IX. Bad

1K 226 223
                                    

Note : eror ges, maap rada telat. mc disini mengandung kekerasan, seperti baku hantam

▪️▪️▪️
(mc)
.

.

.

Darah mengalir dari luka tembak di kepala belakangnya. Peluru itu bersarang di dalam kepalanya, namun Jungsoo tidak tumbang sedikit pun. Pria itu malah tersenyum ke arah Taehyung dan mengangkat kedua tangannya, seolah takut melihat senapan yang dibawa Taehyung. Padahal ia sedang menantang Taehyung.

"Kita hanya manusia biasa yang sedikit... kebal?" Senyum Jungsoo makin lebar, nada bicaranya sengaja dimainkan untuk meledek Taehyung. "Kau meledak bersama mobilmu, tapi masih bisa selamat. Kau menembak kepalaku dan aku masih bisa berdiri."

Jungsoo mengedik. Tiba-tiba ia tertawa kecil seperti orang gila. "Kita sama... sama-sama buruk. Kau bahkan lebih buruk dariku, Hong."

Jungsoo langsung membungkuk ke arah Haerin yang terduduk di lantai.

"Akh⸻" pekik Haerin saat Jungsoo menjambak rambutnya dan memaksa kepalanya untuk menghadap ke Taehyung.

Jungsoo ikut menatap ke arah Taehyung dan mendekatkan mulutnya di dekat telinga Haerin. "Apa kau ingin tahu fakta menarik tentang calon suamimu?"

Taehyung diam, menatap mata Jungsoo dengan tajam. Sementara Haerin hanya bisa menangis sesenggukan karena takut El Diablo yang disembah Keluarga Jae membunuh Taehyung. Haerin tidak mau kehilangan Taehyung dengan cara seperti ini, karena ia akan dihantui rasa bersalah seumur hidupnya.

Jungsoo menguatkan jambakannya hingga Haerin meringis sakit. "Dia tidak sebaik apa yang kau pikirkan. Dia hanya pura-pura melindungimu. Dia hanya memanfaatkanmu untuk mempercepat masa transisinya." Lutut Jungsoo menekuk, ia berlutut di samping Haerin dan mengusap air mata wanita itu. "Kau mungkin berpikir, dia berada di pihakmu. Nyatanya, dia sedang membodohimu agar kau semakin terikat dan percaya padanya."

Jungsoo belum selesai bicara, ia melanjutkan ucapannya setelah menarik napasnya. "Iblis hanya mengutusnya untuk memberi kesenangan dan kepuasan sesaat. Kau hanya akan menjadi budaknya, bukan wanita yang dicintainya," bisiknya sambil menyeringai lebar.

Tanpa banyak bicara, Taehyung kembali mengangkat senapannya dan menargetkan kepala Jungsoo. Ia menarik dan melepas pelatuknya terus menerus, tanpa jeda sedetik pun. Bagaikan mesin yang gila, peluru itu mengenai wajah, leher, dan dada Jungsoo.

DOORR.

DOORR.

DOORR⸻

Reflek Haerin memejamkan matanya karena darah Jungsoo menciprat ke wajah dan masuk ke dalam matanya. Wanita itu juga berteriak keras sambil menutup kedua telinganya karena suara tembakan itu benar-benar menggema dan menyakiti telinganya.

Jungsoo masih bisa berdiri setelah kepalanya ditembak berkali-kali. Kepala dan tubuh Jungsoo sudah berlumuran darah. Pria itu nekat berjalan mendekati Taehyung tanpa peduli peluru-peluru yang menembus tubuhnya dan bersarang di kepalanya. Suara ringkikan Tagner mulai kalah dengan suara kelelawar yang berterbangan mengitari motel.

El Diablo yang disembah keluarga Jae disimbolkan dengan kelelawar merah. Jungsoo adalah putra emas, karena ia satu-satunya putra Keluarga Jae yang memiliki calon keturunan berdarah murni (sedarah). Jungsoo dalam perlindungan El Diablo-nya.

Taehyung tidak berhenti menembak dan terus mendengarkan suara ringkikkan Tagner yang berada di depan motel. Tidak ada ekspresi sedikit pun di wajahnya, kecuali matanya yang mengisyaratkan amarah dan dendam. Ia tidak berhenti menembak hingga Jungsoo berada di depannya.

Leodric's Ecstasy [M] ✔Where stories live. Discover now