XVI . Malam yang indah

274 64 7
                                    

Hallo semuanya, selamat hari Senin....

Pertama aku mau minta maaf terlebih dahulu karena aku yang tiba tiba hiatus atau berhenti sejenak buat ngelanjutin book ini, banyak hal yang membuat aku berhenti nulis
1. Aku lupa alurnya, di otak tuh ada tapi pas mau di tulis tiba tiba lupa gitu aja
2. Aku malas ga ada semangat
3. Aku selingkuh. Iya selingkuh ke cerita yang lain, jadi aku selama hiatus di book ini aku buat cerita baru tapi ga tau mau di publikasi kapan.

Jadi sekali lagi aku minta maaf buat para pembaca semuanya.

Udah segitu aja, cuss langsung baca aja...

Kalo ada typo jangan sungkan untuk komen ya>•-•<

••••

Enam belas : Malam yang indah


















✨ Happy Reading


Seperti yang di bilang Reyhan kemarin, minggu siang ini mereka semua tengah di buat sibuk dengan persiapan untuk nanti malam.

Semua orang sibuk Aska, Juan dan Mahesa tengah mempersiapkan tempat di belakang rumah samping kolam renang.

Sean tengah pergi membeli petasan, awalnya dia di larang oleh Aska dan Mahesa namun dia tetap kekeh untuk membelinya.

Sedangkan Reyhan dan Satya tengah pergi belanja daging dan semacamnya untuk nanti malam.

Jika kalian tanya di mana Mahen berada? lihatlah anak itu tengah duduk di ayunan sampai kolam renang sembari membersihkan lensa kameranya yang sudah kotor, karena ingin di buat foto foto nanti malam.

Keadaan kaki Mahen sudah lumayan membaik, sakit dan nyerinya sudah lumayan membaik tapi memar nya masih terlihat.

"Juan sini bantuin gue ngangkat meja." ucap Mahesa dari gudang belakang.

"Siap mas." Juan langsung berlari kecil menuju Mahesa.

Sedangkan Aska juga ada di gudang untuk mengambil beberapa kursi.

Ketika sedang sibuk menata tempat hingga tidak sadar ada tamu yang datang ke rumah mereka.

"Assalamu'alaikum." Yera berjalan dari arah dapur bersama dengan Chacha.

"Waalaikumsalam."

Semua orang menoleh ke arah kedua cewek itu.

"Maaf ya ganggu dateng jam segini." ucap Yera saat sudah sampai di depan Mahesa dan yang lainnya.

"Nggak ganggu kok, sekalian bantuin persiapan bisa?" tanya Aska lalu tersenyum manis.

Yera mengangguk, "bisa kok, apa yang mau di bantu?"

"Yang gampang gampang aja, ambil alat bakar di dapur bisa?" ucap Mahesa.

Yera kembali mengangguk, "siap mas, kalo gitu tak ambil dulu ya?"

Mahesa dan Aska hanya mengangguk, sedangkan Juan hanya diam sembari memperhatikan Yera yang tengah berjalan menuju dapur.

"Kapan lo jadi milik gue, Yer?" Batin Juan yang pasrah.

Dia itu ingin menyatakan perasaan tapi dia tidak bisa melawan gengsi nya yang setinggi langit.

Di saat Yera yang baru datang dan langsung membantu sangat berbeda dengan Chacha yang malah ikut duduk di sebelah Mahen di ayunan.

"kaki Mahen kenapa?" Chacha menatap khawatir ke arah kaki Mahen.

"Kepleset kemarin di kamar mandi."

Chacha melotot mendengar itu, "serius?"

Gewinner | EnhypenWhere stories live. Discover now