40

6.6K 854 183
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.














Di dalam sebuah ruangan tercipta keheningan cukup lama. Seseorang yang berada di ruangan itu terdiam tidak melakukan apa apa selain memandangi handphone nya yang senantiasa ia genggam. Seseorang itu ialah Rafa. Duduk di kursi belajar dengan menyanggah pipinya dengan salah satu tangannya di atas meja belajar.

Menanti pesan entah dari ayah atau ibunya. Jujur, ia ingin tinggal di rumahnya sendiri. Kenapa begitu lama orang tuanya kembali. Apakah keadaan neneknya parah sekali ya?

Sebenarnya jika disuruh memilih antara mansion Ganendra atau Alarick, ia pasti akan  memilih mansion Ganendra. Jika lebih dibicarakan, mansion Ganendra lebih damai daripada mansion Alarick. Dari segi suasana dan perlakuan mereka, lebih aman tentram di sini.

Hanya saja setelah kejadian tadi, Rafa jadi overthinking. Anak bernama Lea itu, kentara sekali mencari perhatian dengan keluarga ini. Dan sepertinya dia berhasil dengan misinya itu. Rafa takut, jika posisinya akan digantikan oleh anak itu. Apalagi anak itu sepertinya sudah mendapatkan simpati oleh nyonya Ganendra.

Ah memikirkan itu membuat Rafa semakin merasa berkecil hati. Jika tinggal di mansion Alarick, sebenarnya tidak apa apa sih. Tapi di sana perseteruan pasti tidak akan terelakkan. Intinya di sana lebih suram, saling tidak ingin mengalah, sifat posesif mereka saling berseteru. Takutnya saat ia masuk ke dalam mansion itu, ia tidak bisa keluar lagi. Ia selalu diancam seperti itu oleh abang-abangnya.

Padahal apa yang harus diperebutkan dari dirinya. Ia hanya anak biasa saja. Tidak sederajat dengan mereka. Ia hanya anak seorang anak maid dan tukang kebun. Dan dia juga tidak terlalu banyak berjasa dengan dua keluarga itu, kenapa mereka Seakan-akan berebut perhatiannya.

Dan lagi keluarga Ganendra. Ia kan tidak punya jasa apa apa di keluarga itu, tidak seperti Lea yang telah menyelamatkan sang nyonya Ganendra. Ups, Rafa mulai membandingkan dirinya dengan Lea. Sepertinya ia sangat berkecil hati.

Percuma Rafa memikirkan itu, besok ia sudah akan tinggal di mansion Alarick. Bagus lah, ia tidak ingin melihat interaksi antara mommy nya dan Lea. Itu membuat hatinya sakit.

Ceklek!

Pintu kamar Rafa dibuka dari luar. Atensi Rafa teralih pada sumber suara. Di sana ada Cakra yang masuk ke dalam kamarnya.

"Tidak tidur?" tanya Cakra berjalan mendekat pada Rafa. Mengambil kursi kosong lalu ia seret mendekat ke kursi Rafa.

"Belum," balas Rafa dengan lesu. Sekarang sudah jam sepuluh malam. Makan malam sudah berjalan sekitar satu jam yang lalu, dan kini ia tidak tau ingin melakukan apa.

"Tidur, sudah belajar?" tanya Cakra sembari melihat-melihat pemandangan di sekitar kamar Rafa.

Kening Rafa mengkerut, merasa janggal dengan ucapan Cakra. "Besok kan libur," ucap Rafa dengan menaikkan sebelah alisnya.

Rafa (Hiatus🤎) Where stories live. Discover now