Bab 29;Strength (End)

51 3 1
                                    

Happy Reading

"Disana, kabuto... Dia seperti bunshinnya... Dan kelima anak itu-"

"Apa?! Padahal aku menyuruh mereka untuk tetap diam tapi... Maaf... " Eren terkejut sampai memotong ucapan Neji yang sedang memantau tempat tujuan mereka dengan byakugan nya.

"Anak-anak itu... Kenapa mereka pergi?... " ujar Shiseru khawatir.

"Maaf... Kami memaksa ingin pergi sampai anak-anak itu pergi tanpa pengawasan" ujar Eren merasa bersalah.

"Intinya, kita harus mendekat dengan hati-hati" ujar Kakashi mengakhiri pembicaraan mereka.

Disisi lain, Naruto berusaha terlepas dari liitan ulat itu kemudian teringat sesuatu.

"Memakan chakra ya?... " Naruto memejamkan matanya untuk mengaktifkan Sennin mode. Ular-ular itu satu per satu berubah menjadi katak, Naruto dengan sabar terus berkonsentrasi.

"Kalian berdua, tetaplah berada di dekatku jangan membuat kekacauan terutama kau Eren. Sudah cukup kau tak mendengarkan perintah tanpa sepengetahuan ku, bocah bodoh" tegas Levi, mereka saat ini berpencar untuk bersembunyi disaat kepala desa sedang melakukan sesuatu dengan benda didepannya.

"Ha'i" ujar Eren mau tak mau. Mereka masih mengamati sampai Mina mengalunkan sebuah gumaman. Naruto yang masih memejamkan matanya terkejut kala tempat dirinya terkurung memancarkan cahaya merah dan perlahan tempat itu bergerak ke atas, Naruto tetap tenang.

"Gempa? "

"Lihat" Mikasa menunjuk tempat dimana Dokku, Kabuto dan kepala desa berada, tempat yang berbentuk lingkaran itu terdapat cahaya merah di setiap sisinya perlahan bergerak naik ke atas membentuk seperti sebuah menara.

"Inikah 'Ama no Hoko'? " gumam Levi bertanya melihat benda tinggi itu.

"Terlalu banyak ambisi adalah kerusakan" ujar Kakashi memunculkan diri dibelakang Kabuto dan kepala desa.

"Kakashi-sensei mulai bergerak" ujar Eren.

"Aku tahu, tunggu aba-abanya ingat jangan memunculkan kekuatan mu itu. Ini desa asing, ini bukanlah sesuatu yang seharusnya manusia gunakan" Eren haya mengangguk meski belum tentu tidak mengeluarkan kekuatannya disaat terdesak.

"Aku sudah memastikannya diinformasi lama soal orang-orang yang dicari... Kelihatannya, orang-orang percaya kau mati. Kau ahli dalan kuchiyose no jutsu, dan kau dikenal sebagai maniak pembunuh yang membunuh beribu-ribu korban bersama dengan Orochimaru, kau melakukan penelitian tentang jutsu terlarang Edo Tensei.... Menyerahlah, Disonasu! " kepala desa itu melihat sekelilingnya yang terdapat Shinobi bahkan Levi, Eren dan Mikasa sudah berdiri dengan tatapan ingin mencabik-cabiknya. Kemudian menatap Kabuto yang seolah mengerti mengeluarkan kembali Edo tensei termasuk Hidan dan Deidara bahkan kyuubi sekalipun dengan keadaan terikat.Kyuubi itu menggeram marah.

Disekitar tubuh setiap edo Tensei terdapat bom yang Deidara buat sengaja ditempelkan disetiap tubuh mereka. Para Shinobi bersiap untuk bertarung begitu pula ketiga prajurit yang ikut membantu.

"Serahkan dia padaku! " Seru Naruto yang berdiri diatas menara aneh itu.

"Naruto! "

"Bocah itu membuat ku khawatir" Levi mendengus melihat kondisi Naruto yang baik-baik saja. Kyuubi mulai berlari ke arah Naruto sementara Deidara memulai pertarungan dengan menyebarkan bom asap. Dari dalam asap itu mereka mulai bertarung dengan hati-hati karena bom yang melekat disetiap tubuh para Edo Tensei.

The Monsters & The HeroesWhere stories live. Discover now