[ 35. ]

22.9K 3.7K 1.2K
                                    

Hai,
Geng masuk kantor tanggal berapa kalian? Me, tanggal 15.

.

So, sebelum berjibaku dengan Senin-sibuk, aku sempatkan update ... walau di IGstory udah izin mau libur sampai tanggal 16, hahaha

3.300 kata
Sengaja dibanyakin karena sebelum lebaran juga enggak ngasih 'thr' update. Semoga kalian suka ya.

.

anyway, masih dalam suasana syawal, mohon maaf lahir & batin untuk setiap khilaf sekaligus salahku selama berinteraksi di dunia orange ini
Happy eid Al-Fitr 1445 H 🩷

.

Thank you so much

🍯

[ 35. ]

Ruslantama House
Ambarketawang, Sleman

Theorama Ardi Ruslantama begitu fokus menyelesaikan sisa tumpukan laporan di meja kerjanya. Ia memastikan setiap target tim operasional dan marketing untuk minggu ini terselesaikan dengan baik. Minggu depan ada rencana training dan pelatihan khusus bagi beberapa dokter sekaligus asisten yang bertugas di klinik utama, ditambah proses renovasi bertahap yang mulai dijalankan, RUBY sedang dalam mode sibuk.

Itu membuatnya sejenak terkenang hari-hari kala Thomas yang mulai mengambil alih kepemimpinannya dulu. Anaknya itu membuat beberapa gebrakan, menginisiasi sebuah tren perawatan wajah yang sempat tabu bagi kaum adam, sampai menjadi face of the brand yang mudah dikenali. Masa-masa di mana perkembangan bisnis kecantikan yang digagasnya dikatakan melesat.

Theo menghela napas pendek, sejenak bersandar untuk meredakan ketegangan di punggung dan bahunya. Ia melepas kacamata, mengurut batang hidung dengan pijatan lembut.

“Ayah …” suara panggilan itu membuat Theo memperhatikan daun pintu yang perlahan bergerak membuka.

“Eh, anak ayah paling cantik sedunia,” ujar Theo seraya kembali menegakkan punggung.

Tsabitah tersenyum dan mendekat. “Aku mau mengajukan fresh concept untuk RUBY yang versi baru, tolong dibaca dulu dan semisal ada yang perlu diperbaiki … just tell me.”

Ada sebendel berkas yang kemudian Tsabitah ulurkan. Berkas itu dijepit dengan pin berbentuk lebah pada bagian sudutnya, berbeda dengan Thomas yang selalu menjilid rapi setiap laporan atau proposal. Thomas juga selalu menggunakan font standar ukuran 12 yang sesuai kaidah kebahasaan. Tsabitah lebih variatif dan unik, bahkan kerap menambahkan gambar-gambar, ilustrasi atau foto yang menjadi inspirasi pemikirannya.

“RUBY: Real Beauty, Real You … Wow!” Theo memperhatikan tagline yang disematkan pada sampul depan berkas.

“Ayah baca-baca dulu aja ya, besok atau lusa baru dibahas … aku mau teleponan sama Mas Esa soalnya,” ujar Tsabitah yang tampak siap untuk beranjak.

Theo mengekeh pelan. “Tadi Esa udah lama di sini, masih mau teleponan juga?”

“Iya dong, Ayah sama Bunda aja udah kerja bareng, tinggal bareng, kalau lagi enggak bareng juga teleponannya lama.” Tsabitah mundur ke pintu seraya mengedipkan mata. “Aku ‘kan bucin begini turunan Ayah.”

“Padahal Bunda lho yang bucin itu.”

“Ya berarti aku dobel bucin dari Ayah sama Bunda, hahahaa …” kata Tsabitah lalu melambaikan tangan dan keluar dari ruang kerja.

REPUTATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang