sebelas

2.2K 304 50
                                    

Lelaki bersurai hitam legam itu menutup matanya, tak dipedulikannya layar laptop yang menandakan bahwa benda itu akan kehabisan daya.

Pikirannya melayang ke arah istri dan anaknya yang berada di rumah besar sana.

Seharian bersama putranya yang menggemaskan ditambah dengan istrinya kemarin membuatnya enggan untuk berada di kantor lebih lama.

Kalau kalian berpikir bahwa pria Sung ini mulai membuka hatinya, maka kalian salah.

Ia hanya merasa lucu ketika melihat tingkah sang istri dimana itu pertama kalinya ia melihat bibir dengan senyum segaris itu mencebik lucu dan merengek.

"Aaaaa~"

Hanbin yang baru saja keluar dari kamar mandi mengernyit.

Itu bukan suara Yujin.

Kemudian ia menoleh ke sumber suara. Ia sedikit terkejut melihat Hao lah yang ada disitu.

Jadi yang merengek tadi itu...istrinya?

"Aaaah, Han Seungwoo menyebalkan! Kalau bukan pimpinan, akan kubuat botak kepalanya! Bagaimana bisa aku harus menyiapkan ini dalam satu malam!?"

Hanbin melirik ke ranjang. Diatasnya ada dua koper dengan ukuran yang berbeda.

"Apa yang kau lakukan?"

Hao menoleh, sedikit terkejut kemudian menetralkan ekspresinya.

"Mengemasi pakaianku."

"Kau mau meninggalkanku!?" Hanbin memekik. Ia memang tahu bahwa Hao akan pergi nantinya. Tapi tidak secepat ini kan?

"Bukan, Sung." Ia menggeleng lucu kemudian melanjutkan mengemasi pakaian.

"Lusa akan ada konser di Ulsan, dan aku diminta untuk kesana."

"Tapi acaranya kan lusa."

"Mereka memintaku untuk jadi Violinist."

"Solo?"

"Tidak, bersama pianis. Entahlah, aku bahkan tak tahu siapa partnerku nanti."

Hanbin menatapnya tak suka.

"Bukankah katamu kau hanya akan mengambil konser di Seoul saja?"

Hao menghela napas.

"Seharusnya seperti itu. Hanya saja yang menjadi violinist solo tiba-tiba membatalkan keikutsertannya."

"Bagaimana dengan Yujin?"

"Aku akan membawanya serta."

Hanbin melotot.

"Jadi aku sendirian disini?"

Hao mengernyit, menurutnya reaksi pria itu sangatlah berlebihan. Padahal sebelumnya, ia hanya menerima anggukan atau deheman singkat jika meminta izin seperti ini.

"Ada yang salah?"

Hanbin gelagapan. "Tidak."

"Mungkin beberapa hari ke depan aku tidak bisa mengurusmu seperti biasa, hubungi saja aku jika kau butuh. Atau kau mau kekasihmu saja yang—"

"Zhang Hao." Tegurnya. Sedikit melibatkan Matthew dalam percakapan mereka membuat emosinya sedikit naik.

"Aku baik-baik saja. Aku bisa mengurus diriku selama tidak ada kau disini. Akan ku hubungi kau jika aku memerlukan sesuatu."

[2] Lie | Binhao [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant