dua puluh delapan

1.2K 161 22
                                    

"Zhang Weichen!" Pekikan gemas yang berasal dari belakang membuat Yujin menoleh.

Zhang Weichen. Ia harus terbiasa dengan nama itu sejak ia menginjakkan kakinya lagi di Fujian.

"Um?"

"Ini dariku."

Dahi Yujin mengerut, menatap sosok kecil itu yang berlari menjauh. Padahal dia sudah dibuatkan bekal oleh sang mama, tapi temannya tadi repot-repot memberikan roti dan susu.

Semoga saja perut Yujin masih muat.

"Uh, penggemarmu?"

Yujin memutar bola matanya dengan malas menatap Jihoo, salah satu temannya yang untungnya sama-sama dari korea.

"Kita bahkan masih berumur delapan tahun, belum sedewasa itu."

"Tapi kenapa tidak? Cinta bisa dipupuk sejak dini, Sung Yujin."

"Berhenti memanggilku dengan nama itu. Namaku Zhang Weichen."

"Tapi siapa yang akan mengira bahwa kau adalah anak kecil idaman seluruh warga korea karena-"

"Ya ya ya, ulangi saja terus." Jihoo tertawa, menjahili Yujin memang menyenangkan.

"Jadi, siapa nama anak tadi?"

"Ollie, kelas satu. Bahkan anak itu baru saja masuk sekolah." Yujin berdecak. Ia ingin hidup sebagai murid sekolah dengan tenang.

Demi Tuhan, Yujin masih kecil!

"Ollie? Nama yang manis." Sebuah suara membuat Yujin dan Jihoo spontan membalikkan badan.

"Mama/Hao Ge!"

Jangan tanya mengapa Jihoo memanggilnya seperti tadi, bocah kecil itu memang kebelet dewasa. Jadilah ia memanggil Hao seperti memanggil kakaknya sendiri.

"Itu mamaku!"

"Itu kakakku! Berarti aku pamanmu!" Tawa Jihoo mengudara, persis seperti raksasa.

"Jadi, yang mana Ollie-ollie itu?"

"Mama!" Kini Hao yang tertawa.

"Ayo pulang!" Yujin mengerucutkan bibirnya kemudian berjalan mendahului Hao dan Jihoo yang masih saja mematung, mencerna siapa yang ia lihat barusan.

Semoga Jihoo tidak salah lihat.

.
.
.

"Temui pers dan umumkan perceraian kita."

"Apa?" Hanbin membeo. Bukan ini yang seharusnya ia dengar.

"Matthew, dia hamil."

Hanbin terbatuk. Matanya beralih pada kotak yang berada di atas meja. Jadi ini yang dimaksud Matthew?

"Kau.."

"Sepertinya kau sudah tahu." Hao tertawa miris, Ia merasa dikhianati sekarang.

"Hao-"

"Tanggung jawabmu terhadap Yujin sudah cukup, kini saatnya kau bertanggung jawab atas anakmu yang lain." Hao berbalik, koper yang belum sempat ia keluarkan isinya itu kini ditarik kembali keluar dari rumah besar itu.

Setitik air mata jatuh tepat disaat ia berbalik, pertanda ia tak sanggup lagi menahan semuanya.

Semenjak itu, Hao tak pernah mendengar kabar apapun lagi setelah ia mengundurkan diri dari akademi dan perceraian mereka diumumkan oleh Hanbin.

Kini ia memulai kehidupan barunya di Fujian. Membawa Yujin serta hak asuh yang otomatis memang padanya.

Memakai identitas sebagai Zhang Weichen, Yujin kini tumbuh menjadi anak yang benar-benar kuat, tak sekalipun ia menangis atau bertanya tentang apapun yang terjadi antara ia dan Hanbin.

[2] Lie | Binhao [END]Where stories live. Discover now