Di mana sekarang?

Gue baru balik, nih.

Gue jemput, ya?

Udah di rumah.

Nggak usah.

Lo istirahat aja.

Love u

Mana mungkin Rea menjawab sejujur-jujurnya? Bisa-bisa Nata salah paham, kan? Entah setan apa yang merasukinya hingga dirinya berani berbohong.

"Eh, rumah lo udah deket belum, nih?"

"Masih ke sana lagi."

"Oke."

***

Paginya, Rea mengucek-ucek mata sehabis bangun tidur sambil berjalan menuju dapur. Jemarinya bergerak membuka kulkas hendak mengambil air, tapi tatapannya tertuju pada kotak martabak. Dia menoleh ke arah Mike di meja makan tengah memainkan game di ponsel sambil heboh sendiri.

"Martabak lo yang beli, Mike?" tanyanya seraya mengambil satu potong.

"Bukan. Dari Bang Nata."

Kunyahan Rea terhenti. "Lah, dia kapan ke sini?"

Dahi Mike berkerut begitu menoleh sebentar. "Lah... Tadi malem, kan, ke sini? Lo belum balik. Bukannya tadi malem dia terus jemput lo?"

"Tadi malem?" Mulut Rea sedikit terbuka. "Dia ke sini?"

"Hm," angguk Mike. "Terus habis nganter makanan dia keluar mau jemput lo."

Deg! Rea rasa dunianya kiamat.

•••

Dada Rea serasa disiram es. Hal terbodoh yang belum pernah dia lakukan selama berhubungan dengan Nata adalah seperti sekarang, membohonginya. Membohongi hanya demi tidak ingin ketahuan dia bersama cowok lain. Nata sama sekali tidak menghubunginya setelah malam itu. Bahkan pesan terakhirnya hanya dibaca saja. Rea tidak tenang selama perjalanan menuju tempat les bersama Nata. Sepanjang jalan hanya ada keheningan di mobil itu.

Sebelum les dimulai, dari seberang meja sana, tempat Nata duduk, bisa Rea lihat dengan jelas sikapnya yang tenang, dingin, tidak banyak bicara. Rea ingin menyapa, tapi mungkin belum saatnya. Bahkan sampai kelas les selesai, laki-laki itu belum mengatakan apa-apa. Saat teman-temannya bertanya pun Nata hanya menjawab singkat.

Gue tunggu di depan.

Hanya itu pesan yang baru saja datang dari Nata. Sontak Rea buru-buru membereskan buku-bukunya di atas meja, memasukannya ke dalam tas, sebelum menoleh ke arah Rio di meja pojok.

"Yo! Duluan!"

Rio yang tengah mengobrol dengan teman sebelahnya menoleh dan balas mengangkat telapak tangan tanda setuju. Bahkan di saat situasi sedang gentingnya, Rea menyempatkan menyapa cowok itu. Biar bagaimanapun Rio sudah berbaik hati kemarin menolongnya. Sekarang Rea menghentikan langkah begitu berhadapan dengan Nata.

Laki-laki itu belum juga mengucapkan apa-apa, hanya menoleh dan membiarkan Rea mengikutinya sampai di parkiran. Nata membukakan pintu mobil untuk Rea seperti yang dilakukan beberapa akhir ini.

"Nat—"

"Kalo gue nggak berangkat les, lo bareng dia lagi?" Pertanyaan itu meluncur di bibir Nata tanpa menoleh ke arah yang ditanya.

Rea menelan kata-kata yang entah, bahkan dia sendiri tidak tahu harus mengucapkan apa setelah memanggil Nata. Jadi, artinya... Nata tahu kemarin Rea pulang dengan siapa?

NATAREL (SELESAI✔️)Kde žijí příběhy. Začni objevovat