50.Rindu

2.1K 189 11
                                    

.
.
.

6 hari kemudian

"Angin pagi menebarkan baunya yang segar. Kita harus bangun dan menerimanya, angin yang memungkinkan kita hidup. Bernapaslah sebelum hilang"

.
.

"Ade...Abang rindu... Maaf waktu itu Abang terlambat...maaf Abang tidak bisa melindungimu" kata maaf terus terucap dari seorang pria yang kini tengah berjongkok di hadapan gundukan tanah dengan sedikit menaburi bunga di atasnya. Itu Jovan

"Maaf Abang jarang berkunjung ke sini" ujarnya hanya di balas oleh keheningan dan suara dentingan ranting tertimpa angin pagi yang begitu menyejukkan.

"Abang harus segera pergi, Ade baik baik sama bang Shaka sampaikan salam maaf Abang karena tidak bisa berkunjung ke rumahnya dan tolong jangan bawa dia pergi bersama kalian " Jovan sedikit terkekeh miris mengelus dan mengecup nisan itu setelah nya pergi dari sana.

.
.
.

Tap... Tap... Tap

Ceklek

"Huaaaaaaaaaa Mymy!!!"

"Hey ada apa baby hmm" itu Jovan membuka ruang rawat di rumah sakit milik papinya. Jo mendekat mengangkat tubuh Jay dari gendongan sang mami ke gendongan koalanya.

"Yang lain ke mana Oma,mami?" Jo bertanya pada dua wanita berbeda usia itu.

Hahhhhh"mommy dan Daddy mu sedang berada di ruang dokter dan meninggalkan baby karena baby sedang tidur mereka belum kembali sampai sekarang dan untuk yang lain mereka sedang melakukan urusan masing masing kau pasti tau lah Jo" Jeni panjang lebar sambil berjalan duduk di samping Lusi.

"Hmm baiklah" Jo menunduk melihat bayi mungil di gendongannya ini. Jay mendongak menatap mata elang milik Abang sulungnya itu.

"Hiks Mymy hiks Jay in my hiks bang hiks tinggal hiks Jay hiks jaat... huaaaaaaaa" Jay meracau tak jelas

"Stttttttth iyaa iyaa baby sebentar lagi mommy pasti datang hmm ingin susu?" Jovan mengambil dot berisi susu Jay Jay menggeleng ribut menjauhkan tangan milik Abang pertamanya itu.

"Baiklah baiklah sudah jangan menangis kita akan menunggu mommy dan Daddy di sini hmm bagaimana jika menonton kartun baby mau?" Tawar Jovan dan langsung di beri anggukan Kecil orang sang empu

"Jo Oma dan mami mu akan pulang ada urusan tidak mengapa bukan kami tinggal" Oma Jeni

"Tidak apa Oma, mami pergi lah aku yakin kalian juga ingin bermain tapi jangan sampai membuat nya tiada itu bagianku" Jovan datar

"Baiklah...... Baby mami akan pulang dulu nanti mami ke sini lagi bareng bunda dan Abang Abangmu yang lain hmm" Lusi mengelus dan mencium pincuk Jay yang kini sedang bersandar pada dada bidang Jovan sambil sesekali melirik Lusi dan ke arah handphone yang menayangkan kartun musang berwarna biru Doraemon (musang???)

"Jay juga pengin pulang mami?"

"No sayang, baby masih sakit jadi harus masih di sini" Jeni

"Hmmmm tap"

"Memang baby mau mommy dan yang lain sedih hmmm" Lusi

"Hmmm baiklah" cicit Jay sedikit murung.
Setelahnya kedua wanita berbeda usia itu pergi dari kamar VVIP milik Jay dan Sarah yang sengaja tidak di pisahkan.

"Abang Abang" Jay

"Hmmm" Jovan

"Abang tidak bobo ya?" Jay polos mendongak menatap wajah Jo yang terlihat seperti kelelahan sedikit berantakan dan jangan luapan kantung matanya yang lumayan menghitam tapi tak memperpudar ketampanannya.

Jayden Novandra Lexam (Transmigrasi) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang