18.Tantrum

3.1K 158 0
                                    

             

.
.
.

"HUAAAAAA....mama-papa... jahat Huaaaa" tangis histeris Jay bocah mungil yang baru saja terbangun dari tidurnya meraba kepala nya yang di perban dan saat bercermin ia melihat rambutnya yang sudah berbeda dari sebelumnya dan itu membuat Jay tantrum nangis kejer karna potongannya tidak sesuai keinginan Jay sendiri, dan lagi mana dan papa nya tidak membangunkan nya untuk meminta ijin Jay kesal tentu saja.

Brak

Pintu terbuka tertampanglah jiya dengan muka paniknya langsung berlari dari dapur saat ia memasak mendengar amukan Jay.

"Jay baby ada apa nak"jiya menghampiri Jay yang sudah terduduk di depan cermin menangis.

"M-mama hiks kenapa POTONG RAMBUT JAYYY...J-jay ngga mau potong rambut Jay pengen rambut Jay panjang Jay ngga mau di potong HUAAAAAA" tangis kejer Jay Dangan kaki menendang nendang udara.

Jiya kelimpungan langsung mendekat hendak menggendong Jay namun Jay malah menjauh dan menangis semakin kencang (btw Jay tidur di kamar tamu karena samudra tidak sempat membawa Jay ke lantai atas ke kamarnya kamar Jay yang ada di rumah avalon depan kamar milik sang mama dan papa. Kamar mendiang anak sulung mereka).

"Jiya ada apa" samudra bergegas dari ruang kerjanya saat Reno memberi tahu Jay menangis histeris.

"Baby menangis karena rambutnya di potong mas"ujar jiya hendak mendekat dan membopong Jay tapi Jay malah membuat jiya terjengkang ke belakang dengan kaki mungil nya yang malah mendupak tubuh sang mama untung saja samudra dengan sigap menahan tubuh sang istri. Dan itu membuat samudra naik pitam.ingat samudra bukan tipikal orang yang kesabarannya setebal dompetnya.

"JAYDEN NOVANDRA LEXAM" bentak samudra refleks.
Dan itu berhasil mengejutkan Jay. Jay langsung berhenti menangis seketika melihat mama dan papanya dengan mata yang berair apa dia melakukan kesalahan sungguh dia benar benar tidak sengaja pikir Jay.

"Mas" jiya menatap sang suami tidak percaya apa yang dia lakukan pikirnya apa dia lupa bahwa Jay tidak bisa mendengar gertakan, memang Jay sudah sering di gretak bahkan hukuman tapi bagi jiya saat di kediaman Avalon Jay tidak boleh sampai merasakan itu jiya takut Jay membenci mereka dan membuat Jay merasa sendiri dan tidak ada lagi yang menyayanginya.

Dan mengapa jiya bisa tau itu karna memang jiya mempunyai pengawal untuk mengawasi Jay di rumah sang adik saat Javier membawa Jay paksa darinya dulu. Jiya tidak bisa melakukan apapun terlebih hubungannya dengan sang adik beberapa tahun terakhir ini cukup renggang.

Jiya langsung menggendong Jay ala koala mengelus punggung sempit itu mengucapkan kata kata penenang.jay Jay sendiri berhenti dan menatap kosong ke arah depan dengan air matanya yang tak berhenti lolos dari kedua kelopak mata Jay. Jiya langsung membawa Jay keluar kamar tapi sebelum itu dia sempat meminta samudra untuk menenangkan diri mengontrol emosinya baru ia bisa menemui Jay untuk meminta maaf dan di angguki samar oleh samudra dan pergi dari ruangan itu.

Jiya mendudukan dirinya di sofa dengan Jay di pangkuannya jiya tak henti-hentinya mengusap mengecup dan menenangkan Jay dengan kata kata penenangnya.
Jiya menangkap kedua pipi Jay dan mendongakkan kepala Jay untuk menatap matanya. Jay hanya pasrah sungguh tubuhnya terasa lemas sekarang. Dan dapat jiya lihat tatapan kosong Jay dengan air matanya yang tak berhenti turun jiya langsung mengecup kedua mata bulat itu.

Cup

Cup

"Mata jangan nakal liat baby Jay nya nangis terus kan" ujar jiya. Langsung memeluk Jay kembali.

Ceklek

Pintu utama terbuka dan tertampanglah seorang pemuda tampan dengan stelan baju basketnya.

"Baby" Samuel lumayan terkejut karna melihat bocah yang ia cari dan pertanyakan di sekolah karna tidak masuk sekolah  ada di dekapan mamanya.

Jay yang merasa mendengar suara yang sangat ia kenali langsung menengok ke belakang dan terlihatlah Samuel yang mendekat ke arahnya.

"Hiks....hiksss....Abang...hikss" tangis Jay lagi.
Merentangkan tangannya pada Samuel. El langsung membawa Jay ke gendongan nya menatap sang mama meminta penjelasan jiya yang merasa di tatap pun menjawab.

"Jay terjatuh kepalanya mengenai sisi meja ruangan di kantor papa dan tadi papa tidak sengaja membentak Jay" ujar jiya menghentikan ucapannya.

Samuel mengangkat satu alisnya.

"Hahhh nanti mama jelaskan sekarang kamu mandi gih Jay biar sama mama dulu" jiya menghela nafas mendekat untuk mengendong Jay namun Jay malah mengeratkan pelukannya pada sang Abang.

"No~~huaaa...hiks...p-engen sama Abang hikss...uhuk...uhuk...hikss.. Hoek.." Jay sedikit gumoh memuntahkan sedikit isi perutnya yang hanya mengeluarkan cairan susu yang ia minum beberapa waktu lalu. Itu membuat jiya dan El panik langsung menggendong Jay paksa berlari ke arah kamar mandi.

"Hiks...Hoek...Hoek...hikss m-mama hiks...kepala Jay sakit hiks" Jay memegangi kepalanya.

"Sudah hmmm... Sudah baby berhenti menangis lihat Jay jadi muntahkan sudah yah berhenti menangis" ujar jiya melangkahkan kakinya menuju kamarnya untuk memandikan Jay bukan mandi tapi hanya mengelap tubuh Jay karna suhu tubuh Jay hangat jiya sudah menebak itu pasti Jay akan demam nanti.(kalau ada yang nanya kemana El, El pergi ke kamarnya segara membersihkan diri dan menanyakan kepada papa nya perihal yang terjadi sampai membuat adik kecil nya seperti itu).

Setelah semuanya beres mulai dari mandi mengoleskan minyak telon, popok dan mengganti perban Jay. Setelah itu jiya langsung turun karna waktunya makan malam dengan di gendongan koalanya.

                         🧸🍓🧸🍓🧸

Di meja makan sudah ada Samuel dan samudra yang sudah menggunakan pakaian santai mereka. El yang hendak berdiri untuk mengambil alih sang adik urung karna sang papa sudah lebih dulu berdiri El sudah tau kejadian beberapa saat lalu kenapa papa nya membentak Jay dan Jay yang tak hentinya menangis.
Samudra mengambil alih Jay dari gendongan istrinya. Jay yang merasa ada yang mengambil alih tubuhnya mendongak mendapati sang papa yang menatapnya dalam. Jay seketika panik menengok ke arah jiya dan Samuel.

"A-abang hiks...mau Abang" rengek Jay terisak sungguh ia masih Takut pada papa nya mengingatkannya pada dadynya Javier yang sering menyiksa dan menggertaknya.

Samudra langsung duduk di meja makan dengan memangku Jay menghadapnya menangkap pipi bulat Jay yang kemerahan mengecup sayang hidung mungil nan mancung itu dan berkata

"Maaf kan papa baby hmm papa sungguh tidak bermaksud menggertak baby... Jay pasti kaget maaf papa minta maaf" ucap lembut samudra memeluk Jay erat mengecup rambut halus sang anak.

" Dan untuk rambut Jay papa dan mama sengaja melakukannya karna itu menutupi mata Jay dan Jay juga kan sedang luka nanti akan sulit saat akan mengobati luka Jay......, tapi percayalah Jay terlihat sangat tampan" ujar samudra memberikan pengertian pada Jay agar sang empu tidak marah lagi.

"Ughh benarkah Ade tampan" Jay mendongak menatap mata sang papa berbinar karna biasanya jay akan di bilang imut.

Samudra terkekeh dan mengangguk mengelus Surai kecoklatan milik Jay dan itu membuat senyum kecil dan manis terbit dari Samuel dan jiya melihat interaksi keduanya.





















"Ekhemm kalian keterlaluan"





Ehhh sapa tuhhhh🏃💙👋

Jayden Novandra Lexam (Transmigrasi) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang