11. SACI - Perjalanan Menuju Surakarta

233 38 7
                                    

Mohon maaf lahir batin sudah buat kalian menunggu lama. Tidak bermaksud menelantarkan cerita ini, hanya saja penulisnya sudah memasuki semester akhir. Mohon dimaklumkan dan didoakan kelancaran pengerjaan skripsweet-nya.

Sebelum baca jangan lupa VOTE & ramaikan part ini dengan komentar kalian yang seru-seru. Monoton banget tiap liat kolom komentar sepi kayak kuburan. Masa penulis gak dapat feedback sih?

°°°

Pada akhirnya Nasution gagal menangkap orang yang ia duga sebagai Resitor. Pria itu lenyap ditelan oleh kerumunan. Namun kejadian yang demikian sudah biasa bagi Nasution. Justru dengan hilangnya pria itu secara misterius semakin menguatkan dugaan Nasution bahwa pria tadi memang Resitor. Sebab lenyap secara mendadak adalah keahlian biasa seluruh Resitor dalam hal mengelabui.

Alaska menatap penuh tanda tanya orangtuanya yang baru sampai. Pasalnya mereka sempat berhenti di tengah jalan. Membuat pikiran Alaska disinggahi banyak pertanyaan sebab yang membuat mereka diam di tengah-tengah kerumunan. Seakan sedang mencari sesuatu.

"Ada sesuatu yang terjadi? Kenapa kalian lama di sana?"

"Oh itu---" penjelasan Arabella menggantung tiba-tiba. Matanya melirik ke Nasution, membuat kecurigaan Alaska semakin bertambah.

"Kunci rumah Arabella jatuh, jadi kami mencarinya dulu." tukas Nasution mengambil alih.

Meski terbilang logis, alasan Papanya itu tentu tak Alaska percayai mentah-mentah. Dalam lubuk hatinya Alaska masih merasa curiga, namun rasa curiganya itu tak ia perpanjang. Alaska memilih untuk menyimpan kecurigaannya.

"Begitu..." Alaska mengangguk kecil berkali-kali. Sorot matanya kemudian beralih ke Mamanya setelah sebelumnya sempat terkunci ke Papanya. "Lalu kunci rumahmu sudah ketemu atau tidak, Arabella?"

"Sudah kok. Ini." Arabella menunjukkan kunci rumahnya yang terdiri dari banyak kunci lain.

Alaska mengangguk lagi. Tak lama cerobong kereta api berbunyi bersamaan dengan keluarnya kepulan asap. Orang-orang sekitar serentak berbondong-bondong masuk.

"Kereta kita sudah mau berangkat, sebaiknya kita bergegas masuk sebelum lebih ramai lagi orang yang berdatangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kereta kita sudah mau berangkat, sebaiknya kita bergegas masuk sebelum lebih ramai lagi orang yang berdatangan." celetuk Cokroaminoto. Seluruh barang bawaan pun mereka angkut.

Sabina hendak mengambil dua tas sekaligus, barang bawaan Alaska dan miliknya namun Alaska langsung merebut tas-tas itu. Sabina tersentak.

"Biar saya yang bawa, Meneer."

"Saya saja, kamu jalan duluan."

"Tapi---"

"Tas ini berat." Alaska mengangkat lebih tinggi kedua tas di tangan kanan dan kirinya untuk menjukkan. "Yang perempuan masuk duluan, biar kami yang bawa barang-barang."

Mulanya perempuan-perempuan diam belum bergerak. Ketika Suharsikin memberikan tasnya ke Cokroaminoto, barulah Arabella menaruh tasnya yang kemudian membuat Sabina tak lagi keberatan Alaska membawa barang.

Saksi CintaWhere stories live. Discover now