36 || In Her Room

220K 14.8K 1.8K
                                    


Happy new year! Semoga wish kalian di tahun 2024 terwujud semua🖤

*****

Alga keluar dari kamarnya dengan menenteng kunci motor, malam ini Aji dan Ethan menyuruhnya datang ke sirkuit. Balapan yang dilakukannya adalah balapan resmi, bukan sekedar balapan liar biasa. Pertandingan malam ini adalah penentuan, sekali lagi menang, Alga bisa direkomendasikan menjadi pembalap profesional.

Alasannya tidak pulang berminggu-minggu adalah untuk menyiapkan balapan. Pertandingan ini sangat penting untuk Alga. Setidaknya hanya kegiatan ini yang bisa dia nikmati tanpa tekanan dari Zayan.

Semua angan-angannya seketika hancur ketika sampai di garasi.

Sudut bibir Alga naik, membentuk senyuman remeh ketika melihat motor kesayangannya sudah tidak berbentuk. Seperti dihancurkan dengan sengaja. Bagian dari motornya tercecer, badannya sudah tidak menyatu dengan komponen lainnya. Lebih mirip seperti rongsokan dari pada sebuah motor.

"Hah?! Artinya lo nggak ikut balapan? Gila lo? Kalau lo nggak dateng lawan lo otomatis menang, anjing!" bentakan Aji terdengar di seberang sana.

"Gue bakal dateng telat. Tolong bilangin yang ada di sana," jawab Alga seraya melangkah lebar menuju ruangan papanya.

"Pake motor Ethan aja. Motor gue juga di sita gegara ngatain bokap gue tua."

"Syarat jadi manusia itu berakal, Ji. Lo resign aja jadi jamur. Gimana ceritanya Alga balapan pake Vespa gue?!"

"Lah emang ngapa? Motor juga kan?"

"MOTOR GUE BALAPAN SAMA NENEK-NENEK AJA YANG KALAH MOTOR GUE! MANA BISA BUAT BALAPAN IDIOT!"

Alga memutuskan sambungan, membiarkan dua sahabatnya bertengkar. Gendang telinganya sakit mendengar teriakan mereka.

Aji yang polos-polos bodoh, dan Ethan yang emosinya setipis kertas. Hal wajar keduanya selalu adu mulut.

Pintu besar itu di dorongnya.

Lalu Alga menyesal karena ada pemandangan yang membuat mual menyambut matanya. Seorang wanita di meja kerja Zayan, Zayan berdiri di depannya seraya memegang mesra pinggang wanita itu dan mencumbunya. Satu hal yang pasti, wanita itu bukan istri yang dinikahinya kemarin.

Muak. Alga meninggalkan ruangan itu dan sengaja membanting pintu saat menutupnya sampai kedua insan di dalam sana berjengkit kaget dan menghentikan kegiatannya.

"Alga! Itu kamu?!" suara papanya terdengar panik.

"Bukan, gue setan."

Setelah itu Alga melanjutkan langkahnya. Sementara Zayan menghela nafas lega. Ia fikir Berlin pulang lebih cepat hari ini. Berlin bilang ia akan pulang terlambat karena makan malam bersama rekan kerjanya.

Zayan sangat takut diceraikan oleh wanita sepenting Berlin. Wanita itu sangat spesial karena Zayan mengincar sesuatu berharga darinya.

"Fuck!" umpat Alga menendang marah sebuah pot tanaman di depannya. "Tua bangka brengsek. Ngotorin mata gue, bangsat!"

Alga membenci Zayan. Benar-benar membencinya sampai ke tulang belulang. Menurutnya hanya bajingan sampah yang merangkul banyak wanita dalam satu waktu. Menjijikan melihat pria yang tidak cukup dengan satu pasangan sepertinya. Maniak seksual. Membayangkannya saja, Alga merasa ingin muntah. Ew.

Sialan, sampai kapan ia harus hidup bersama pria itu?

Lagi-lagi Alga berharap sifat bajingan laki-laki yang merupakan papanya itu tidak menurun padanya. Alga tidak mau menjadi sosok yang ia benci setengah mati.

ALGASYA ; STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang