Asya berjalan ragu. Apa Alga melepasnya semudah ini?

Baru selangkah, suaranya terdengar lagi.

"Janji satu hal ke gue, Sya."

"A-pa?"

"Pulang ke rumah ini dan kembali ke gue. Pintu rumah ini nggak akan pernah tertutup buat lo. Jadi, tolong kembali kapanpun lo mau."

Lalu tanpa menatapnya, Asya melangkah pergi. Ia menyusuri lorong gelap itu hingga menemukan tangga. Asya keluar dari ruang bawah tanah yang tidak pernah ia tau ada di rumah ini selama bertahun-tahun tinggal di sana.

Sebelum benar-benar pergi, Asya sempat menoleh kembali ke dalam. Hanya beberapa detik karena setelah itu ia melangkah dengan cepat. Keputusannya sudah bulat untuk pergi dari hidup Alga.

Dia melangkah mantap. Meninggalkan Alga yang terduduk menyedihkan usai kepergiannya.

Tidak ada yang tau tangisan lirih Alga setelah itu di dalam keheningan dan kegelapan. Tangisan yang teramat pelan dan menyayat. Seumur hidupnya, air mata Alga hanya jatuh untuknya.

****

"Woi dateng juga lo! Buruan lah, kita nggak sabar denger cerita lo."

Teman-teman Noah menyambutnya hangat. Ada dua temannya, mereka bekerja menjadi bartender di club ini. Benar, club yang dibeli oleh Alga.

"Nih cewek kemana?" gumam Noah menatap ponselnya, Asya tidak bisa dihubungi lagi.

"Kenapa, No?"

Noah menggeleng kecil. Tenang saja. Ia akan menemukan Asya dengan mudah. Gadis itu tidak punya banyak tempat untuk dikunjungi.

"Gimana kejadiannya waktu itu?" tanya Noah penasaran. Ia merasa ada yang aneh dengan Asya dan jawabannya. Gadis itu tidak bisa bohong karena ekspresi wajahnya menunjukan semuanya.

"Seru gila!" ucap laki-laki dengan baju biru bernama Danu. "Gue nggak liat langsung kejadiannya gimana, tapi si Alga minum semua racunnya gitu aja."

"Tunggu, tunggu," sela Noah. "Dia minum padahal tau itu ada racunnya?"

Kali ini teman yang menggunakan baju putih menjawab, namanya Ardan. "Yoi! Dia malah minta sendiri racunnya dari gue. Tadinya nggak gue kasih buat pencitraan, eh di rebut gitu aja. Pas gue ke atas, dia udah nggak sadarkan diri sama temennya. Aji namanya kalau nggak salah."

"Bukan cewek itu yang ngasih Alga racun?" tanya Noah lagi.

Ardan menggeleng. "Bukan. Ada karyawan di sini yang cepuin jadi si Alga tau dan minta mereka nggak ngasih racun ke minumannya. Tapi habis itu dia seret ceweknya ke atas, nggak tau ngapain. Nggak lama kemudian dia turun ngambil racun. Gue kira buat ceweknya, tapi dia minum itu sendiri."

Danu mengangguk setuju. "Nggak mungkin ceweknya yang ngasih, cewek lemah kaya gitu mana bisa. Udah pasti Alga yang minum sendiri. Udah gila dia kayaknya."

Noah tenggelam dalam pikirannya. Sepertinya Alga bukan sosok yang rela berkorban seperti itu. Menurut Noah, Alga adalah laki-laki egois yang obsesif. Ia terlihat sangat menginginkan Asya bahkan rela melakukan segalanya untuk mendapatkan gadis itu. Jadi, untuk apa ia sampai mempertaruhkan nyawanya?

Ardan berucap lagi. "Waktu dia turun dia nggak pake baju. Gue ngeri banget liat badannya."

Pria itu bergidik.

ALGASYA ; STEP BROTHER Where stories live. Discover now