Bab 22; Decision

48 1 0
                                    

Happy Reading

"Kita harus menolong mereka! " Eren berniat membawa 2 prajurit yang tertimpa reruntuhan.

"Eren mundur! " mikasa menarik kerah belakang jubah yang Eren pakai.

"Apa wanita itu tak peduli kalau Eren sampai mati? " heran Mikasa

"Dia mempertaruhkannya, dia menginjak terowongan nya sambil berharap agar tak sampai membunuh Eren. Ini memang gila tapi ini justru membuatnya lebih menakutkan! " Sakura yang berhasil menyusul mereka bertiga mulai menginstruksikan mereka bertiga untuk beralih ke arah lain.

"Benar,Annie akan berusaha keras untuk menangkapmu" timpal Armin.

"Bagaimana ini... Dia memotong jalur pelarian kita, meski kita keluar dengan menggunakan perlengkapan manuver dia pasti akan langsung menjebak kita." bingung Armin.

DRUAKK

"Disisi lain, jika kita tetap disini cepat atau lambat kita akan terinjak" sahut Sakura.

"Akan aku usahakan melindungi kalian! Seperti saat ditembak oleh meriam! " mendekat lah! Sakura-san juga" Mereka berdekatan dan Eren bersiap mengigit tangannya.

CRAKK

CRAKK

AGHH

Armin dam mikasa memejamkan kedua matanya, berkali-kali Eren mengigit tangannya namun tak ada ciri-ciri berubah menjadi titan, Sakura menghentikannya dan mengobati luka ditangan Eren.

"Eren merespon ninjutsu medisku tapi saat aku mengobati Levi-san atau prajurit lain mereka meresponnya dengan lambat, ini aneh tapi bukan itu yang harus dikhawatirkan" gumam Sakura.

"Kenapa malah sekarang?! " kesal Eren.

"Jika tidak ada alasan yang kuat kau tak bisa berubah menjadi titan? Eren coba lakukan lagi, fokuslah" ujar Armin, Eren mengigit satu tangannya lagi.

CRAKK

CRAKK

AGHHH

Tidak ada perubahan titan, tangan Eren malah berlumuran darah, Sakura menyuruh Eren berhenti kemudian Mikasa berjongkok disamping Eren.

"Kau ini hanya ragu untuk melawan Annie kan? " tanya mikasa dengan nada dingin juga tatapan intimidasi membuat Eren bungkam.

"Jangan-jangan kau masih tak terima kalau dia adalah titan wanita itu? " tanya Mikasa lagi, tatapannya semakin menajam.

"Memangnya apa yang baru saja kau lihat? Wanita itu telah membunuh rekan-rekan kita! Kau masih tak mau menerimanya?! " tanya Mikasa lagi terus menatap Eren tajam sementara Sakura dan Armin hanya diam.

"Berisik! Aku sedang berusaha! "

CRAKK

"Eren, kau tau jika titan wanita itu adalah Annie. Kalau begitu, kenapa kau tak melawannya? Atau mungkin ada perasaan lain yang membuatmu ragu? " tanya Mikasa terus menerus.

"Eren jika kau ragu untuk melawannya bagaimana nasib semua prajurit yang mempertaruhkan nyawa untuk menangkapnya? Fikirkan lagi Eren diatas sana teman-temanku- tidak, teman-teman kita sedang mati-matian melawannya" ujar Sakura. Armin terdiam memikirkan rencana untuk mengulur waktu disaat Eren tak bisa berubah menjadi Titan.

The Monsters & The HeroesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang