15

17.4K 1.1K 18
                                    

"Sini, Rafa!" Vania memanggil Rafa untuk mendekat padanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sini, Rafa!" Vania memanggil Rafa untuk mendekat padanya. Kini Dirga dan Vania telah duduk bergabung dalam pertemuan ini. Di samping mereka, ada James dan Elisa. Kepala sekolah terkejut dengan kedatangan keluarga Ganendra. Dua keluarga berpengaruh di kota ini, sekarang bertemu di pertemuan ini.

Rafa celingukan menatap ayah ibunya untuk meminta pendapat. Arya dan Helia tentu menyetujuinya. Setelah itu Rafa berjalan mendekat ke arah Dirga dan Vania, duduk di tengah-tengah mereka.

"Kesayangan mommy, bagaimana kabarmu?" Sambut Vania dengan tangannya mengelus lembut surai Rafa.

Rafa memejamkan matanya sebentar menikmati elusan lembut nan halus di rambutnya. “"Rafa baik," balas Rafa dengan nada kalem.

David dan Clara melotot melihat interaksi antara Vania dan Rafa. Kepala sekolah maupun guru lainnya juga terdiam membeku melihat intraksi Vania dan Rafa. Bagaimana bisa seorang Nyonya Alarick bisa akrab dengan Rafa yang hidupnya tidak sederajat dengan mereka.

Julia, guru yang tidak suka dengan Rafa ikut terkejut melihatnya. Rafa yang hanya seorang anak miskin bisa dengan mudahnya mengobrol dengan nyonya Alarick? Bagaimana bisa!

"Jadi pak Andre, bagaimana keputusanmu?" Suara Dirga mulai membangkitkan pembicaraan yang sempat tertunda karena aksi Vano tadi dan kedatangan keluarga Alarick dan Ganendra.

Kepala sekolah berkeringat dingin. Untuk mengambil keputusan pun  bagaimana jika sedari tadi hanya perdebatan yang ada.

"Belum ada keputusan sampai sekarang?" Kini James mulai angkat bicara. Mengetahui gerak gerik kepala sekolah sepertinya memang keputusan permasalahan ini belum menemukan titik ujungnya.

"Masih belum?" tanya Elisa dengan tatapan tajam menatap kepala sekolah. Mereka kira permasalahan telah selesai karena pertemuan ini sudah memakan waktu berjam-jam.

"kami baru saja akan memutuskan permasalahan ini tuan nyonya." Kepala sekolah menjawab dengan muka yang panik. Jangan sampai pandangan keluarga itu kepadanya menjadi buruk. Nama baiknya akan tercoreng.

"Vano, apa yang kamu lakukan di sini?" Vania menanyakan anaknya tentang kedatangannya ke sini.

Vano saat ini duduk di sofa single, tepat berada di sebelah tempat duduk Arya dan Helia.

"Membalas orang yang menyakiti adikku," balas Vano dengan tangannya yang ia buat  terkepal erat lalu ia renggangkan, seterusnya seperti itu. Tindakannya membuktikan jika ia siap untuk memberikan pukulannya kepada Toni lagi. Tak lupa tatapan tajam menghunus ia berikan pada Toni yang berada di depannya. Menyunggingkan seringainya untuk menantang Toni.

Rafa (Hiatus🤎) Where stories live. Discover now