"sip, dapat dipahami" #2

38 7 0
                                    


"Ya... Dapat dipahami lah"

Ucap Taufan setelah mendengar penjelasan [name].

"Kalo cara kamu nemuin kita?"

Tanya gempa kepada sistem, bagaimana caranya menemukan mereka yang sebelumnya berada didalam batu yang aneh (kristal), pikirnya.

{"Kalian sampai ke dunia ini dalam kondisi yang sama; tersegel didalam sebuah kristal"}

{"Saya mencoba berbagai cara untuk membebaskan kalian dari kristal tersebut, benar-benar sangat sulit, mencoba untuk mengambil alih tubuh salah satu dari kalian saja rasanya mustahil pada saat itu. Tetapi saya mendapatkan bantuan dari... petir"}

Ucap sistem yang sukses membuat ketiganya terkejut sesaat setelah menyebutkan nama 'Petir'.

{"Sebelumnya saya pikir itu bukan petir, karena kami memang tidak berkomunikasi. Jadi saya hanya berpikir jika itu murni dari Halilintar sendiri"}

{"Petir yang membebaskan Halilintar, melakukanya atas kehendaknya sendiri"}

{"Saya mulai menyadarinya ketika Halilintar kesusahan melawan monster-monster di hari pertama, kesusahan ketika melawan Taufan sebelumnya."}

{"Dari hal hal tersebut juga bukan hanya membuat ku tahu bahwa elemen-elemen itu hidup, mereka bisa kapan saja mengambil alih tubuh kalian"}

Hawa terasa berat, suasana saat ini benar benar terasa tegang. Apakah kekuatan mereka sebenarnya adalah kutukan? Begitu pikir Gempa.

"Tak perlu takut, Kalianlah tuan baru kami yang akan mempertemukan kami dengan tuan lama kembali"

Suara seseorang laki-laki terdengar, begitu mirip dengan Gempa. Pastinya kita semua sudah mengetahuinya, itu adalah tanah. Selama ini para elemen itu tentu bisa mendengar mereka yang mengobrol sedari tadi.

Suara tanpa wujud itu terdengar di kepala mereka bertiga. Tanah Telah menerobos jaringan komunikasi antara Sistem dan si kembar tiga

"Tuan... Lama?"

Tanya Halilintar. Beberapa detik terlewat, tetapi suara Tanah tidak terdengar lagi.

Dimana dia? Sepertinya, [name] sedang mengajaknya mengobrol.

[Name]'s POV

Eh, lah, kok bisa? Emang gue nyambungin antara mereka bertiga sama elemen itu? KAGAK! MANA ADA???!

harus di ajak ngobrol nih Tanah, pribadi!

{"Bagaimana kau bisa berbicara dengan mereka tanpa izin ku?"}

Nih gue tanyain ke Tanah, biar Tanah aja yang denger, Tuan tuan ku sakalin bentar ya, ini diskusi antara orang penting.

(diskusi antara babu 🙏)

"Ya memangnya kenapa?"jawab Angin.

HEH?! ini kok Angin ikut nimbrung, haelah. Jangan jangan si petir juga.

{"Petir, kau pasti ingin mejelaskan sesuatu"}

Mampuslo gue judesin, sok sok an amat ಠ⁠︵⁠ಠ

"Haha... Tak perlu kau merasa terkalahkan dengan kami, karena faktanya, kau memang sudah kalah, dasar asisten tidak berguna!"

Bukan Petir yang menjawab, tetapi itu Angin. Nyeh, Petir jual mahal, DAN APA-APAAN? DIA PANNGIL GUE GA GUNA?!

dasar Angin, emosinya aja ga stabil.

"Izin mu? Untuk apa? Kami juga memiliki persamaan denganmu, mendapatkan perintah dari tuan lama"

Hah?

Perintah?

tuan.... lama?

Apakah elemen elemen ini hanya mempermainkan anak anak ini (Halilintar dengan saudara-saudara nya). Apakah Anak anak ini hanya menjadi alat...

...

Sial

Mereka punya tuan yang lain, Pasti orang yang nyuruh mereka bukan orang baik baik...

Tapi... Kenapa dia bilangnya persamaan? Jangan jangan ... Tuan lama mereka yang ngasih gue... 'informasi awal' itu???

"Helooo? Lah kok pada ngilang dah?"

End of [name's] POV

Suara itu memotong percakapan serius yang sedang dilakukan tiga elemen dan sistem. Sistem yang sedari tadi diam dan memiliki banyak pikiran pikiran itu pun tersadar.

"Lah beneran ngilang"

Ucap Taufan sekali lagi, tidak mendapatkan respon.

"Hei! Ini jelasin dulu, maksudnya kamu tuan lama itu siapa?, Tanah"

Ucap Gempa, dan tentu saja semua bisa mendengarnya. Kembar tiga itu, para elemen dan juga sistem.

"Akan ku ceritakan..."

Ucap Tanah, suaranya terdengar oleh mereka semua.

"
Ketika dunia berada dibawah kekuasaan raja iblis yang keji. Kehancuran merupakan makanan sehari hari. Manusia tidak mendapatkan kemakmuran. Peradaban yang tidak mengenal perdamaian.

Kekejaman raja iblis bersama pasukannya; monster, membuat sang penjaga Hutan Besar Buana sedih, dengan kekuatannya dia mencoba untuk melawan sang raja iblis.

Kekuatan Buana menyertainya, alam adalah kekuatannya. Bersama dengan alam dia keluar dari Hutan Besar dan pergi menuju kastil di kota, tempat milik manusia. Dia berperang bersama ke-7 elemenya dan mengalahkan raja iblis.

Raja iblis berhasil dikalahkan, monster-monster berlarian dan kabur dari kota. Tubuh raja iblis yang tertusuk pedang milik sang Penjaga itu pecah, menjadi abu yang melayang ke angkasa dan menghilang.

Tetapi, Penjaga Hutan Besar Buana terluka. Dia menitipkan pesan kepada alam yang telah menjadi kekuatannya.

Mereka akan bangkit, dan menemukan Tuan yang baru.

Dengan kekuatan terakhirnya, mengirim mereka ke angkasa beserta dirinya sendiri.

Tubuh sang penjaga bercahaya dan hilang di udara"
.
.
.

Hening

Sedari awal Tanah menceritakan itu, tidak ada yang memotongnya berbicara. Perlahan, suara Tanah semakin lemah, tangisannya tidak bisa ditutupi.


















Lah, kok? [Boboiboy]Where stories live. Discover now