31

9.3K 839 13
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








"Mom, Rafa kapan sampai?" tanya Refan yang tengah duduk di sofa. Di ruang tamu sudah berkumpul seluruh keluarga Ganendra. Di hari libur seperti ini biasanya  sang sulung akan tetap pergi bekerja. Tiada hari libur baginya. Tapi sang nyonya Ganendra memerintahkan kepada suami dan anak-anaknya untuk  tak pergi kemana-mana di hari libur ini.

Alasannya? Karena mereka akan menyambut kedatangan Rafa yang akan tinggal di mansion nya. Mereka semua harus menyambut, dan juga harus meriah. Suami dan anak-anaknya pasrah dengan perintah Elisa. Lagi pula mereka juga ingin menyambut kedatangan Rafa.

Sedari kemarin Elisa yang paling sibuk sendiri menyiapkan kamar Rafa. Menambah beberapa barang lah, membersihkan sampai bersih lah, dan lain-lain.

"Entah, tunggu saja," jawab Elisa dengan santai sembari bermain handphone. Sedari kemarin suasana hatinya begitu senang. Bahkan terbilang paling heboh sendiri. Cakra, Arka dan Refan saat mengetahui kabar ini tentu senang, tapi mereka bisa mengontrol ekspresinya. Terlalu gengsi untuk menyuarakan  kesenangannya.

Suara tapakan kaki menggema di dalam ruang tamu. Di sana, terdapat bodyguard yang sedang menghadap keluarga Ganendra. Bersiap melaporkan situasi.

"Tuan, di depan mansion ada Helia beserta keluarganya meminta izin untuk masuk." Lapor bodyguard dengan suara tegas dan tubuh yang tegap.

Saat James akan menjawab perkataan bodyguard, Elisa dengan semangat menjawabnya terlebih dulu. "Izinkan masuk, cepat!" perintah Elisa sembari dirinya beranjak dari duduknya.

Melihat Elisa berdiri dari duduknya untuk menyambut Rafa dan keluarganya. James dan ketiga anaknya mengikuti pergerakan Elisa.

Setelah bodyguard pamit undur diri, tak lama Helia dan keluarganya memasuki mansion Ganendra. Rafa menggenggam dengan kuat tangan ibunya. Sedari rumah sampai di mansion ini bibirnya senantiasa melengkung ke bawah. Biasanya Rafa suka hari libur karena bisa membantu orang tuanya, kini ia tak suka dengan hari libur ini. Tak semangat seperti biasanya.

"Tuan, nyonya," sapa Helia dan Arya secara bersamaan dengan badan sedikit membungkuk.

"Akhirnya datang," sambut Elisa dengan senyum terpatri di kedua belah bibirnya.

"Maafkan kami yang lama, kami harus menenangkan Rafa yang tadi menangis," ucap Helia. Rafa yang mendengar itu merasa malu. Memilih bersembunyi di belakang tubuh ibunya. Ia kan malu dengan tuan dan nyonya Ganendra, dan yang paling utama adalah abang-abangnya. Dapat dilihat jika senyum jahil terlihat di bibir mereka. Ketauan dong kalau ia anaknya cengeng.

"Benarkah," balas Elisa dengan tawa lirihnya.

"Jam berapa kalian akan berangkat?" tanya James pada keluarga Mahardika.

"Sekarang tuan, agar tidak lama-lama," balas Arya dengan sopan.

"Cakra, perintahkan bodyguard untuk mempersiapkan mobil," perintah James pada anak sulungnya yang langsung dilaksanakan oleh Cakra.

Rafa (Hiatus🤎) Where stories live. Discover now