Bab 1

88 11 0
                                    

●●●

EYERESARROW
MEMPERSEMBAHKAN

●●●

OUR RED WINTER

●●●

KERAJAAN Zhong Tu baru saja merdeka 25 tahun yang lalu. Dibantu oleh Panglima Besar Jenderal Hong Weiyun, Raja Qianlong yang saat itu masih bergelar Adipati dari Qiang sukses menjadikan hampir 800 ribu hektar wilayah paling utara dari Kekaisaran Jin Sha sebagai kerajaan mandiri yang dipimpin langsung oleh Qianlong sendiri.

Dua puluh tahun berlalu setelah kemerdekaan, kerajaan muda itu masih belum stabil keadaannya ketika sang Panglima Besar gugur karena kelelahan di medan perang, meninggalkan putrinya yang baru berusia 17 tahun sebatang kara. Namun, Hong Lanㅡnama gadis tersebutㅡyang mewarisi ambisi keras serta darah panas milik sang ayah tidak akan membiarkan kejayaan militer keluarga Hong redup begitu saja. Di umurnya yang masih sangat belia, ia kemudian mendaftarkan diri sebagai salah satu prajurit di Zhong Tu.

Lampu minyak yang terletak di sudut tenda malam itu menyala remang-remang. Beberapa laron terbang di sekelilingnya, mencari sumber cahaya. Hong Lan duduk di pinggir kasur, masih menggunakan armor lengkap. Sehelai kertas di genggamannya. Sore tadi, seorang babu datang menghadap langsung padanya untuk memberikan surat dari sang Raja.

Surat itu tegas dan sederhana. Hanya sebuah permintaan bagi Hong Lan dan pasukannya untuk mendampingi rombongan pedagang dari Kerajaan Timur dari perbatasan ke ibu kota. Rombongan tersebut kemungkinan besar akan sampai ke pos tempat Hong Lan berjaga besok pagi.

Menjadi putri satu-satunya Panglima Besar Jenderal Hong Weiyun yang merupakan sahabat dekat Raja Qianlong menjadikan Hong Lan lebih sering diberi tugas sebagai 'simbol' keberhasilan di Zhong Tu. Maka dari itu, tugas pokok Hong Lan diantaranya adalah menjadi pengawal sang Raja dalam perjalanan dinas, menjadi pengawal tamu dari negeri lain, menjadi tokoh utama dalam pentas di festival hari libur, dan kegiatan-kegiatan remeh lainnya.

Hong Lan tidak pernah protes, tidak bisa protes lebih tepatnya.

Ia menaruh surat sang Raja di atas nakas.

"Tuan Guo," panggil Hong Lan. Berbanding terbalik dengan wajahnya yang sekeras batu dan tubuhnya yang seolah tercipta dari besi dan baja, suara gadis itu terdengar lembut layaknya kelopak anggrek.

Tuan Guo menyingkap sedikit pintu tenda Hong Lan. "Iya, Nona?"

"Tolong siapkan pasukan. Aku harus pergi besok pagi-pagi sekali," ujar Hong Lan. "Serta tolong kabari Jenderal Fu untuk menggantikan posisiku untuk beberapa minggu."

Tuan Guo dikenal diantara para prajurit sebagai anjing keluarga Hong. Ia tidak pernah berbicara apapun kecuali Hong Lan menyuruhnya berbicara, tidak bertindak kecuali Hong Lan menyuruhnya bertindak. Umurnya hanya beberapa bulan lebih muda dari Panglima Besar Jenderal Hong, dan hampir setiap kali melihat pria paruh baya itu, dada Hong Lan terasa sakit karena teringat sang ayah.

"Baik, Nona," jawab Tuan Guo sambil membungkuk.

Hong Lan mengangguk. "Cukup itu saja, Tuan Guo. Terima kasih dan selamat beristirahat."

Tuan Guo meminta diri dan angkat kaki dari tenda. Hong Lan melepaskan armornya dan mulai membersihkan diri.

Suara tawa bergema di luar tenda. Para prajurit yang bertugas untuk menjaga malam mungkin sedang sibuk bermain permainan papan atau berjudi. Hong Lan tidak peduli dan tidak pernah peduli apa yang sedang mereka lakukan. Setelah membersihkan diri dan mengganti baju, Hong Lan menjatuhkan kepalanya di bantal dan mulai tertidur.

[GL] Our Red WinterΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα