Ujian kesetiaan

535 118 14
                                    

💞

🕌🕌🕌🕌🕌🕌
Minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh teman² pembaca. Selamat lebaran, ya 🙏🧕
🌟🌟🌟🌟🌟🌟

Urusan dengan Hanum ternyata masih berlanjut. Tak mempan ditegur oleh Zena, justru membuat Hanum seperti tak peduli. Ia sendiri hanya merasa jika Mandala salah jika memilih Zena sebagai pasangan hidupnya sehingga mencoba cara lain supaya bisa membuat Mandala bimbang.

Seperti hari itu, Hanum menghubungi Mandala tiba-tiba karena membutuhkan bantuan saat kendaraannya mogok di jalan. Sayangnya, Mandala memang sedang di luar kantor juga berada tak jauh dari lokasi Hanum.

Sepeda motor ia hentikan di belakang mobil Hanum yang terparkir di tepi jalan. Wanita cantik itu tampak diam saja sambil berdiri di depan mobilnya.

"Udah telpon bengkel sama mobil derek?" Mandala turun dari atas sepeda motornya sambil melepaskan helm.

"Udah, ini masih nungguin. Cuma aku bingung, kenapa mobil sebagus gini masih bisa mogok," keluhnya bingung sambil mengusap pelipisnya.

"Nggak dirawat barang kali, jadinya rusak." Mandala celingak celinguk sejenak, "Kamu naik taksi aja, Num, aku nggak bisa antar kamu ke lokasi meeting. Udah jam setengah lima, aku harus ke kantor lagi."

Hanum mendesah, "deket kok, Man. Anterin sehentar, ya. Nah, mobil derek dateng, tuh!" tunjuknya ke arah belakang. Mandala ikut menoleh, mobil derek besar segera menepi.

Mandala melirik jam tangan yang ia kenakan di pergelangan kiri, jam pulang kerja Zena sebentar lagi, ia ragu harus jujur bilang sedang membantu Hanum atau tidak. Pasalnya, Zena akan murka, semurka jika Zena lapar dan telar makan. Wajahnya jutek, sikapnya dingin belum lagi ketus. Mandala sudah pusing membayangkannya.

"Ada helm, nggak?" Pertanyaan Hanum membuat Mandala tersadar dari kebimbangan, ia membuka box motor lalu memberikan helm Zena kepada Hanum.

Mobil derek meluncur ke bengkel, pun Hanum yang sudah membonceng.

"Jangan peluk," pinta Mandala karena merasa Hanum melingkarkan kedua tangan pada pinggangnya.

"Oh, oke," balasnya sendu.

Sepanjang perjalanan, Hanum diam-diam sengaja mengabadikan momen mereka yang ia bagikan di medsosnya, berharap Zena melihat. Rencana busuk, Hanum seolah sengaja membuat Zena dan Mandala salah paham.

"Turun," perintah Mandala datar. Hanum segera turun, melepas helm, lalu berterima kasih ke Mandala tapi belum beranjak masuk ke lokasi rapat.

"Sikap kamu berubah, Man. Zena hebat ya bisa bikin kamu begini." Tatapan Hanum jujur, ia terkejut dengan berubahnya Mandala yang dikenalnya dulu.

Mandala menghepa napas panjang seraya menoleh ke Hanum, "aku udah punya calon istri dan beberapa waktu lagi nikah. Kalau kamu belum bisa sadarin siapa aku sekarang dan ini bagian rencana kamu bikin aku ribut sama Zena, aku nggak bisa turun tangan bantu kamu kalau Zena kasih pelajaran ke kamu. Tolong sadar, Num, kita nggak jodoh. Jangan jadi perempuan dengan harga diri rendah karena perasaan kamu nggak aku balas."

Kedua sudut bibir Hanum berkedut pelan, kata-kata Mandala menusuk hatinya. Ia juga menahan tangis. "Harapan aku pupus ya, Man. Padahal cuma kamu yang paham kondisiku juga kamu yang perhatian ke aku ... dulu." Kepala Hanum menunduk sejenak sebelum kembali mendongak menatap Mandala yang santai saja.

Terjebak Mantan Belagu! ✔ (TAMAT)Where stories live. Discover now