Bab 4

37 9 0
                                    

●●●

EYERESARROW
MEMPERSEMBAHKAN

●●●

OUR RED WINTER

●●●

TIAN Gong menginjakkan kakinya yang sudah dipakaikan sepatu sutra baru ke Aula Yuxuan. Rambutnya yang biasa diikat asal-asalan dan selalu terlihat kusut, kini ditata dengan rapi menggunakan pita berwarna seladon yang terbuat dari serat pohon bambu. Pakaian kumalnya pun telah ia ganti dengan jubah hijau muda, menonjolkan kulit gelapnya yang sehat. Ia memasang senyum terbaiknya pada sang Raja yang tengah duduk di singgasana. 

"Salam, Yang Mulia. Hamba ini bernama Shuguang," Tian Gong memperkenalkan diri dengan nama kehormatannya, "mewakili rombongan pedagang yang datang dari Kerajaan Timur untuk mempererat hubungan perdagangan antara negara kita." Suaranya lugas, gerak geriknya sopan. Raja Qianlong dengan segera menyukai kesan pertama yang ditunjukkan pemuda itu.

"Kami dengan suka cita menyambut rombongan Anda yang sudah repot-repot datang jauh kemari," jawab sang Raja. "Nyamankah perjalanan kalian menuju ke ibu kota ini?"

Tian Gong tersenyum. "Hamba beserta para pedagang lain sangat berterima kasih pada pendampingan yang diberikan oleh Jenderal Hong sehingga perjalanan terasa nyaman dan kami merasa terlindungi."

Raja Qianlong merasa puas dengan jawaban tersebut. "Seperti yang Tuan ketahui, negara kami merupakan negara baru yang masih lemah dari segala sisi, tetapi dengan bantuan Jenderal Hong, Kerajaan Zhong Tu memiliki kekuatan militer yang baik meski baru berdiri beberapa tahun."

Tian Gong tahu bahwa Jenderal Hong yang dimaksud Qianlong di sini bukanlah Hong Lan, melainkan Panglima Besar Hong Weiyun, tapi ia tidak berkomentar. Senyumannya bagai diukir karena tidak berubah sedari tadi. "Hamba ini pun setuju dengan Yang Mulia."

Qianlong mengangguk senang, merasa bahwa pemuda ini terlalu pintar untuk menjadi pedagang. Mungkin saja jika ia terlahir dari kalangan bangsawan, Tian Gong dapat menjadi pejabat istana yang kompeten.

"Kami rasa cukup untuk sekarang," ujar sang Raja. "Kalian perlu beristirahat sebelum pesta penyambutan besok. Jika kalian kekurangan sesuatu, katakanlah, niscaya kami akan terus berusaha memberikan kalian yang terbaik."

Tian Gong menangkupkan kedua tangannya dan membungkuk. "Tapi sebelum hamba pergi, izinkanlah hamba memberitahukan Yang Mulia mengenai Nona Xue Ling."

Mendengar nama tersebut, bola mata Qianlong berkedut. "Bicaralah," ujarnya, berusaha terdengar biasa saja.

Tian Gong tidak memedulikan nada dingin tersebut dan meneruskan. "Nona Xue Ling adalah seorang penari. Ia adalah penari paling hebat di rombongan kami," katanya. Ia lalu membungkuk lagi. "Dan Nona Xue Ling berharap bisa tampil besok untuk menghibur Yang Mulia."

Qianlong semakin gelisah. Mengetahui bahwa latar belakang gadis yang akan diperistrinya tersebut adalah budak saja sudah membuatnya khawatir, lantas bagaimana ia bisa membiarkan gadis itu menari di hadapan publik? Di tengah-tengah pikirannya yang ruwet, ia lalu mendengar Tian Gong berbicara lagi.

"Hamba tidak bermaksud untuk membiarkannya menari di hadapan publik," ujar pemuda itu dengan tenang. "Tapi Nona Xue Ling sangat ingin menghibur Yang Mulia, jadi hamba mohon izin agar Yang Mulia mau menyisihkan sedikit waktu di malam hari, setelah pesta penyambutan selesai, untuk menghadiri pertunjukan Nona Xue Ling."

Penasihat Kerajaan Shen yang sedari tadi mendengarkan di belakang Qianlong maju satu langkah dan berbisik pada sang Raja. "Pertunjukan tersebut akan dilaksanakan di Aula Jiangtai. Pengelolanya sudah berdiskusi dan pihak rombongan pedagang setuju untuk membayar 200 batang emas."

[GL] Our Red WinterWhere stories live. Discover now