tujuh

5.6K 291 5
                                    

.
.
.
Ting.....

Tap...tap...tap...
Suara langkah kaki terdengar dan membuat atensi di meja makan tertuju pada Jovan yah pemilik langkah kaki tersebut adalah Jovan dengan anak kecil di gendongan nya siapa lagi kalau bukan Jay.

"Loh Jovan kapan datang kenapa tidak memberi kabar pada momy"lembut Sarah pada putra sulungnya.

"Baru ingat pulang Jo"dingin sang Dady.

"Ish mas anak nya baru pulang kok ngomong gitu sih"Sarah membalas sambil menggeplak tangan suami.

"Baiklah Jo cepat lah duduk jangan dengarkan Dadymu " lembut sang momy jujur sarah sangat senang karna putra sulungnya pulang karena memang Jovan jarang sekali pulang dulu saja pernah dia hampir dua tahun tidak pulang ke mansion. Jovan duduk sambil memangku Jay yang masih tertidur pulas dan itu tak luput dari pandangan tak terartikan dari seluruh keluarga termasuk si pungut.

Back to story

"Baby bangun lah" ucap lembut Jovan dan itu membuat semua orang yang ada di meja makan termanga di buatnya.

"Abang Jay masih ngantuk ish hiks..."Jay merengek sambil menduselkan kepada nya di dada bilang sang Abang terisak.

"Hahh tapi Ade harus makan lihat lah"Jovan membalikan posisi Jay menghadap ke arah meja makan sudah banyak tersedia makanan di depan nya dan langsung bersitatap dengan momy dan abangnya yang lain begitupun dadynya.tapi tak di hiraukan oleh sang empu.

Degggg.....

Menggemaskan.

Kyaaaa....imut banget

Imutnya apah dia benar putraku

Dia milikku.

Aku akan menyingkirkamu.

Itu lah suara suara batin dari mereka yang ada meja makan bagaimana tidak menggemaskan dengan mata sayu Jay yang menatap makanan dan jangan lupa pacifier yang masih menyumpal mulut mungil nya.

"Plop...Sudah Beby kau boleh melanjutkan ngempengmu nanti saat di kamar sekarang makan dulu" dan lagi membuat mereka tercengang anak sulung/kakak pertama mereka berbicara panjang dan lembut benar benar sebuah keajaiban.

"Ekhemmm makan"Ucap tak terbantahkan Javier.

"Baby ingin makan apa"Jovan

"Hmmm pengen itu Abang"tunjuk Jay pada ikan bakar yang tersisa satu.

"Ishh ngga boleh itu punya Hani tau Abang. Abang Jay lain aja"ucap Hani padahal masih ada di piring nya satu paha ayam yang belum habis dan yah Hani ingin mencari masalah agar Jay terkena amukan sang Dady dan abangnya.

Rahang Jovan mengeras dia benar benar kesal pada bocah PPB itu saat Jovan ingin berbicara langsung tersela oleh Jay.

"Kalau begitu Jay ingin ini saja"Jay hendak mengambil ayam goreng tapi posisinya lumayan jauh dan dia tidak bisa menggapainya.

"Ini..."Abimana tersenyum penuh arti pada Jay dan itu membuat mereka terkejut Abimana yang jarang berekspresi memberikan senyumnya pada Jay.

"Ugh terimakasih Abang"Jay tersenyum berbinar. Jujur dia senang karna mendapat senyuman manis dari Kakak tertampan nya menurutnya.

"Ckk..."Jovan langsung membalikan posisi Jay menghadap ke arah nya dan langsung menatap tajam abim Jovan takut adik kesayangannya di popoli oleh si kulkas itu (tidak mengaca memang) karna Jovan mengerti tatapan abimana pada Jay. Abim yang di tatap hanya acuh saja.

Dan tanpa mereka ketahui ada seseorang yang mengepalkan tangan karna kesal dan merasa aneh pasalnya biasanya jay akan memaksa dan merengek tidak mau mengalah dan apa ini.

Jayden Novandra Lexam (Transmigrasi) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang