Such a beautiful day

1K 116 30
                                    

💞

Kondangan gaess, saweran yes! Hahaha

Pengajian berjalan lancar, siraman juga, kini Zena tengah duduk sambil berbincang dengan para sepupu juga Lana dan Samantha.

Aura Zena muncul begitu bersinar, apalagi setelah Mandala kirim pesan singkat yang berkata tak sabar sah menjadi suaminya. Hati Zena berbunga-bunga, sesekali ia memainkan cincin tunangan yang esok akan berganti menjadi cincin pernikahan.

Seumur hidup ia akan menjalani rumah tangga dengan Mandala walau rintangan akan selalu ada.

Kebaya warna hijau muda yang dikenakan semakin membuatnya anggun mempesona. Ibu-ibu pengajian terus memujinya. Tamu undangan lain dari yayasan yatim piatu yang dikelola Letta juga hadir.

Anak-anak berseragam putih begitu bahagia bisa menikmati semua hidangan lezat yang Dipa pilih. Suasana tenda yang didominasi warna krem, semakin membuat acara pengajian berkelas.

Belum lagi pendingin yang dipasang dalam tenda membuat tamu tak kepanasan sama sekali.

Letta dan Dipa menyambut tamu yang terlambat datang dengan ramah. Mereka guru-guru dari sekolah tempat Letta bekerja juga guru sekolah milik Letta.

Tak ada yang tak tersenyum, apalagi bingkisan saat tamu pulang sudah disiapkan Dipa dengan mewah.

Selain sembako, Dipa memberikan satu set peralatan memasak, teflon ukuran besar, sedang dan kecil hingga set pisau ia berikan.

Sumringahlah ibu-ibu pengajian dan guru-guru. Untuk anak yatim piatu, Dipa dan Letta menyiapkan baju baru sebanyak tiga stel, bingkisan camilan dan voucher belanja di minimarket peranak seratus ribu. Entah berapa dana yang digelontorkan Dipa, ia mau total menjamu tamu undangan.

Itu baru pengajian dan siraman, belum acara puncaknya esok hari.  Dipa dan Letta menunjukkan jika mereka bukan orang kaya raya banyak harta sehingga memberikan hadiah untuk tamu barang-barang yang tak bermanfaat, bisa mubadzir nanti.

Momen pengajian terus diabadikan panitia bagian dokumentasi, semua Dipa arahkan sehingga princessnya tak kehilangan kenang-kenangan.

"Mas Dipa, makin tua kita, ya," lirih Letta yang juga cantik dengan kebaya warna jingga. Sementara Dipa memakai beskap warna krem.

"Belum, satu lagi masih ada yang harus kita didik sampai bisa ada dititik ini juga. Zaver sekarang yang harus tau didikan Papanya untuk anak seusia dia." Dipa terus merangkul bahu Letta saat mereka duduk bersisian.

"Iya juga, ya. Kemarin aku dapat kabar, Zaver diundang masuk sekolah swasta jalur prestasi olahraga, menurut kamu gimana?" toleh Letta menatap suaminya dari samping.

"Anaknya aja suruh pilih, dia yang mau jalanin." Dipa tak menatap Letta, ia terus memperhatikan Zena yang sebentar lagi menjadi tanggung jawab laki-laki lain. "Anaknya Zena nanti laki apa perempuan, ya, Let? Penasaran," kekeh Dipa.

"Hus! Mikirin itu. Apa aja, lah, yang penting sehat."

Dipa senyum-senyum jail. "Anakku pasti kasih cucu buat kita banyak, Let. Zano sama Rere aku tantang punya anak tiga, Zena nanti aku spill ke dia, kalau Zaver masih dipikirin, deh."

"Jangan ngatur rejeki mereka. Udah, deh, kita masih ada Oca dan Arya yang butuh dididik, bukan cuma Zaver. Lupa, ya?" Letta memicingkan kedua matanya.

"Oh, iya. Tuh anak dua mana, ya? Oca gemesin pake kebaya, Arya pake beskap juga lucu." Dipa celingukan, kedua anak TK itu asik duduk berdua sambil makan es krim jauh dari keramaian, tepatnya dekat pintu gudang halaman belakang.

Terjebak Mantan Belagu! ✔ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang