10. SACI - Pembuktian Memanusiakan Manusia

275 41 26
                                    

Mohon maaf sebesar-besarnya karena lambat banget publish. Terakhir kali awal ramadhan dan ini udah di penghujung ramadhan pula. Dikarenakan udah menginjak semester akhir, saya udah mulai nyusun proposal skripsi dan lain hal yang menyangkut kelulusan.

Jadi mohon pengertiannya buat pembaca semua. Kemungkinan juga publish kedepan bakal lambat atau bisa-bisa hiatus sampai waktu libur semester tiba. Libur pun tetap fokus pada pengerjaan skripsi. Kalau memang demikian, mohon bantuannya para readers untuk mengawal cerita ini agar jauh dari plagiator. Apabila ketemu cerita yang serupa dengan SACI, segera lapor ke saya di DM sosmed manapun ya supaya bisa saya tindaklanjuti. Terima kasih atas semua pengertiannya.

Akhir kata saya ucapkan; Minal'Adzin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin! Selamat berlebaran semuanya ✨🙏

Akhir kata saya ucapkan; Minal'Adzin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin! Selamat berlebaran semuanya ✨🙏

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hati-hati ranjau typo bertebaran di mana-mana. Happy Reading guys💕.

°°°

Alaska keluar kamarnya setelah menemukan surat asing. Dengan masih membawa surat tersebut, Alaska mencari Sabina untuk ditanyai. Seluruh penjuru lantai atas telah di telusuri, namun Alaska tak menemukan Sabina. Saat Alaska menengok ke lantai bawah, akhirnya sosok yang ia cari ketemu. Dari lantai atas, Alaska melihat Sabina sedang membukakan pintu untuk seseorang. Langsung saja Alaska berlari menuruni tangga.

"Sabina!"

Sabina menoleh ke sumber suara yang memanggilnya. Tampak Alaska menuruni anak tangga tergesa-gesa. Sabina pun menghampiri Tuannya setelah mempersilahkan beberapa orang masuk.

"Ada apa, Meneer?"

"Kamu lihat ada orang masuk ke kamar saya?"

Alis Sabina mengerut kemudian menggeleng. "Tidak, Meneer. Orang yang terakhir kali keluar kamar Meneer adalah saya. Itupun saya membereskan tempat tidur."

"Kamu yakin? Tidak ada yang masuk? Laki-laki?" tanya Alaska beruntut. Alaska lebih memperjelas pertanyaanya, namun jawaban Sabina masih sama. Satupun tak ada orang yang masuk ke kamarnya terlebih laki-laki.

Alaska kemudian menoleh ke sekumpulan orang yang berdiri di belakang Sabina. Cukup lama waktu berlalu, Alaska baru sadar jika bukan hanya mereka berdua yang ada di ruangan ini.

"Mereka siapa?" tanya Alaska. Tak lama terdengar seruan pria di antara orang-orang itu.

"Hans! Bagaimana kabarmu?!"

Pria yang berteriak tadi mendekat dan langsung memeluk Alaska. Tindakan pria itu yang amat tiba-tiba tak sempat Alaska hindari. Saat pria itu memeluknya, Alaska memberi kode ke Sabina lewat gerakan alis. Lewat kode itu Alaska bertanya siapa gerangan pria yang tengah memeluknya.

"Dokter Frank." jawab Sabina dengan gerakan mulut lambat yang langsung dimengerti oleh Alaska. Mulut pria itu spontan membentuk huruf O setelah tahu.

"Aku sangat cemas menerima pesanmu malam-malam buta yang meminta aku datang memeriksa ke rumah. Kupikir kejadian tempo lalu saat kau di tembak orang asing terulang lagi." tutur Dokter Frank sedetik melepas pelukannya.

Saksi CintaWhere stories live. Discover now