delapan

2.5K 366 14
                                    

Hao dengan telaten mengobati wajah Hanbin di tengah keheningan, sesekali meniup sudut bibir pria itu.

Sedangkan Hanbin, ia justru merasa canggung dengan posisi ambigu saat ini. Namun beberapa saat kemudian ia tertegun.

Entah kenapa wajah serius Hao yang hanya disinari oleh lampu tidur justru terlihat cantik.

Selesai mengobati wajahnya Hanbin berdehem pelan. Kemudian mengucapkan terima kasih dan hendak beranjak dari tempatnya.

Tetapi tangan halus milik Hao menarik ujung bajunya.

"Jika ini soal ayah, aku yang akan berbicara dengannya."

Hanbin diam. Mengingat apa yang dilakukan pria itu di pesta, ia merasa lagi-lagi Hao yang bertindak seolah-olah dialah yang harus melindungi Hanbin yang jelas membuat ego lelaki Sung ini sedikit tergores.

Zhang Hao memanglah pria sama sepertinya, tapi dalam kondisi ini Hanbinlah dominan dan kepala keluarga.

Tak lama ia menggeleng.

"Terima kasih, tapi biarkan aku menjalankan tugasku sebagai kepala keluarga. Untukmu dan Yujin."









"Ah jantungku."

Chaehyun meliriknya sesaat, kemudian mengulum bibirnya. Ia paham betul apa yang dirasakan oleh Matthew.

Sedangkan Matthew disebelahnya mendesah berat. Ia bahkan belum berhasil menata suasana hatinya, tapi harus bertindak menata masalah yang ia buat.

Tidak seperti masalah-masalah sebelumnya, kali ini masalah yang ia perbuat membuatnya harus repot-repot datang ke lantai tertinggi gedung agensinya ini.

Ia pikir masalah ini akan sama saja seperti masalah yang ia buat sebelumnya; diurus agensi dan selesai.

Tapi majalah yang mengontraknya kali ini bukan majalah biasa, melainkan majalah besar dengan perjanjian kontrak yang tak bisa dianggap main-main.

Karena itu agensi benar-benar marah ketika ia tak menghadiri jadwal karena pergi ke pernikahan Yunseong.

Klek.

"Selamat datang Presdir Kim." Chaehyun dan Matthew membungkuk.

"Silahkan duduk."

Chaehyun tersenyum kemudian duduk. Disaat seperti ini memang ialah yang bertindak lebih banyak.

"Selamat atas posisi anda tuan." Ini bukan Chaehyun melainkan Matthew.

"Terima kasih tuan Seok. Hanya saja, kau tahu kan apa yang membuat saya memintamu kesini?"

"Kami—"

"Tidak, Kim Chaehyun. Kali ini biarkan ia bicara, kau keluarlah sebentar." Perintahnya.

Chaehyun membungkuk dan sedikit meremas bahu Matthew, menguatkan pemuda itu.

Sebenarnya Matthew sendiri tidak terlalu takut. Setelah pernikahan Hanbin dan Hao, pria itu tak henti-hentinya membuat masalah yang membuatnya harus ke ruangan ini.

Demi menemui pujaan hati tentunya.

Tapi yang menjadi masalah adalah sosok Presdir baru di depannya ini.

Sepeninggal Chaehyun, wajah Matthew spontan mengeras.

"Sudah kukatakan kalau kita akan bertemu lagi, kan?"

"Kau.." desisnya.














"Kami pergi dulu." Hao mengangguk. Kini satu rutinitas di pagi hari sudah selesai; memastikan Yujin, Keita dan Jiwoong berangkat dengan aman.

[2] Lie | Binhao [END]Where stories live. Discover now