2 | Uang Kembalian

150 79 37
                                    

"Daddy! Rea ke minimarket dulu, ya!"

Pengait helm terpasang dengan sempurna. Gadis cantik ber-make up tipis duduk di atas motor KLX milik Irfan, atau biasa dipanggilnya dengan sebutan 'Daddy'-khusus untuk seorang Andrea Wulandari.

Seorang pria sudah berumur 46, berperawakan tegap, dan wajah yang keliatan masih muda, celemek yang masih terpasang, datang dengan beberapa lembaran uang merah untuk disodorkan ke putri satu-satunya. "Biasa, nitip bumbu-bumbu dapur. Mau habis soalnya."

Rea berdecak pelan. Terpaksa menerima uang itu. Memang kewajibannya harus menuruti perintah orang tuanya, kan? Apalagi sekarang yang tersisa hanya Daddy-nya seorang.

Irfan menyebutkan pesanannya sementara Rea mencatat dalam otaknya. Begitu Rea menyalakan motor, Irfan melambaikan tangannya sambil tersenyum manis. Motor melaju keluar gerbang rumahnya, lalu tak terlihat di kedua mata Irfan saat berbelok.

Irfansyah namanya. Seorang pengacara korporat top ibu kota. Usianya yang sudah berkepala empat itu jauh dengan penampilannya yang masih terlihat seperti remaja seumuran anaknya. Bahkan, kadang kalau sedang jalan berdua, mereka akan dikira sepasang kekasih.

Tampan, ramah, penyayang.

Tak heran lagi, banyak ibu-ibu kompleks yang hobi berkunjung ke rumahnya. Sekedar mencari perhatian Irfan setiap harinya. Seperti membawakan makanan setiap hari, terang-terangan mengajaknya jalan, namun selalu ditolak. Rea yang tidak pernah mengizinkan Irfan berhubungan dengan wanita lain selain almarhumah ibunya. Dia selalu mengusir kedatangan mereka dengan jurus galak andalannya. Di kantornya, wanita-wanita rekan kerja Irfan, bahkan bos wanitanya pun ikut terpikat dengan ketampanan Irfan.

Irfan terkadang lupa caranya bersyukur; menyesal terlahir tampan dan awet muda.

•••

Rea mendorong pintu kaca minimarket begitu sampai. Tidak perlu berkeliling untuk mencari pesanan ayahnya. Hanya dalam sekali lirik, beberapa bahan masakan dapur langsung dicomotnya dan dimasukan ke keranjang jinjing.

Andrea Wulandari namanya. Bertubuh ramping, berkaki jenjang, suka mencepol rambutnya asal ke belakang, menyisakan poni-poni tipis menutupi dahi dan pelipis. Gadis yang tidak akan membiarkan ayah kandung satu-satunya menikah lagi-kecuali Rea sendiri berubah pikiran, yaitu menemukan seorang ibu yang pantas Rea sebut 'ibu'.

Tidak perlu mencari tutorial memasak di Youtube, Daddy memang sudah pintar memasak sejak kepergian Mommy. So, Rea tidak perlu menghabiskan tabungannya untuk membeli makanan siap saji sendiri. Rea itu kadang bisa berubah galak, bisa berubah jadi manja kalau di hadapan orang tuanya, terkadang juga bisa berubah menjadi seekor anak kucing di hadapan Omanya.

Ya, sekarang di sinilah Rea tinggal, di Jakarta. Bolak-balik dari Madiun-Jakarta. Madiun adalah rumah asli ibunya sebelum menikah. Rea mencoba untuk melawan rasa traumanya di tempat ini.

Kini, gadis itu berpindah tempat ke rak jajanan. Mencomot beberapa cemilan. Lalu beralih menarik pintu lemari pendingin. Tangannya sibuk mengambil beberapa minuman tanpa melirik harga. Kemudian saat menutup pintu dan mundur selangkah, tanpa sengaja bahunya menabrak bahu seseorang yang membelakanginya. Rea perlu sedikit mendongak untuk melihat wajah orang itu.

Tatap keduanya bertemu. Orang itu refleks meminta maaf dua kali. Padahal di sini Rea yang salah. Rea memilih mengabaikan, melanjutkan langkahnya. Tidak memedulikan orang yang masih menatap punggungnya menuju kasir.

Bersamaan saat belanjaan Rea tengah ditotal oleh mbak-mbak kasir, orang tadi berhenti di sampingnya, tersenyum ramah ke kasir yang menyapanya, seperti sudah saling kenal sambil meletakkan keranjang jinjing berisi belanjaannya. Sesekali Rea melirik, terang-terangan menunjukkan raut tak sukanya. Masih dengan senyum ramahnya, cowok itu merogoh dompet di saku celana. Buru-buru Rea mengambil belanjaannya begitu selesai ditotal dan dikemas tanpa menunggu uang kembalian.

NATAREL (SELESAI✔️)Where stories live. Discover now