Bab 5

57 9 3
                                    

●●●

EYERESARROW
MEMPERSEMBAHKAN

●●●

OUR RED WINTER

●●●

HAMPIR saja Hong Lan terjatuh dari ranjangnya. "Katakan padanya aku akan keluar sebentar lagi!"

Xia Yun dengan datar memerhatikan bibinya mengganti baju dengan jubah yang lebih rapi serta menata rambutnya yang kering karena terlalu lama dijemur sinar matahari. "Kenapa kau menerimanya? Dia hanya ingin menanyakan pendapatmu soal baju hanya sebagai basa-basi. Lagi pula, dengan selera burukmu itu, aku tidak yakin kau bisa memberi pendapat."

"Diamlah, Yang Mulia," balas Hong Lan. Ia sedang sibuk memakai kaus kaki. "Kalau memang seleramu setinggi itu, kenapa kau tidak ikut aku saja ke luar dan menyambut tamu kita? Siapa yang tahu dia memang benar-benar kebingungan dan bukan hanya ingin berbasa-basi."

Xia Yun mengendikkan bahunya seolah acuh tak acuh, tapi tetap saja ia mengekori Hong Lan untuk menemui Xue Ling.

Tamunya itu belum duduk di kursi. Terlihat cantik seperti mutiara di tengah balai kediaman Hong Lan yang menyedihkan. Berdiri memakai gaun putih sederhana dengan rambut yang diikat setengah, Xue Ling tersenyum malu-malu ke arah Hong Lan. Ia hanya menangkupkan kedua tangannya sambil membungkuk untuk memberi salam. Seperti Hong Lan kemarin, Xia Yun pun hampir mengira bahwa gadis itu bisu.

Hong Lan membalas salam tersebut. "Silakan duduk, Non— eh, Xue Ling..."

Xue Ling menurut dan duduk di kursi yang ada di hadapan Hong Lan. "Hamba telah mengganggu waktumu, Nona Hong."

Hong Lan buru-buru menyanggah. "Tidak!"

Xue Ling tersentak, begitu pun dengan Xia Yun.

Sadar akan seruannya yang terlalu keras, wajah Hong Lang langsung memanas. Ia lalu berdeham untuk menyembunyikan rasa malu. "Kau tidak mengganggu sama sekali," ujarnya. "Ku dengar kau akan menampilkan pertunjukan besok malam?"

"Betul, Nona." Xue Ling mengangguk. "Anu, sebenarnya aku datang untuk meminta pendapatmu soal baju yang akan ku pakai besok. Tuanku sebelumnya telah memilih model yang sesuai dengan budaya utara, tapi beliau berkata lebih baik aku meminta pendapat wanita istana terlebih dahulu."

Hong Lan menyimak dengan serius. Ini adalah kali pertama ia mendengar Xue Ling berbicara panjang. "Begitu rupanya." Sayangnya saking seriusnya menyimak, ia jadi lupa bagaimana cara menjawab.

Xia Yun menyenggol siku Hong Lan. "Hey, apa kau tidak merasa gadis ini sedikit bodoh," bisiknya.

Hong Lan sontak melotot padanya. "Perhatikan mulutmu, Yang Mulia."

"Tapi aku serius," lanjut Xia Yun, masih sambil berbisik. "Maksudku, jika ia mau menanyakan pendapat soal baju, bukankah seharusnya ia bertanya padaku? Atau jika ia ingin lebih memperluas pergaulan, kenapa ia tidak bertanya pada Rashina? Kenapa ia datang kepadamu? Kau bahkan bukan wanita istana sama sekali."

Hong Lan menatapnya kesal. Ia lalu ikut-ikutan berbisik. "Aku seorang wanita yang memiliki kediaman di wilayah istana, kenapa pula kau menyebutku bukan wanita istana?"

Xia Yun memutar bola matanya. Ia kemudian beralih untuk berbicara pada Xue Ling. Bibirnya tersenyum miring dan dagunya terangkat dengan kesan arogan. "Salam, Nona Xue Ling. Namaku Xia Yun."

Mendengar nama tersebut, mata Xue Ling melebar. Ia lalu buru-buru bersujud kepada Xia Yun. "Berjuta maaf! Hamba ini sangat lancang karena tidak memberikan salam kepada Yang Mulia Tuan Putri."

[GL] Our Red WinterHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin