Chapter. 28

Mulai dari awal
                                    

Setelah pelemparan bunga Zayyan dan Zahra saling memandang satu sama lain, senyuman kebahgiaan di bibir keduanya tidak pernah luntur.

"Mas Zahra adalah perempuan paling beruntung dan paling bahgia di alam semesta ini karena bisa memiliki Mas. Tidak ada kata yang dapat Zahra jelaskan betapa Zahra bersyukur jadi penerima cinta dari Mas." ucap Zahra menatap manik hitam suaminya.

"Ketika Mas mengatakan bahwa Mas mencintai kamu, Mas tidak mengatakan nya dengan main-main. Tapi Mas mengatakan itu dengan serus dan kesungguhan hati, mengikatkan kamu. Bahwa humaira Zhafira Az-Zahra adalah segalanya bagiku, dan hal terbaik yang pernah terjadi padaku dalam hidupku." sahut Zayyan sambil meraih tangan Zahra dan meletakan nya di pipinya.

"Suatu kebangaan untuk ku bisa memeluk mu, dan dengan senang hati aku menyebutmu miliki ku. Aku berjanji akan selalu menggenggam tanganmu dan menjagamu ketika berada di jalan Aku berjanji akan membacakan dongeng Setiap malam aku membungkukkan badanku kepadamu untuk memperlihatkan. Bagaimana seharusnya seorang pria memperlakukan wanita dan sama seperti yang kulakukan kepada ibuku. Untuk memperhatikan kepedulianku padamu untuk melindungimu dan mencintaimu selamanya." lanjut Zayyan memeluk Zahra tak terasa air matanya mengalir.

***

Acara berakhir pada pukul 23:30 malam, semua para tamu undangan dan sanak saudara pun sudah pulang.

Kini Zahra dan Zayyan sedang berada di salah satu hotel yang tidak jauh dari gedung pernikahan mereka. Zayyan menggendong Zahra masuk ke dalam kamar hotel, ia menurunkan istrinya itu  di kursi di depan ranjang sofa.

Zayyan membungkuk kan badanya untuk melihat kaki yang istri, Zayyan mencopot sepatu berhak sedikit tinggi itu dari istrinya.

"Astagfirullah, sampe lecet gini." ucap Zayyan sambil meniup tumit Zahra yang lecet.

"Shtt," ringkis Zahra saat merasakan perih.

"Perih ya?" tanya Zayyan yang di angguki Zahra.

"Perih tapi gapapa, cuma sedikit." sahut Zahra.

Zahra mulai mencopot semua aksesoris hiasan di hijabnya dengan di bantu sangat suami, Zahra mersa lega saat hijab yang sendiri tadi melilit di lehernya terlepas, meski tidak terlalu erat tapi membutuhkan Zahra merasa sesak.

"Terimakasih Mas, udah bantuin aku lepas ini semua. Mas cepet bersih-bersih, biar aku siapin pakaiannya." ucap Zahra yang di angguki Zayyan.

Zahra meraih satu koper yang dimana terdapat baju dan segala perlengkapan dirinya dan Zayyan. Zahra mengambil handuk kemudian memberikannya kepada sang suami.

Zayyan menerima handuk dari tangan istrinya, kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi.

Zahra membawa peralatan skinkernya untuk menghapus make up yang menempel di wajahnya,  setelah selesai membersihkan make up yang menempel di wajahnya Zahra merasakan begitu benar-benar lega.

Setelah selesai membersihkan wajahnya, Kemudian Zahra menyimpan pakaian untuk Zayyan. Kemudian ia duduk ditempat semula untuk membuka pakaian yang ia kenalan.

Cklek..

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Zayyan yang sudah selesai membersihkan badanya, ia keluar kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggang nya.

Zayyan melihat sangat istri yang sedang kesusahan membuka resleting di bajunya, Zayyan mendekat ke arah istrinya dan berdiri di belakang istrinya. Rambut Zayyan yang basah menetes ke belakang punggung Zahra membaut sangat empu tersentak kaget karena merasakan air dingin menyentuh kulit punggung nya.

DICINTAI PUTRA KYAI [ END-REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang