14

18.1K 1.3K 47
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Clara dan David saling tukar pandang. Bagaimana bisa salah satu keturunan Alarick bisa berada di ruangan ini. Tentu keluarga Alarick begitu disegani di kota ini, keluarga Fernando pun juga berupaya untuk menjalin kerja sama dan menghindari permasalahan yang dapat menyinggung keluarga itu.


"Abang Vano."


Ucapan Rafa mampu membuat Clara dan David bertanya-tanya. Apakah Rafa kenal dengan Vano? Tapi bagaimana bisa.


"Tuan muda Vano."

Ucapan serentak berasal dari kepala sekolah dan Arya. Tidak menyangka dengan kedatangan Vano di sini.

Menghiraukan sapaan dari adik kesayangannya dan ayah dari Rafa . Vano langsung berjalan cepat ke arah Toni, tanpa banyak basa basi, ia langsung mencengkram kuat kerah seragam Toni lalu menyeretnya dari tempat duduknya.

BUGHHH!!

Vano memberikan bogeman mentah ke muka Toni, tak berhenti di situ saja. Saat Toni masih memegang salah satu pipinya yang terkena bogeman mentah, kaki Vano menendang tubuh Toni dengan bertubi-tubi. Tak memberikan kesempatan pada Toni untuk melawan. Ya kalau saja Toni bisa melawan Vano yang kini diselimuti amarah.

"TONI." Teriak Clara dengan histeris melihat anaknya dihajar oleh Vano.

Kepala sekolah langsung menengahi perkelahian itu. Tidak hanya kepala sekolah saja, Arya beserta guru-guru yang lain juga mencoba menenangkan Vano yang sedang emosi.

Untung ada Rafa yang sigap menarik Vano untuk menjauh dari Toni. Mereka tidak punya keberanian untuk menyentuh Vano. Takut Vano tambah ngamuk. Berbeda jika itu Rafa.

"Abang Vano, berhenti. Abang." Lerai Rafa dengan tangan mungilnya menarik-narik tangan kekar abangnya. Mencoba dengan sekuat tenaga untuk menarik abangnya menjauh dari Toni.

Vano menuruti perintah Rafa setelah puas menghajar remaja yang membully adik kesayangannya. Berani dengan Rafa maka itu artinya Toni juga berani padanya.

Clara menghampiri anaknya yang tergeletak di atas lantai dengan tak berdaya, di ikuti oleh suaminya. Kepala sekolah melaporkan tentang kedatangan Vano pada keluarga Alarick. Seperti perintah dari Dirga, jika ada sesuatu yang terjadi, segera lapor kepada mereka.

"Sayang, ya ampun anak mama." Clara membelai wajah anaknya yang penuh lebam. Dihajar sebentar oleh Vano saja keadaan Toni sudah penuh akan lebam, bagaimana nanti jika harus berhadapan langsung dengan semua abangnya Rafa?

Rafa (Hiatus🤎) Where stories live. Discover now