Tadi, ketika melewati kantin. Prita tidak sengaja mendapati Niko sedang sendirian berdiri di depan kulkas minuman. Ia pun berinisiatif menghampiri Niko.

Kedua remaja itu memang dekat, bukan kedekatan sebagai teman sekelas. Bisa dibilang, Prita salah satu cewek yang sukses dibaperin Niko.

Prita yang menyukai Niko sejak lama pun langsung menerima kedatangan Niko kala itu.

Niko memang tidak pernah berterus terang mengatakan suka, tapi Prita yakin bila Niko merasakan hal yang sama denganya.

Ruby dan Maura tau, fakta ini hanya disembunyikan dari Sasya.

"Nanti sore, jalan yuk?" ajak Prita.

"Ada yang mau aku lakuin nanti."

Mendengar penolakan, senyuman di wajah Prita mendadak sirna.

"Sama Bora?"

Niko kembali meneguk minumannya.

Prita sempat ragu, dengan berat ia menebak kemungkinan terkecilnya. "Ssaa-sya---"

"Iya," jawab Niko cepat sambil menutup minumannya yang kini tinggal setengah botol.

Prita bungkam agak lama. Ia meremas bagian jahitan seragam rok abu-abunya. Entah apa yang sedang di pikirkan gadis cantik tersebut, perasaannya campur aduk antara marah, kecewa, dendam, dan sedih.

"Prita, kalian berantem sama Sasya?" Niko membuka suara.

"Eh?" Prita melanjutkan, "Maaf, aku tadi ngelamun," Prita tersenyum.

"Biasaa, masalah anak cewek," jelas Prita.

"Pantesan tadi Sasya pindah tempat duduk ke samping Bora," ujar Niko.

"Niko, nanti sore kamu beneran pergi samaa---"

Niko tertawa. Reaksi itu diartikan sebagai lelucon bagi Prita. Sang ketua OSIS tidak mungkin menyukai Sasya! Prita berharap Niko menyangkal ucapan sebelumnya.

"Sebenarnya aku minta bantuan Bora buat atur pernyataan cinta aku ke Sasya," tutur Niko dengan nada berbisik.

Prita membelalakkan matanya dengan bibir sedikit terbuka.

"Gimana sama aku?" lirih Prita.

"Apanya?" tanya Niko.

"Ohh," Niko mengerti arah pembicaraan Prita. "Kita, 'teman' kan?" Niko tersenyum.

Prita menggigit bagian bawah bibirnya dengan napas memburu. Semudah itu? Apakah secara tidak langsung, Prita baru saja ditolak?

Di sisi lain, Maura yang baru saja tiba di kantin bersama Ansel melihat Prita dan Niko seperti sedang mengobrol. Namun, ada apa dengan raut wajah Prita?

Maura pun bergegas menuju sahabatnya dengan di dampingi sang pacar.

"Ehh, ada Niko."

Maura mencoba mengusir situasi yang agak canggung ini. Niko membalas hanya dengan senyuman singkat.

"Kenapa?" bisik Maura lirih di telinga Prita, Namun tidak ada jawaban.

Rasakanlah!Where stories live. Discover now