21

578 82 19
                                    

Chaeyoung menghentikan langkahnya sendiri, sama halnya dengan Jennie yang saat itu mengalihkan pandangannya ketika mendengar langkah kaki yang mendekat. Taman belakang yang biasanya menjadi tempat menenangkan diri bagi Chaeyoung bahkan tak bisa lagi ia datangi. Melihat Jennie yang menghentikan dirinya yang sibuk berkebun karena kedatangannya.

"Chaeyoung-ssi..."

Seharusnya, Chaeyoung tak perlu untuk peduli dengan panggilan itu. Namun dirinya tetap menghentikan dirinya yang sudah akan beranjak pergi. Beralih menatap pada Jennie setelahnya.

"Apa aku bisa berbicara padamu?"

Setelah melihat bagaimana sikap Jungkook padanya beberapa hari ini, Chaeyoung akhirnya menyerah  untuk bisa membuat Jungkook mau mendengarkannya. Waktunya di rumah ini akan berakhir sebentar lagi, dan Chaeyoung tak mau menghabiskan banyak energinya hanya untuk memikirkan seseorang yang bahkan tak pernah menginginkan kehadirannya.

"Tapi jika kau menolaknya, aku juga tak akan memaksamu." Ucap Jennie, melihat Chaeyoung di sana yang tengah berpikir seolah tak berniat untuk menerima ajakannya tadi.

"Memangnya, apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Chaeyoung. Tak ada nada ramah yang Chaeyoung berikan, dan Chaeyoung tak masalah akan bagaimana Jennie berpikir tentang sikapnya ini. Lagipula, ia tak akan bertemu dengannya lagi setelah ini.

"Kau duduk saja dulu. Aku akan kembali--"

"Tak perlu. Kau bisa bicarakan saja langsung di sini. Aku masih cukup kuat untuk berdiri."

Jennie hanya berhela saat itu, memilih untuk memulai pembicaraan. "Aku ingin meminta maaf padamu, Chaeyoung-ssi."

"Aku tak merasa kau memiliki kesalahan padaku. Jadi kau tak perlu untuk meminta maaf."

Jennie menggeleng, menarik segaris senyumnya. "Tentu aku harus meminta maaf. Karena rasa sakit hati yang dirasakan Jungkook akan kepergianku, dia sampai berpikir ide bodoh ini dan melibatkan dirimu. Kau masuk ke dalam masalahku dan juga Jungkook secara tak sengaja, Chaeyoung-ssi."

Chaeyoung memilih untuk tak mengatakan apapun. Karena secara garis besar, yang dikatakan oleh Jennie memang benar adanya. Dirinya tak mungkin bertemu dengan Jungkook hingga sejauh ini jika bukan karena rasa sakit hati Jungkook setelah Jennie pergi meninggalkannya.

"Dan aku ingin berterima kasih padamu, karena sudah menjaga Jungkook dengan baik selama aku pergi. Kau juga melakukan semua hal yang cukup gila ini hingga saat ini. Aku menghargai semua yang telah kau lakukan selama ini, Chaeyoung-ssi." Lanjut Jennie kembali.

"Kau tak perlu mengatakan itu semua. Aku merasa tak banyak melakukan hal apapun. Dan juga, ini semua keinginanku. Aku mendapatkan uangku dari Tuan Muda, dan sebagai balasannya adalah aku harus melakukan pekerjaan ini dengan baik."

Jennie berjalan mendekat pada Chaeyoung saat itu, dan di dalam hatinya merasa sedikit senang karena Chaeyoung tak berusaha untuk menjauh.

"Kau tak perlu khawatir. Saat bayi itu lahir nantinya, aku pasti akan menjaganya dengan baik. Aku berjanji padamu, Chaeyoung-ssi."

.

.

Nyatanya, ucapan Jennie sore tadi terus mengganggu pikiran Chaeyoung dan membuatnya kembali tak bisa terlelap dengan nyenyak, dimana biasanya bayi yang di dalam kandungannya yang akan menendang beberapa kali. Namun kali ini berbeda, tentang Jennie yang akan merawat bayi yang dikandungnya saat ini.

Entahlah, Chaeyoung pun tak tahu mengapa rasa tak suka itu tiba-tiba saja datang padanya. Lalu membayangkan bagaimana bayi ini akan memanggil panggilan Ibu untuk Jennie. Tentu, Chaeyoung tak memiliki kesempatan bahkan hanya untuk melihat bayi yang dikandungnya. Pekerjaannya hanya mengandung bayi ini, lalu pergi setelahnya.

all with you ❌ rosekookWhere stories live. Discover now