan?"

Grace mendapatkan ide. Ia pun angkat bicara, "Terkadang beberapa warga akan merasa terintimidasi dan takut saat melihat anggota militer di sekitar mereka. Aku pikir, itu wajar. Aku pernah mengalaminya waktu kecil. Sekarang pun anak-anak takut padaku. Gadis pirang ini mungkin merasa terintimidasi. Itulah sebabnya dia pergi, tapi aku melihat Bintang Selatan seperti berniat mengejarnya."

Sejenak Grace mengambil napas, lalu melanjutkan, "Karena aku anggota militer yang juga bertanggung jawab atas keselamatan warga, aku pun membuntuti mereka. Dan yang aku lihat, Bintang Selatan melemparkan pisau dalam upaya menghentikan gadis pirang ini. Karena itulah aku berpikir jika Bintang Selatan berniat melukai warga sipil. Dan akhirnya, aku berkelahi dengannya." Wanita itu mengakhiri penjelasannya.

Cla masih diam. Ketiga pria yang merupakan 'wali' mereka juga diam sembari mendengarkan. Mereka tidak memiliki hak untuk bicara.

"Ya, aku memang menemukan pisau di TKP." Master melemparkan pisau-pisau milik Aeris ke meja. "Kenapa kau melakukan itu, Bintang Selatan? Kau punya dendam pribadi pada gadis pirang ini?" Ia beralih pada Aeris.

Aeris tak menjawab karena dipojokkan oleh pernyataan Grace.

"Kau adalah anggota militer sekarang. Kau tidak bisa mencampur urusan pribadi dengan urusan pekerjaan," imbuh Master.

Aeris menghela napas panjang. "Baiklah, ini salahku. Maafkan aku atas kesalahpahaman ini."

Cla dan Grace melongo mendengar permintaan maaf Aeris. Mereka tak mengira jika assassin jenius seperti Aeris bisa meminta maaf dalam situasi yang mendesak. Mereka mengira jika Aeris akan memberikan pernyataan lain demi membela diri, tetapi ternyata tidak. Karena hal tersebut, Cla dan Grace menghela napas lega.

"Dan kau, kenapa kau bergegas pergi ketika melihat Bintang Selatan? Apakah kau telah melakukan tindak kejahatan?" Master bertanya pada Cla.

Grace dan Aeris melirik ke arah Cla yang tampaknya sedang berpikir keras memikirkan jawaban yang tepat.

"Aku seorang aspen wanita. Tugasku menuliskan legenda. Saat melihat anggota militer yang menatapku dengan tatapan mengintimidasi, aku cukup ketakutan. Sebagai aspen, ada banyak pihak yang tidak senang dengan karya kami (para aspen). Mereka yang kecewa karena kisah memalukan mereka kami tulis, kekalahan yang mereka alami dicurahkan ke dalam naskah legenda. Aku memahami itu. Tapi, legenda yang benar harus tetap ditulis," papar Cla.

Sejenak gadis berponi itu menghela napas berat. "Legenda harus sampai pada generasi berikutnya. Namun, beberapa orang yang membenci kebenaran yang ditulis aspen pun terus berdatangan. Mereka mengincar nyawa dan menghancurkan naskah yang kami tulis."

Cla melanjutkan, "Setiap malam aku tak bisa tidur karena memikirkan banyak hal seperti 'kapan aku mati? Bagaimana cara aku mati? Apakah aku mati dengan cara dibunuh? Karena aku mempertahankan pekerjaaan ini?"

Putri Thea merasa sedih mendengar penjelasan Cla.

Mata Gilbert berbinar-binar. "Wah, dia benar-benar hebat! Dia sangat pandai bicara. Alasan ini sangat masuk akal. Master akan mengampuninya," batin pria aspen itu.

Lazarus Utara dan Selatan melirik ke arah Gilbert yang terlihat begitu senang.

"Sudah aku duga, Cla memang bisa diandalkan," kata Grace dalam hati.

Cla melirik ke arah Aeris. "Maaf karena aku tiba-tiba pergi saat melihatmu, maaf sudah berburuk sangka. Aku yakin kau aparat yang sangat bertanggung jawab dan menjalankan sumpahmu."

Grace mendelik kesal pada Aeris. "Untuk apa Cla meminta maaf pada orang yang mengincar kepalanya?" batin polisi wanita itu. "Benar juga, ini hanya akting," imbuhnya.

Aeris menatap Cla. "Lain kali sapa aku, jangan kabur."

Cla terkekeh kaku. "Ya, maaf."

Master beralih pada Grace. "Dan kau, Bintang Utara, kenapa kau menghajar pembeli di Kedai Bilton?"

Cla terkejut mendengar nama tempat makan yang disebutkan oleh Master. "Kedai Bilton?" batinnya.

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

09.41 | 02 Desember 2018
By ucu_irna_marhamah

Follow Instagram :
@ucu_irna_marhamah
@novellova
@artlovae 

Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran TerraWhere stories live. Discover now